398 Regi: Panggung Sandiwara

Shalom Alaichem b'Shem Yeshuah Ha Maschiah renungan pagi ini bertemakan:

*PANGGUNG SANDIWARA*

Sekitar tahun 1977, grup musik cadas Indonesia, Godbless, merilis lagu berjudul: *Panggung Sandiwara*. Liriknya mengisahkan tentang kehidupan dunia yang *penuh kepura-puraan*.
Saya pikir, judul lagu ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan peristiwa-peristiwa Alkitab. Ternyata sebaliknya, banyak kejadian “sandiwara” yang dilakukan oleh para tokoh dalam Alkitab. Marilah kita cermati beberapa tokoh di bawah ini:

*Abram*. Dia adalah orang pertama yang menapaki tangga panggung sandiwara ini. Sebelum mendapatkan sebutan sebagai _“Bapa orang percaya”_, ternyata Abram pernah memainkan sandiwara, ketika ia takut kehilangan nyawanya di Mesir karena Sarai, istrinya yang cantik. Abram berusaha melindungi dirinya dengan berdusta kepada orang-orang Mesir mengatakan bahwa Sarai adalah adiknya

Kejadian 12:13 (TB)  *Katakanlah, bahwa engkau adikku,* supaya aku diperlakukan mereka dengan baik karena engkau, dan aku dibiarkan hidup oleh sebab engkau."

*Yakub*. Orang kedua yang menaiki tangga panggung. Ia memerankan diri sebagai kakaknya, Esau, ketika meminta berkat hak kesulungan dari ayahnya, Ishak. Yakub membungkus tangannya dengan kulit binatang untuk mengelabui ayahnya yang sudah rabun matanya,

Kejadian 27:16 (TB)  *Dan kulit anak kambing itu dipalutkannya pada kedua tangan Yakub dan pada lehernya yang licin itu*

*Daud*. Orang ketiga yang lebih nyata lagi dalam bersandiwara, sang pahlawan Israel ini saking takutnya dibunuh, berlaku seperti orang sakit ingatan di depan Akhis, raja kota Gat, sampai-sampai membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya

1 Samuel 21:13 (TB)  *Sebab itu ia berlaku seperti orang yang sakit ingatan di depan mata mereka dan berbuat pura-pura gila di dekat mereka;* ia menggores-gores pintu gerbang dan membiarkan ludahnya meleleh ke janggutnya

*Petrus*, orang keempat. Sekalipun sudah berjanji kepada Tuhan Yesus bahwa sampai mati tidak akan pernah menyangkal-Nya

Matius 26:35 (TB)  Kata Petrus kepada-Nya: *"Sekalipun aku harus mati bersama-sama Engkau, aku takkan menyangkal Engkau."* Semua murid yang lain pun berkata demikian juga.

hanya dalam hitungan jam, Petrus menyangkal di depan banyak orang sebanyak tiga kali

Matius 26:70 (TB)  *Tetapi ia menyangkalnya di depan semua orang,* katanya: "Aku tidak tahu, apa yang engkau maksud."

Perihal di atas merupakan bukti bahwa tokoh-tokoh dalam Alkitab pernah menaiki panggung sandiwara. Namun, mereka segera sadar dan bertobat, sehingga pengampunan segera mereka dapatkan.

Lalu, bagaimana dengan kita? Beranikah kita menyatakan belum pernah naik ke panggung itu? Atau saat ini kita sedang di atas panggung? Ingatlah bahwa Kristus tidak menghendaki kita bersikap pura-pura,

 *Rom. 12: 9 “Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.”*

Caranya adalah dengan menerapkan kasih secara benar

*Galatia 5:22-23*(TB)  Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

dan baiklah hidup kita juga *dipimpin oleh Roh*, sehingga kita *mengandalkan Kristus* lebih dari segala sesuatu. Manusiawi sekali jika kita pernah menaiki panggung sandiwara, namun jangan lama-lama; _segeralah turun_, _bersujudlah_ memohon pengampunan di kaki Kristus untuk *mendapatkan kekuatan dalam menguasai diri* agar tidak naik lagi ke panggung itu. *Imanuel, Tuhan Yesus beserta kita!*

PD Autopia Malang
12102016
*Gunawan Wibisono*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman