1258 Rensi: Tentang Suara
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.Renungan siang ini didasarkan pada:
*1 Samuel 15:22* (TB) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan.
Dengan tema:
*TENTANG SUARA*
Dengan adanya suara, dunia ini tidak sepi. Ada suara-suara yang nyaman didengar, seperti kicau burung yang merdu, suara emas penyanyi yang memesona, gemericik air yang menentramkan, dan sebagainya. Namun, ada juga yang sebaliknya. Suara petir yang menggelegar, gemuruh ombak, hingga suara tembakan atau bom yang mengerikan. Tentu saja, kita suka akan suara yang lembut, merdu, dan enak didengar.
Membahas masalah _suara_ dalam hal ini suara manusia, berkaitan dengan dua hal, yakni sumber dan penerima suara.
Baik sumber maupun penerima, keduanya harus sama-sama aktif responsif. Jika salah satu tidak berfungsi, tentu tujuan tidak tersampaikan dengan baik.
Misalnya, jika penerima suara sedang dalam kondisi pendengaran terganggu, suara yang diterima tidak akan maksimal. Jika yang diajak berbicara diam tanpa respon, di dalam hati kita akan timbul pertanyaan, apakah dia paham, setuju, tidak setuju, marah, atau bahkan mungkin tidak mendengar kata-kata kita.
Seperti saat pakaryan, seringkali Tuhan Yesus bertanya kepada kita, dan jika kita tidak merespon dengan baik, Tuhan Yesus akan kecewa, mengulang lagi pertanyaan yang sama hingga kita kompak menjawab.
Pada *1 Samuel 15:22* ternyata *mendengarkan suara Tuhan itu lebih baik daripada korban sembelihan*.
Apalagi memperhatikan dan melakukannya! Bahkan, jika kita mau mendengar suara Tuhan, *keadaan kita akan baik* dan *nyawa kita terpelihara*.
*Yeremia 38:20b* (TB) Dengarkanlah suara TUHAN dalam hal apa yang kukatakan kepadamu, maka keadaanmu akan baik dan nyawamu akan terpelihara.
Jika ditanya orang, “Apa kabar? Bagaimana keadaanmu?” Kita bisa menjawab, “Baik-baik!” baik dari segi jasmani maupun rohani benar-benar terjadi ternyata dengan mendengarkan suara Tuhan.
Selain itu, bukankah jika ditanya, “Harta atau nyawa?” oleh perampok, perompak, atau penjahat, kita akan menjawab memilih nyawa daripada harta. Keselamatan nyawa itu yang terpenting. Harta kita habis dijarah penjahat pun kita masih bisa mengatakan _beruntung asal kita masih hidup_ sebab dengan demikian kita masih bisa mencarinya lagi.
Demikian juga untuk segi rohani. Lebih baik mempertahankan nyawa atau rohani daripada harta duniawi sebagaimana firman pada :
*Markus 8:36* (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
Memelihara nyawa berdasarkan firman pada *Yeremia 38:20b* ternyata dengan mendengarkan suara Tuhan yang dapat dilakukan dengan B 3 (Berdoa, Bermazmur, Beribadah) atau P3 (Pandonga, Pamuji, Pangabekti) di gereja, di persekutuan doa, bahkan di dalam rumah tangga. Dengan demikian kita beroleh hidup karena Sabda Tuhan yang adalah Tuhan pribadi itu merupakan jalan, kebenaran, dan hidup.
*Yohanes 14:6* (TB) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Itu tadi tentang sumber suara dari Tuhan Yesus. Bagaimana dengan suara kita? Apakah suara permohonan kita didengar-Nya?
*Mazmur 28:2, 6* (TB) Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus.
Terpujilah TUHAN, karena Ia telah mendengar suara permohonanku.
Bagaimana agar lirik lagu berikut kita rasakan dan nikmati?
*”Hati Yesus tersentuh dengar doaku, air mata-Nya tumpah memandangku. Dia ‘kan tolong taktunda sampai esok hari. Dia kan buka jalan bagiku. Tangan-Nya pegang erat tanganku, cinta-Nya penuhi hidupku. Memelukku, lindungiku, tangan Yesus setia menjagaku*”
Jawabannya adalah pada sabda berikut:
*Yohanes 15:4* (TB) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Saudara kekasih Kristus, akhirnya mari kita melaksanakan firman di atas dengan mengingat :
*Ibrani 4:7* (TB) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: *"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"*
Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
1912
Ninik SR
*1 Samuel 15:22* (TB) Tetapi jawab Samuel: "Apakah TUHAN itu berkenan kepada korban bakaran dan korban sembelihan sama seperti kepada mendengarkan suara TUHAN? Sesungguhnya, mendengarkan lebih baik daripada korban sembelihan, memperhatikan lebih baik daripada lemak domba-domba jantan.
Dengan tema:
*TENTANG SUARA*
Dengan adanya suara, dunia ini tidak sepi. Ada suara-suara yang nyaman didengar, seperti kicau burung yang merdu, suara emas penyanyi yang memesona, gemericik air yang menentramkan, dan sebagainya. Namun, ada juga yang sebaliknya. Suara petir yang menggelegar, gemuruh ombak, hingga suara tembakan atau bom yang mengerikan. Tentu saja, kita suka akan suara yang lembut, merdu, dan enak didengar.
Membahas masalah _suara_ dalam hal ini suara manusia, berkaitan dengan dua hal, yakni sumber dan penerima suara.
Baik sumber maupun penerima, keduanya harus sama-sama aktif responsif. Jika salah satu tidak berfungsi, tentu tujuan tidak tersampaikan dengan baik.
Misalnya, jika penerima suara sedang dalam kondisi pendengaran terganggu, suara yang diterima tidak akan maksimal. Jika yang diajak berbicara diam tanpa respon, di dalam hati kita akan timbul pertanyaan, apakah dia paham, setuju, tidak setuju, marah, atau bahkan mungkin tidak mendengar kata-kata kita.
Seperti saat pakaryan, seringkali Tuhan Yesus bertanya kepada kita, dan jika kita tidak merespon dengan baik, Tuhan Yesus akan kecewa, mengulang lagi pertanyaan yang sama hingga kita kompak menjawab.
Pada *1 Samuel 15:22* ternyata *mendengarkan suara Tuhan itu lebih baik daripada korban sembelihan*.
Apalagi memperhatikan dan melakukannya! Bahkan, jika kita mau mendengar suara Tuhan, *keadaan kita akan baik* dan *nyawa kita terpelihara*.
*Yeremia 38:20b* (TB) Dengarkanlah suara TUHAN dalam hal apa yang kukatakan kepadamu, maka keadaanmu akan baik dan nyawamu akan terpelihara.
Jika ditanya orang, “Apa kabar? Bagaimana keadaanmu?” Kita bisa menjawab, “Baik-baik!” baik dari segi jasmani maupun rohani benar-benar terjadi ternyata dengan mendengarkan suara Tuhan.
Selain itu, bukankah jika ditanya, “Harta atau nyawa?” oleh perampok, perompak, atau penjahat, kita akan menjawab memilih nyawa daripada harta. Keselamatan nyawa itu yang terpenting. Harta kita habis dijarah penjahat pun kita masih bisa mengatakan _beruntung asal kita masih hidup_ sebab dengan demikian kita masih bisa mencarinya lagi.
Demikian juga untuk segi rohani. Lebih baik mempertahankan nyawa atau rohani daripada harta duniawi sebagaimana firman pada :
*Markus 8:36* (TB) Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
Memelihara nyawa berdasarkan firman pada *Yeremia 38:20b* ternyata dengan mendengarkan suara Tuhan yang dapat dilakukan dengan B 3 (Berdoa, Bermazmur, Beribadah) atau P3 (Pandonga, Pamuji, Pangabekti) di gereja, di persekutuan doa, bahkan di dalam rumah tangga. Dengan demikian kita beroleh hidup karena Sabda Tuhan yang adalah Tuhan pribadi itu merupakan jalan, kebenaran, dan hidup.
*Yohanes 14:6* (TB) Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Itu tadi tentang sumber suara dari Tuhan Yesus. Bagaimana dengan suara kita? Apakah suara permohonan kita didengar-Nya?
*Mazmur 28:2, 6* (TB) Dengarkanlah suara permohonanku, apabila aku berteriak kepada-Mu minta tolong, dan mengangkat tanganku ke arah tempat-Mu yang maha kudus.
Terpujilah TUHAN, karena Ia telah mendengar suara permohonanku.
Bagaimana agar lirik lagu berikut kita rasakan dan nikmati?
*”Hati Yesus tersentuh dengar doaku, air mata-Nya tumpah memandangku. Dia ‘kan tolong taktunda sampai esok hari. Dia kan buka jalan bagiku. Tangan-Nya pegang erat tanganku, cinta-Nya penuhi hidupku. Memelukku, lindungiku, tangan Yesus setia menjagaku*”
Jawabannya adalah pada sabda berikut:
*Yohanes 15:4* (TB) Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.
Saudara kekasih Kristus, akhirnya mari kita melaksanakan firman di atas dengan mengingat :
*Ibrani 4:7* (TB) Sebab itu Ia menetapkan pula suatu hari, yaitu "hari ini", ketika Ia setelah sekian lama berfirman dengan perantaraan Daud seperti dikatakan di atas: *"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!"*
Tuhan Yesus memberkati. Amin
*PD AUTOPIA MALANG*
1912
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar