1257 Regi: Menyambut Kedatangan Yesus
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan pagi ini dengan tema:
*MENYAMBUT KEDATANGAN YESUS*
Firman yang menjadi dasar diambil dari
*Matius 3:2 (TB) "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"*
Saudaraku dalam Tuhan Yesus, sebentar lagi kita menyambut hari Natal untuk memperingati kelahiran Tuhan Yesus, untuk itu apa yang perlu kita siapkan? Baju baru, jajan yang enak lezat, atau apa lagi yang membuat suasana penuh sukacita.
Ternyata oleh Yohanes pembaptis dalam menyambut kelahiran Tuhan Yesus, disamakan seperti datangnya kerajaan sorga, ia menyerukan bukan untuk menyiapkan kebutuhan sifat jasmani, tetapi *pertobatan rohani*.
Pada dasarnya semua orang membutuhkan pertobatan, baik orang yang ikut Tuhan Yesus sejak kecil, maupun orang baru mengikut Tuhan Yesus, sebab kehidupan manusia banyak yang memang tidak benar hidupnya dihadapan Tuhan Allah.
Mari kita baca
*Roma 7:19 (TB) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat*
Paulus merasakan dalam perjuangan hidup sudah menurut Firman ,tapi gagal sebab justru yang dilakukan bukan yang baik tapi yang jahat dan yang bertentangan dengan Firman. Karena itu jangan ada orang yang boleh merasa lebih saleh, lebih suci, lebih baik dari yang lain.
Sebab Roma 3:23 *Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah*
Kalau begitu bagaimana kita dapat bertobat seperti yang Tuhan Yesus kehendaki, mari kita baca
*Lukas15:11-32*
Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan anak yang hilang, ketika sibungsu meminta bagian harta dari hak nya, kemudian hartanya dihabiskan untuk hidup berfoya foya, akhirnya ia jatuh miskin, begitu miskinnya ia harus makan makanan babi. Si bungsu lantas sadar, ia menyesali segala tindakannya yang salah, dan ia memutuskan untul kembali kepada ayahnya.
*Menyadari, menyesali dan berbalik, itulah proses pertobatan.* Seseorang belum bisa dikatakan bertobat kalau ia hanya menyadari dosa dan kesalahannya saja. Tapi ia juga harus menyesali, tidak jarang orang hanya sampai pada menyadari perbuatan yang keliru, tetapi ia tidak pernah menyesalinya. Padahal kesadaran tanpa diikuti penyesalan tidak akan ada artinya.
Akan tetapi, setelah menyesal pun belum cukup, ia harus mengambil sikap untuk berbalik dari hidupnya yang lama. Menyadari, menyesali, tetap berlaku tetapi bila masih hidup dengan cara yang lama, belum bisa dikatakan bertobat. Lihat Paulus
*Kisah Rasul 9:1-19a* dan sibungsu, ia menyadari telah melakukan kesalahan fatal, lalu ia menyesali dan berbalik kerumah ayahnya dengan tidak malu.
Bagaimana sikap ayahnya? Memarahi dan mengusirnya? TIdak. Dari jauh ketika ia melihat anaknya, hatinya tergerak oleh belas kasihan. Ia pun berlari mendapatkan anaknya itu, memeluk dan mencium katanya dengan sukacita *anakku yang hilang telah kembali*
Begitu juga Allah kita, IA dengan penuh sukacita menerima kembali orang yang sungguh-sungguh mau bertobat dan berbalik dari dosanya.
Mari kita koreksi diri, mungkin kita mirip sibungsu yang sudah menghabiskan *MILIK* yang dipercayakan pada kita, atau mungkin kita seperti SAULUS yang menyakiti hati Yesus, Jadi, tunggu apa lagi?
Sebagaimana difirmankan dalam
Ibrani 4 :7 *"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara Nya, Jangan keraskan hatimu"*
Selamat menyiapkan peringatan hari kelahiran Yesus Kristus.
Tuhan Yesus memberkati, AMIN.
*PD AUTOPIA MALANG*
1
Eddy Mulyono
*MENYAMBUT KEDATANGAN YESUS*
Firman yang menjadi dasar diambil dari
*Matius 3:2 (TB) "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"*
Saudaraku dalam Tuhan Yesus, sebentar lagi kita menyambut hari Natal untuk memperingati kelahiran Tuhan Yesus, untuk itu apa yang perlu kita siapkan? Baju baru, jajan yang enak lezat, atau apa lagi yang membuat suasana penuh sukacita.
Ternyata oleh Yohanes pembaptis dalam menyambut kelahiran Tuhan Yesus, disamakan seperti datangnya kerajaan sorga, ia menyerukan bukan untuk menyiapkan kebutuhan sifat jasmani, tetapi *pertobatan rohani*.
Pada dasarnya semua orang membutuhkan pertobatan, baik orang yang ikut Tuhan Yesus sejak kecil, maupun orang baru mengikut Tuhan Yesus, sebab kehidupan manusia banyak yang memang tidak benar hidupnya dihadapan Tuhan Allah.
Mari kita baca
*Roma 7:19 (TB) Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat*
Paulus merasakan dalam perjuangan hidup sudah menurut Firman ,tapi gagal sebab justru yang dilakukan bukan yang baik tapi yang jahat dan yang bertentangan dengan Firman. Karena itu jangan ada orang yang boleh merasa lebih saleh, lebih suci, lebih baik dari yang lain.
Sebab Roma 3:23 *Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah*
Kalau begitu bagaimana kita dapat bertobat seperti yang Tuhan Yesus kehendaki, mari kita baca
*Lukas15:11-32*
Tuhan Yesus menceritakan perumpamaan anak yang hilang, ketika sibungsu meminta bagian harta dari hak nya, kemudian hartanya dihabiskan untuk hidup berfoya foya, akhirnya ia jatuh miskin, begitu miskinnya ia harus makan makanan babi. Si bungsu lantas sadar, ia menyesali segala tindakannya yang salah, dan ia memutuskan untul kembali kepada ayahnya.
*Menyadari, menyesali dan berbalik, itulah proses pertobatan.* Seseorang belum bisa dikatakan bertobat kalau ia hanya menyadari dosa dan kesalahannya saja. Tapi ia juga harus menyesali, tidak jarang orang hanya sampai pada menyadari perbuatan yang keliru, tetapi ia tidak pernah menyesalinya. Padahal kesadaran tanpa diikuti penyesalan tidak akan ada artinya.
Akan tetapi, setelah menyesal pun belum cukup, ia harus mengambil sikap untuk berbalik dari hidupnya yang lama. Menyadari, menyesali, tetap berlaku tetapi bila masih hidup dengan cara yang lama, belum bisa dikatakan bertobat. Lihat Paulus
*Kisah Rasul 9:1-19a* dan sibungsu, ia menyadari telah melakukan kesalahan fatal, lalu ia menyesali dan berbalik kerumah ayahnya dengan tidak malu.
Bagaimana sikap ayahnya? Memarahi dan mengusirnya? TIdak. Dari jauh ketika ia melihat anaknya, hatinya tergerak oleh belas kasihan. Ia pun berlari mendapatkan anaknya itu, memeluk dan mencium katanya dengan sukacita *anakku yang hilang telah kembali*
Begitu juga Allah kita, IA dengan penuh sukacita menerima kembali orang yang sungguh-sungguh mau bertobat dan berbalik dari dosanya.
Mari kita koreksi diri, mungkin kita mirip sibungsu yang sudah menghabiskan *MILIK* yang dipercayakan pada kita, atau mungkin kita seperti SAULUS yang menyakiti hati Yesus, Jadi, tunggu apa lagi?
Sebagaimana difirmankan dalam
Ibrani 4 :7 *"Pada hari ini, jika kamu mendengar suara Nya, Jangan keraskan hatimu"*
Selamat menyiapkan peringatan hari kelahiran Yesus Kristus.
Tuhan Yesus memberkati, AMIN.
*PD AUTOPIA MALANG*
1
Eddy Mulyono
Komentar
Posting Komentar