1264 Rensi: Nama Baik
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach,
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan hari ini diambil dari:
*Amsal 22:1 (TB)* Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.
Dengan tema:
*NAMA BAIK*
Saya pernah mendengar istilah, “Apalah arti sebuah nama”. Namun, ternyata faktanya sebelum si janin lahir, biasanya ortu berburu nama untuk calon bayinya.
Nama-nama tersebut, tentulah nama yang baik, nama yang enak didengar, dan indah. Tidak mungkin sejahat-jahatnya orang kemudian memberi nama bayinya: *_Cikrak, Got, Toilet, Kakus, dsb_*
Jika kita telusuri lewat _Google_ ternyata di Indonesia ada nama unik, misalnya _Tuhan, Nabi, Saiton, bahkan Etika Silit Asin_. Ada juga calon nama bayi yang ditawarkan, misalnya _Aileen Bobby_ artinya cahaya terang yang sangat brilian. _Aileen_ = cahaya terang (Irlandia, Yunani). _Bobby_ = sangat brilian (Inggris). _Alana Nismara Alvredo_ = laki-laki damai , penuh ketenangan, agung, dan bijaksana, dan lain-lain. Ini adalah contoh-contoh nama ketika saya _Googling_ .
Sementara itu, nama yang dianugerahkan Tuhan Yesus melalui karya Rohul Kudus kepada putra kedua kami adalah _Nikolas_ artinya semoga menjadi satria. Dan si bungsu _Obed Trinurcahyo_ artinya putra ketiga yang bercahaya-cahaya dan hendak dipakai-Nya.
Pada firman *Amsal 22:1a* di atas dikatakan bahwa: _Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar_.
Artinya, betapa *nama baik* itu lebih penting daripada harta dunia. Tentu saja kita paham apa yang dimaksud _nama baik_ yang bukan sekadar nama yang indah didengar, yang kata-katanya puitis, unik, dan disukai banyak orang. Namun, lebih ke arah makna gramatikal, yakni ke arah sikap, sifat, perilaku yang baik sebagaimana diteladankan oleh Tuhan Yesus, lebih ke arah _prestise_.
Yakni, tutur kata, sikap, dan sifat yang mencerminkan kemuliaan Bapa, yang dimanifestasikan ke dalam perilaku sesehari. Perilaku yang menghasilkan buah-buah roh yang manis sehingga menyukakaan hati Tuhan Yesus dan sesama. Bukan nama yang digunakan oleh seseorang yang menghasilkan buah-buah kedagingan semata.
Bahkan pada sabda Bapa yang tertuang di
*Pengkhotbah 7:1a (TB)* _Nama yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal_
Dikatakan bahwa _nama yang harum lebih baik daripada minyak mahal_. Sepintas terngiang penggal lagu _Ibu Kita Kartini, putri sejati, putri Indonesia harum namanya_. Jika Ibu R.A. Kartini yang mungkin tidak mengenal Tuhan Yesus saja dikatakan _namanya harum_ karena jasa yang dilakukan untuk negara, kita pun syogyanya harus memiliki *jasa terhadap sesama* walau sekecil ujung kuku.
Itulah sebabnya, dengan sangat bijak Tuhan Yesus mengimbau agar kita peduli terhadap sesama kita melalui program proyek kasih. Masih pula terngiang di telinga pesan Roh Kudus bahwa jika berulang tahun, sebaiknya kita memberikan (setidaknya) sebungkus nasi kepada mereka yang kurang beruntung. *Jasa* yang sebenarnya hanya _sangat sepele_ namun Bapa berkenan, dan hati Bapa akan tersentuh melihat pekerjaan kecil kita.
Kita memang tidak ingin dikenang sebagai *pahlawan* secara spektakuler, namun paling tidak kita harus pernah membantu seseorang entah melalui apa pun yang bisa kita lakukan sehingga *hidup ini sudah menjadi berkat*.
Bapa mengenal siapa kita dan apa yang kita lakukan sesehari sebagaimana sabda-Nya pada:
*Ibrani 4:13 (TB)* _Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab_.
Untuk itulah, kita harus senantiasa memohon agar dimampukan-Nya melaksanakan kehendak-Nya ini. Dengan demikian, kita beroleh *nama baik* dan membawa *nama baik* dan *nama mulia-Nya*
*Mazmur 8: 2 (TB)* _Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan_.
Karena sebenarnya hidup kita ini hanyalah karena kasih karunia-Nya semata. Betapa Bapa mengasihi dan mengasihani kita sehingga kita masih diizinkan-Nya untuk tinggal di dunia ini dengan maksud untuk menyukakan hati-Nya dan melaksanakan tugas-Nya sebagai kepanjangan tangan-Nya.
*Yesaya 48:9 (TB)* _Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau_.
Tuhan Yesus memberkati,amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
22122017
Ninik SR
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan hari ini diambil dari:
*Amsal 22:1 (TB)* Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik daripada perak dan emas.
Dengan tema:
*NAMA BAIK*
Saya pernah mendengar istilah, “Apalah arti sebuah nama”. Namun, ternyata faktanya sebelum si janin lahir, biasanya ortu berburu nama untuk calon bayinya.
Nama-nama tersebut, tentulah nama yang baik, nama yang enak didengar, dan indah. Tidak mungkin sejahat-jahatnya orang kemudian memberi nama bayinya: *_Cikrak, Got, Toilet, Kakus, dsb_*
Jika kita telusuri lewat _Google_ ternyata di Indonesia ada nama unik, misalnya _Tuhan, Nabi, Saiton, bahkan Etika Silit Asin_. Ada juga calon nama bayi yang ditawarkan, misalnya _Aileen Bobby_ artinya cahaya terang yang sangat brilian. _Aileen_ = cahaya terang (Irlandia, Yunani). _Bobby_ = sangat brilian (Inggris). _Alana Nismara Alvredo_ = laki-laki damai , penuh ketenangan, agung, dan bijaksana, dan lain-lain. Ini adalah contoh-contoh nama ketika saya _Googling_ .
Sementara itu, nama yang dianugerahkan Tuhan Yesus melalui karya Rohul Kudus kepada putra kedua kami adalah _Nikolas_ artinya semoga menjadi satria. Dan si bungsu _Obed Trinurcahyo_ artinya putra ketiga yang bercahaya-cahaya dan hendak dipakai-Nya.
Pada firman *Amsal 22:1a* di atas dikatakan bahwa: _Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar_.
Artinya, betapa *nama baik* itu lebih penting daripada harta dunia. Tentu saja kita paham apa yang dimaksud _nama baik_ yang bukan sekadar nama yang indah didengar, yang kata-katanya puitis, unik, dan disukai banyak orang. Namun, lebih ke arah makna gramatikal, yakni ke arah sikap, sifat, perilaku yang baik sebagaimana diteladankan oleh Tuhan Yesus, lebih ke arah _prestise_.
Yakni, tutur kata, sikap, dan sifat yang mencerminkan kemuliaan Bapa, yang dimanifestasikan ke dalam perilaku sesehari. Perilaku yang menghasilkan buah-buah roh yang manis sehingga menyukakaan hati Tuhan Yesus dan sesama. Bukan nama yang digunakan oleh seseorang yang menghasilkan buah-buah kedagingan semata.
Bahkan pada sabda Bapa yang tertuang di
*Pengkhotbah 7:1a (TB)* _Nama yang harum lebih baik daripada minyak yang mahal_
Dikatakan bahwa _nama yang harum lebih baik daripada minyak mahal_. Sepintas terngiang penggal lagu _Ibu Kita Kartini, putri sejati, putri Indonesia harum namanya_. Jika Ibu R.A. Kartini yang mungkin tidak mengenal Tuhan Yesus saja dikatakan _namanya harum_ karena jasa yang dilakukan untuk negara, kita pun syogyanya harus memiliki *jasa terhadap sesama* walau sekecil ujung kuku.
Itulah sebabnya, dengan sangat bijak Tuhan Yesus mengimbau agar kita peduli terhadap sesama kita melalui program proyek kasih. Masih pula terngiang di telinga pesan Roh Kudus bahwa jika berulang tahun, sebaiknya kita memberikan (setidaknya) sebungkus nasi kepada mereka yang kurang beruntung. *Jasa* yang sebenarnya hanya _sangat sepele_ namun Bapa berkenan, dan hati Bapa akan tersentuh melihat pekerjaan kecil kita.
Kita memang tidak ingin dikenang sebagai *pahlawan* secara spektakuler, namun paling tidak kita harus pernah membantu seseorang entah melalui apa pun yang bisa kita lakukan sehingga *hidup ini sudah menjadi berkat*.
Bapa mengenal siapa kita dan apa yang kita lakukan sesehari sebagaimana sabda-Nya pada:
*Ibrani 4:13 (TB)* _Dan tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab_.
Untuk itulah, kita harus senantiasa memohon agar dimampukan-Nya melaksanakan kehendak-Nya ini. Dengan demikian, kita beroleh *nama baik* dan membawa *nama baik* dan *nama mulia-Nya*
*Mazmur 8: 2 (TB)* _Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi! Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan_.
Karena sebenarnya hidup kita ini hanyalah karena kasih karunia-Nya semata. Betapa Bapa mengasihi dan mengasihani kita sehingga kita masih diizinkan-Nya untuk tinggal di dunia ini dengan maksud untuk menyukakan hati-Nya dan melaksanakan tugas-Nya sebagai kepanjangan tangan-Nya.
*Yesaya 48:9 (TB)* _Oleh karena nama-Ku Aku menahan amarah-Ku dan oleh karena kemasyhuran-Ku Aku mengasihani engkau, sehingga Aku tidak melenyapkan engkau_.
Tuhan Yesus memberkati,amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
22122017
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar