427 Rensi: 25 Jam
*Shalom Aleichem be Shem Yeshua ha Mashiach*
Saudara-saudari yang kekasih dalam Tuhan Yesus, renungan siang ini dengan judul:
*25 jam*
Matius 20:12
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja *satu jam* dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari."
_Daylight time saving_ adalah istilah yang dipakai beberapa negara yang mengalami musim panas dan musim dingin untuk memberdayakan cahaya matahari. Ketika musim dingin berlangsung, matahari hanya bersinar sebentar saja tidak sampai 12 jam dan ketika musim panas matahari bersinar lebih lama. Itulah kenapa terjadi perbedaan waktu antara Melbourne dan Malang di musim dingin dan musim panas. Di musim dingin bedanya 3 jam sedangkan di musim panas bedanya 4 jam.
Rentangan satu hari di suatu titik waktu tertentu di beberapa negara totalnya bisa hanya 23 jam sehari dan atau 25 jam sehari. Biasanya fenomena ini terjadi di puncak musim dingin dan musim panas.
Saya sempat berandai-andai semisal sehari ada 25 jam saya pasti bisa mengerjakan skripsi S1 dengan lebih baik. Lha wong konsultasi an koreksi dari dosen selesai jam setengah 10 malam, sedangkan paginya jam 7 saya diminta menghadap lagi.
Pun ternyata ketika diberi waktu 25 jam sehari, saya pun masih merasa belum cukup ketika mengerjakan tugas kuliah di kesempatan lain.
*Matius 6: 34*
Matius 6:34 (TB) Sebab itu *janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri*. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Secara tidak sadar kita sering protes "Ya Tuhan, kalau boleh jam nya lebih lama begitu lo, agar kami bisa kerja lebih lama (agar pekerjaan lekas selesai dan dapat uang lebih banyak).
Benar memang:
*Pengkotbah 5: 9-10*
*Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.* Ini pun sia-sia.
Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?
Manusia..sering lupa..padahal semestinya itu..basa Jawa nya _Urip Sakmadya_ atau _Nerimo ing Pandum_
karena itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus:
*Pengkotbah 5:17*
*Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya,* sebab itulah bahagiannya.
Kalau sudah bagiannya, ya disyukuri, dinikmati, matur nuwun Gusti Yesus. Padahal kalau mau bersyukur Tuhan Yesus PASTI mencukupkan bukan?
Rasul Matius, Markus, Lukas, Yohanes sama2 menjadi saksi bagaimana ucapan syukur dan berkat dari Tuhan Yesus sanggup mengenyangkan ribuan orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan.
Dengan demikian kita tidak akan fokus dengan jumlah jam dalam sehari, jumlah gaji yang diterima tiap bulan, jumlah hutang yang harus dibayar, apapun. Malahan kita fokus kpd berkat Tuhan Yesus dan matur nuwun dapat berkat secukupnya.
Seperti Rasul Paulus dalam:
*Filipi 4: 11-13*
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
*Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.*
Kalau sudah menjadi berkat tidak akan lari kemanapun asal senantiasa melekat dalam Tuhan Yesus. Biar to orang bekerja hanya "1 jam" tapii berkatnya sama dengan kita yang bekerja "12 jam" toh semua berkatnya masing-masing karena meskipun sehari ada 25 jam, toh Tuhan Yesus lah yang memberi berkat.
Amin.
🙏
PD AUTOPIA Malang
26102016
Andrias Trisusanto
Saudara-saudari yang kekasih dalam Tuhan Yesus, renungan siang ini dengan judul:
*25 jam*
Matius 20:12
katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja *satu jam* dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari."
_Daylight time saving_ adalah istilah yang dipakai beberapa negara yang mengalami musim panas dan musim dingin untuk memberdayakan cahaya matahari. Ketika musim dingin berlangsung, matahari hanya bersinar sebentar saja tidak sampai 12 jam dan ketika musim panas matahari bersinar lebih lama. Itulah kenapa terjadi perbedaan waktu antara Melbourne dan Malang di musim dingin dan musim panas. Di musim dingin bedanya 3 jam sedangkan di musim panas bedanya 4 jam.
Rentangan satu hari di suatu titik waktu tertentu di beberapa negara totalnya bisa hanya 23 jam sehari dan atau 25 jam sehari. Biasanya fenomena ini terjadi di puncak musim dingin dan musim panas.
Saya sempat berandai-andai semisal sehari ada 25 jam saya pasti bisa mengerjakan skripsi S1 dengan lebih baik. Lha wong konsultasi an koreksi dari dosen selesai jam setengah 10 malam, sedangkan paginya jam 7 saya diminta menghadap lagi.
Pun ternyata ketika diberi waktu 25 jam sehari, saya pun masih merasa belum cukup ketika mengerjakan tugas kuliah di kesempatan lain.
*Matius 6: 34*
Matius 6:34 (TB) Sebab itu *janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri*. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
Secara tidak sadar kita sering protes "Ya Tuhan, kalau boleh jam nya lebih lama begitu lo, agar kami bisa kerja lebih lama (agar pekerjaan lekas selesai dan dapat uang lebih banyak).
Benar memang:
*Pengkotbah 5: 9-10*
*Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya.* Ini pun sia-sia.
Dengan bertambahnya harta, bertambah pula orang-orang yang menghabiskannya. Dan apakah keuntungan pemiliknya selain dari pada melihatnya?
Manusia..sering lupa..padahal semestinya itu..basa Jawa nya _Urip Sakmadya_ atau _Nerimo ing Pandum_
karena itulah yang dikehendaki Tuhan Yesus:
*Pengkotbah 5:17*
*Lihatlah, yang kuanggap baik dan tepat ialah, kalau orang makan minum dan bersenang-senang dalam segala usaha yang dilakukan dengan jerih payah di bawah matahari selama hidup yang pendek, yang dikaruniakan Allah kepadanya,* sebab itulah bahagiannya.
Kalau sudah bagiannya, ya disyukuri, dinikmati, matur nuwun Gusti Yesus. Padahal kalau mau bersyukur Tuhan Yesus PASTI mencukupkan bukan?
Rasul Matius, Markus, Lukas, Yohanes sama2 menjadi saksi bagaimana ucapan syukur dan berkat dari Tuhan Yesus sanggup mengenyangkan ribuan orang hanya dengan 5 roti dan 2 ikan.
Dengan demikian kita tidak akan fokus dengan jumlah jam dalam sehari, jumlah gaji yang diterima tiap bulan, jumlah hutang yang harus dibayar, apapun. Malahan kita fokus kpd berkat Tuhan Yesus dan matur nuwun dapat berkat secukupnya.
Seperti Rasul Paulus dalam:
*Filipi 4: 11-13*
Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan.
Aku tahu apa itu kekurangan dan aku tahu apa itu kelimpahan. Dalam segala hal dan dalam segala perkara tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku; baik dalam hal kenyang, maupun dalam hal kelaparan, baik dalam hal kelimpahan maupun dalam hal kekurangan.
*Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.*
Kalau sudah menjadi berkat tidak akan lari kemanapun asal senantiasa melekat dalam Tuhan Yesus. Biar to orang bekerja hanya "1 jam" tapii berkatnya sama dengan kita yang bekerja "12 jam" toh semua berkatnya masing-masing karena meskipun sehari ada 25 jam, toh Tuhan Yesus lah yang memberi berkat.
Amin.
🙏
PD AUTOPIA Malang
26102016
Andrias Trisusanto
Komentar
Posting Komentar