1278 Rensi: Firman yang Sarat Pesan

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang ini diambil dari:

*Mazmur 119:105, 130 (TB)* Firman-Mu itu *pelita bagi kakiku* dan *terang bagi jalanku*. Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi *terang*, memberi *pengertian* kepada orang-orang bodoh.

Dengan tema:

*FIRMAN YANG SARAT PESAN*

Kita sudah biasa mengalami pemadaman lampu PLN karena suatu hal dan tentu saja merasa tidak nyaman alias _sumpek_.
Gelap bisa membuat kita celaka, misalnya saja saat berjalan bisa menabrak sana-sini. Bahkan, seseorang yang takut pada kegelapan akan menyebabkan panik, histeris, hingga _stress_ berat. Pada saat itu kita sangat membutuhkan cahaya. Yang pertama kita ingat adalah senter, korek api, lilin, atau lampu _emergency_.  Setelah ada cahaya walau sedikit, kita pun mampu melihat sekeliling kita dengan baik.

Demikian pula yang terjadi dengan jiwa kita. Tanpa firman Allah yang menerangi jiwa kita, kita akan merasakan kegelapan. Padahal, gelap itu simbol ketidakbaikan, misalnya pada frasa gelap hati, mata gelap, masa depan gelap, selalu saja memiliki konotasi yang kurang baik, bukan? 

Firman Tuhan yang menjadi pelita bagi kakiku, artinya dengan firman Allah itu kita bisa mengetahui hal-hal baik, hal-hal buruk, mana yang harus kita lakukan, atau sebaliknya mana yang harus kita tinggalkan. Misalnya saja pesan agar kita tidak menyimpang, tetapi mendengarkan sabda-Nya pada:

*Amsal 5:7 (TB)* Sebab itu, hai anak-anak, dengarkanlah aku, janganlah kamu menyimpang daripada perkataan mulutku.

Namun, Bapa tahu bahwa tidak ada seorang pun yang menuruti Sabda-Nya ini. mari kita baca pada

*Mazmur 14:2-3 (TB)* TUHAN memandang ke bawah dari sorga kepada anak-anak manusia untuk melihat, *apakah ada yang berakal budi dan yang mencari Allah*. Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.

Ditegaskan ulang pada:

*Roma 3:10-12 (TB)* seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.

Semua telah menyimpang, menyeleweng, dan tidak ada satu pun yang benar di hadapan-Nya. Tidak ada seorang pun yang berakal budi (alias bodoh, tidak pintar), semuanya tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik. Tidak ada yang pandai, yang berpengalaman. Semuanya telah *bejat*.

Jujur jika kita dikata-katai sebagai orang _bodoh, bejat, tidak berguna_ oleh orang lain, tentu kita akan tersinggung hingga marah. Namun, saat Bapa menyebut kita demikian melalui firman kudus-Nya ini, kita merasakan hal itu memang benar, bukan?
Fakta! Ya, kita menyadari memang kita ini tidak berakal budi dan tidak mencari Allah. Buktinya? Banyak! Bukankah jika ada dua kesempatan berbarengan antara reuni dengan kebaktian, kita masih memilih reuni?
Kita belum menomorsatukan kepentingan yang berkaitan dengan Allah Bapa. Kita sungguh-sungguh tidak mencari Allah, sekaligus tidak berguna!

Karena itu, pesan berikutnya disingkapkan agar kita membuang kebodohan supaya kita beroleh hidup dengan makan roti *kehidupan* yakni pada:

*Amsal 9:4-6 (TB)* "Siapa yang tak berpengalaman, singgahlah ke mari"; dan kepada yang tidak berakal budi katanya: "Marilah, makanlah rotiku, dan minumlah anggur yang telah kucampur; buanglah kebodohan, maka kamu akan hidup, dan ikutilah jalan pengertian."

Sabda-sabda-Nya di Autopia saya rasakan secara pribadi *tersingkap* dengan sangat hebat. Yang semula tidak saya pahami, ternyata menjadi jelas, _gamblang_, _cetho welo-welo_ dan dengan kuasa-Nya kita dimampukan mencari Allah dengan mengesampingkan urusan duniawi dan mendahulukan kepentingan ibadah. Ada rasa takut yang _wedi asih_ sehingga kita boleh menikmati penggal lagu _iring jalan Yesus, jalan dalam trang, jalan dalam trang_, dan _kulo ndherek Gusti, dhateng pundi-pundi_ tanpa lelah.

Haleluya. Tuhan Yesus memberkati.

*PD AUTOPIA MALANG*
29122017
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR