1259 Regi: Kesederhanaan Natal
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Regi hari ini bertemakan:
*Kesederhanaan Natal*
Dasar firmannya dari:
*Roma 1:3-4 (TB)* tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita
Jika kita simak Surat Rasul Paulus di atas, maka ada tiga kelompok kata kunci.
Pertama: *menurut daging*,
kedua: *Roh kekudusan*; dan
ketiga: *yang berkuasa*.
Rasul Paulus melalui surat ini ingin menekankan bahwa Yesus merupakan keturunan Daud, sebagaimana nubuat Nabi Yesaya:
*Yesaya 9:6-7 (BIMK)* (9-5) Seorang anak telah lahir bagi kita; kita dianugerahi seorang putra. Ia akan menjadi pemimpin kita. *Ia dinamakan: "Penasihat Bijaksana", "Allah Perkasa", "Bapak Kekal", "Raja Damai".*
(9-6) *Ia memerintah sebagai raja keturunan Daud, kekuasaannya sangat besar*. Negerinya selalu damai sejahtera; pemerintahannya didasarkan atas hukum dan keadilan sekarang dan selama-lamanya. TUHAN Yang Mahakuasa pasti melaksanakannya.
Lebih jauh kehidupan Yesus dalam daging mengalami berbagai penderitaan yang sangat berat, bahkan digambarkan pergumulan-Nya hingga berpeluh darah:
*Lukas 22:44 (TB* Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. *Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.*
Berikutnya, Rasul Paulus menekankan bahwa setelah kehidupan daging Yesus dilalui, IA melalui kematian-Nya di kayu salib, maka beralih kepada *kehidupan kekudusan* dan *diakhiri dengan kehidupan penuh kuasa*.
Karenanya, dalam setiap menyongsong kelahiran Yesus, janganlah kita fokuskan kepada perayaan Natal secara alamiah; namun arahkan hati dan jiwa kita terhadap penderitaan akan kehidupan Yesus dalam daging. Kemudian, setelah keberhasilan-Nya menjalankan kehendak Bapa melalui kematian di kayu salib, barulah kita menyaksikan kekudusan dan kuasa-Nya.
Banyak orang yang terkecoh dan menganggap bahwa Yesus adalah manusia biasa hingga menderita seberat itu, nasib-Nya sejelek itu, kematian-Nya sekonyol itu.
Di situlah Rasul Paulus ingin memerangi pendapat yang salah dengan menggabungkan kenyataan bahwa setelah menderita badani,Yesus menerima kekudusan dan kuasa-Nya yang rohaniah yang tak terhingga, bahkan ditegaskan hanya kepada Yesus diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi *Matius 28:18*.
Marilah kita sambut peringatan kedatangan Kristus dengan hikmat dan dengan *penuh pengertian bahwa kehadiran-Nya dalam daging di dunia hanyalah untuk menderita memberikan teladan bagi kita*, bahwa *hidup adalah Kristus (penderitaan)*, sebaliknya *mati adalah keuntungan* *(Filipi 1: 21)*.
Kematian akan dosa dan kematian akan pelanggaran kita membawa *keuntungan yang besar*, terutama kelak pada saat kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan kita Yesus Kristus pribadi.
*Selamat merayakan Natal dengan kesederhanaan sebagai peringatan akan penderitaan Kristus di dunia, sebelum Yesus menerima kemulian-Nya. Immanuel*
*PD AUTOPIA MALANG*
20122017
Gunawan Wibisono
Regi hari ini bertemakan:
*Kesederhanaan Natal*
Dasar firmannya dari:
*Roma 1:3-4 (TB)* tentang Anak-Nya, yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita
Jika kita simak Surat Rasul Paulus di atas, maka ada tiga kelompok kata kunci.
Pertama: *menurut daging*,
kedua: *Roh kekudusan*; dan
ketiga: *yang berkuasa*.
Rasul Paulus melalui surat ini ingin menekankan bahwa Yesus merupakan keturunan Daud, sebagaimana nubuat Nabi Yesaya:
*Yesaya 9:6-7 (BIMK)* (9-5) Seorang anak telah lahir bagi kita; kita dianugerahi seorang putra. Ia akan menjadi pemimpin kita. *Ia dinamakan: "Penasihat Bijaksana", "Allah Perkasa", "Bapak Kekal", "Raja Damai".*
(9-6) *Ia memerintah sebagai raja keturunan Daud, kekuasaannya sangat besar*. Negerinya selalu damai sejahtera; pemerintahannya didasarkan atas hukum dan keadilan sekarang dan selama-lamanya. TUHAN Yang Mahakuasa pasti melaksanakannya.
Lebih jauh kehidupan Yesus dalam daging mengalami berbagai penderitaan yang sangat berat, bahkan digambarkan pergumulan-Nya hingga berpeluh darah:
*Lukas 22:44 (TB* Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. *Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.*
Berikutnya, Rasul Paulus menekankan bahwa setelah kehidupan daging Yesus dilalui, IA melalui kematian-Nya di kayu salib, maka beralih kepada *kehidupan kekudusan* dan *diakhiri dengan kehidupan penuh kuasa*.
Karenanya, dalam setiap menyongsong kelahiran Yesus, janganlah kita fokuskan kepada perayaan Natal secara alamiah; namun arahkan hati dan jiwa kita terhadap penderitaan akan kehidupan Yesus dalam daging. Kemudian, setelah keberhasilan-Nya menjalankan kehendak Bapa melalui kematian di kayu salib, barulah kita menyaksikan kekudusan dan kuasa-Nya.
Banyak orang yang terkecoh dan menganggap bahwa Yesus adalah manusia biasa hingga menderita seberat itu, nasib-Nya sejelek itu, kematian-Nya sekonyol itu.
Di situlah Rasul Paulus ingin memerangi pendapat yang salah dengan menggabungkan kenyataan bahwa setelah menderita badani,Yesus menerima kekudusan dan kuasa-Nya yang rohaniah yang tak terhingga, bahkan ditegaskan hanya kepada Yesus diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi *Matius 28:18*.
Marilah kita sambut peringatan kedatangan Kristus dengan hikmat dan dengan *penuh pengertian bahwa kehadiran-Nya dalam daging di dunia hanyalah untuk menderita memberikan teladan bagi kita*, bahwa *hidup adalah Kristus (penderitaan)*, sebaliknya *mati adalah keuntungan* *(Filipi 1: 21)*.
Kematian akan dosa dan kematian akan pelanggaran kita membawa *keuntungan yang besar*, terutama kelak pada saat kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan kita Yesus Kristus pribadi.
*Selamat merayakan Natal dengan kesederhanaan sebagai peringatan akan penderitaan Kristus di dunia, sebelum Yesus menerima kemulian-Nya. Immanuel*
*PD AUTOPIA MALANG*
20122017
Gunawan Wibisono
Komentar
Posting Komentar