1282 Rensi :Allah Memperhatikan

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan hari ini diambil dari:

*Ulangan 2:7 (TB)* Sebab TUHAN, Allahmu, memberkati engkau dalam segala pekerjaan tanganmu. Ia *memperhatikan* perjalananmu melalui padang gurun yang besar ini; keempat puluh tahun ini TUHAN, Allahmu, menyertai engkau, dan engkau tidak kekurangan apa pun.

Dengan tema:

*ALLAH MEMPERHATIKAN*

Saudaraku kekasih Kristus,
Seorang calon ibu tentu akan memperhatikan kesehatan dirinya  sebab dengan demikian ia mempersiapkan masa depan janin menjadi sosok yang sehat dan sempurna. Tak seorang ibu pun senang jika _baby_ nya lahir kurang sehat. Karena itu, dia pasti memperhatikan asupan gizinya dengan seksama. Itulah wujud kasih.

Demikian juga dengan Bapa di surga. Bapa memperhatikan tumbuh kembang jasmani rohani kita, Bapa mengawal sedemikian rupa sehingga kita tidak berkekurangan. Bapa menyertai perjalanan hidup kita dan memberkati setiap saat sebagaimana nenek moyang kita di padang gurun yang dipimpin-Nya dengan tiang awan dan tiang api-Nya. Kasih dan kemurahan kita peroleh sepanjang masa. Namun, seringkali kita masih _nggrundel_, _ngersulo_ jika apa yang diberikan-Nya tidak sesuai dengan keinginan atau kemauan kita.

Kondisi yang tidak jauh beda dengan nenek moyang kita, ‘kan? Bagaimana perjalanan nenek moyang kita di padang gurun? Bukankah saat sudah disiapkan _manna_, mereka masih menuntut yang lain yang lebih enak seperti ikan atau daging? Dan burung puyuh pun dikirimkan-Nya untuk memuaskan keinginan mereka. Nmun, apakah mereka berhenti mengeluh? Tidak!

Saudaraku, bukankah kita pun demikian? Bapa sangat memperhatikan kita, sebaliknya kita justru tidak pernah atau kurang memperhatikan kehendak Bapa!

*Keluaran 3:7 (TB)* Dan TUHAN berfirman: "Aku telah *memperhatikan* dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.

Semua kesengsaraan kita diperhatikan-Nya, seruan kita didengar-Nya, penderitaan kita pun diketahui-Nya. Ya, dari pihak Allah Sang Pencipta maha agung menciptakan kita dengan penuh tanggung jawab.
Kita tahu bahwa Allah begitu memperhatikan kita, maka saatnya kita pun harus bereaksi dan mereaksi dengan baik, dengan cara memperhatikan firman-Nya, perhatian-Nya, kasih-Nya, dan kehendak-Nya dalam hidup kita.

*2 Samuel 16:12 (TB)* Mungkin TUHAN akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan TUHAN membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini."

Kata *mungkin* pada firman di atas harus kita singkirkan dari pikiran kita dan kita ubah _mind set_ kita menjadi *pasti*.
Tuhan Bapa yang memperhatikan kesengsaraan kitalah yang akan *membalas yang baik* sebagai ganti kutukan, hinaan, celaan, nistaan orang terhadap kita. Kita akan diubahkan-Nya. Kutuk akan diubahkan-Nya menjadi berkat luar biasa. Amin.

Sebagai seorang guru, saya senang jika siswa memperhatikan penjelasan materi yang saya sajikan dengan serius. Sebaliknya, kepada yang tidak memperhatikan, guru seringkali jengkel, kecewa, dan bahkan adakalanya marah. Bila siswa memperhatikan penjelasan guru dengan penuh konsentrasi, mereka tentu akan memahami apa yang disampaikan dan pada saatnya dapat mengaplikasikan ilmunya dalam kehhidupan nyata.

Mari perhatikan sabda yang menyatakan bahwa *memperhatikan* firman Bapa itu lebih baik dan ketika kita setia, Allah pun setia! Hukum tabur tuai, _ngundhuh wohing pakarti_

*1 Samuel 15:22 (TB)* Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, *memperhatikan* lebih baik daripada lemak domba-domba jantan.

Coba kita berintrospeksi, bagaimana sikap kita saat mendengar sabda Bapa baik di _petuwen_, gereja, ataupun saat di persekutuan doa, sudahkah kita merespon dengan baik? Sudahkah kita memperhatikan dengan seksama petunjuk, petuah, pesan, _dhawuh_ karya nubuatan Roh Kudus itu dengan pikiran terfokus? Sudahkah kita menanggalkan keegoisan kita dengan menyangkal diri, membuang jauh-jauh kegamangan, ketidakpercayaan, bahkan segala akal budi kita?

Mari kita berjanji untuk berbenah diri agar semakin *memperhatikan* kehendak Bapa yang menciptakan kita dengan misi khusus penyelamatan dan damai sejahtera (baik untuk diri kita sendiri, keluarga kita, maupun lebih luas untuk sesama kita) ini.

Akhirnya, mari kita camkan dan laksanakan sabda penutup berikut:

*Ulangan 6:6 (TB)* Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau perhatikan.

Sambil berharap kuat kuasa Roh Kudus-Nya menyertai dan memberkati kita. Amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
31122017
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku