412 Regi: Kakèn-kakèn lan Ninèn-ninèn

Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach Renungan pagi ini bertema:

*Kakèn-kakèn lan Ninèn-ninèn*

Bagi yang usianya belum berkepala lima (50 tahunan), kata-kata di atas bisa disalahtafsirkan, kata-kata tersebut berasal dari bahasa Jerman atau Belanda; tetapi bagi yang sudah *adiyuswo* (lansia) khususnya Suku Jawa, pasti tahu artinya.

Kata *kakèn* berasal dari _kaki_ (kakek) dan *ninèn* berasal dari kata _nini_ (nenek). Jika keduanya digabungkan _kakèn lan_ (dan) _ninèn_ berarti hingga kakek dan nenek. Kata-kata itu diartikan sebagai pengharapan dari sepasang suami istri yang hidup berdampingan abadi hingga masa tua mereka. Mempertahankan mahligai pernikahan sungguh tidaklah mudah.

Mereka harus *saling mengasihi* dan *saling menyerahkan diri* untuk *tetap setia* satu sama lain, agar hubungan mereka berlangsung seumur hidup.

Tuhan Yesus menggambarkan hubungan-Nya dengan manusia layaknya seperti suami dengan istri:
*“Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diri-Nya baginya untuk menguduskannya, sesudah Ia menyucikannya dengan memandikannya dengan air dan firman, supaya dengan demikian Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela*, *Efesus 5:25 – 27.*

Sebagai anak-anak Kristus, kita adalah para *calon mempelai wanita* yang akan menyongsong kedatangan *Sang Mempelai Laki-laki* yaitu *Tuhan Yesus Kristus!*

Sudahkah kita menanamkan _rasa mengasihi Kristus_ dengan tulus tanpa sungut-sungut?  Sudahkah kita _menyerahkan diri kepada Kristus_ dengan tetap setia kepada-Nya?

Jika belum, ingatlah bahwa rencana-Nya sungguh indah yaitu menempatkan kita *cemerlang di hadapan-Nya,* *tanpa cacat*, supaya *kudus* dan *tidak bercela*.

Marilah sekarang juga, jangan menyia-nyiakan waktu untuk terus berusaha agar kasih dan penyerahan diri kita kepada-Nya semakin bertambah, belajar setia hingga _*kakèn/ninèn*_, sehingga kita akan kedapatan tidak bercacat pada waktu kedatangan-Nya.

Selamat beraktivitas dan imanuel.


*PD Autopia Malang*

19
Gunawan Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman