1236 Rensi: Sekresek Kecil Tahu
Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan siang ini diambil dari:
Matius 25:37 (TB)
*Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?*
Dengan tema:
*Sekresek Kecil Tahu*
Di depan saya, seorang pengendara sepeda motor tua membawa keranjang bambu, khas penjual tempe atau tahu, berhenti di dekat rel kereta. Dia memanggil seorang penjaga palang pintu rel kereta mendekat. Sekresek kecil putih berisi tahu segar diberikan kepada penjaga rel itu yang kemudian merespon dengan ucapan "TERIMA KASIH"; sungguh saya terkesan melihat peristiwa itu.
Menurut saya, penjual tahu itu adalah seorang yang kaya raya. Dia mampu memberikan kepada sesamanya yang lebih membutuhkan.
Itulah bentuk rasa syukur seorang manusia atas kehidupan yang Allah berikan kepadanya.
Secara kasat mata, penjual tahu itu juga memiliki keterbatasan ekonomi tapi dia mengerti arti BERSYUKUR dengan BERBAGI KEPADA SESAMA.
Ternyata kita tidak perlu menunggu Proyek Kasih dari Autopia atau program Diakonia sebulan sekali, cukup berhenti sejenak dalam perjalanan pulang ke rumah dan membagi berkat kepada yang membutuhkan.
*Bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan bila kita saja bersikap cuek kepada sesama kita yang kelihatan?*
Sekresek putih tahu saja *sudah sangat berarti* bagi yang membutuhkan dan di dalam merekalah ternyata TUHAN Allah hadir menunggu uluran kasih kita.
TUHAN Yesus memberkati.
Amin
*PD AUTOPIA Malang*
07122017
Andrias Tri Susanto
Renungan siang ini diambil dari:
Matius 25:37 (TB)
*Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum?*
Dengan tema:
*Sekresek Kecil Tahu*
Di depan saya, seorang pengendara sepeda motor tua membawa keranjang bambu, khas penjual tempe atau tahu, berhenti di dekat rel kereta. Dia memanggil seorang penjaga palang pintu rel kereta mendekat. Sekresek kecil putih berisi tahu segar diberikan kepada penjaga rel itu yang kemudian merespon dengan ucapan "TERIMA KASIH"; sungguh saya terkesan melihat peristiwa itu.
Menurut saya, penjual tahu itu adalah seorang yang kaya raya. Dia mampu memberikan kepada sesamanya yang lebih membutuhkan.
Itulah bentuk rasa syukur seorang manusia atas kehidupan yang Allah berikan kepadanya.
Secara kasat mata, penjual tahu itu juga memiliki keterbatasan ekonomi tapi dia mengerti arti BERSYUKUR dengan BERBAGI KEPADA SESAMA.
Ternyata kita tidak perlu menunggu Proyek Kasih dari Autopia atau program Diakonia sebulan sekali, cukup berhenti sejenak dalam perjalanan pulang ke rumah dan membagi berkat kepada yang membutuhkan.
*Bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan bila kita saja bersikap cuek kepada sesama kita yang kelihatan?*
Sekresek putih tahu saja *sudah sangat berarti* bagi yang membutuhkan dan di dalam merekalah ternyata TUHAN Allah hadir menunggu uluran kasih kita.
TUHAN Yesus memberkati.
Amin
*PD AUTOPIA Malang*
07122017
Andrias Tri Susanto
Komentar
Posting Komentar