Pendahuluan

PENDAHULUAN

Terbentuknya Persekutuan Doa Autopia, ditandai oleh sakitnya ibu Atmodjo dan pemanggilan keluarga dr.Atmodjo.

Pada tahun 1975 dr. Atmodjo membeli sebidang tanah di Ds.Temas, Batu, yang mnurut rencana akan dibangun sebuah villa keluarga di tempat itu. Pada saat pengerjaaan pondasi sekitar bulan Mei 1975 Ibu Atmodjo beserta putrinya yang terkecil bernama Ninis, menengok proses pembangunan villa tersebut. Ketika Ninis ini ingin buang air kecil dan arena toiletnya belum jadi, Ibu Atmodjo menyuruh Ninis buang air kecildi bawah sebuah pohon. Setibanya di rumah, Ibu Atmodjo merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya dan tak lama kemudian beliau jatuh sakit.

Karena Bapak Atmodjo seorang dokter, beliau mendianogsis penyakit Ibu Atmodjo. Namun, diagnosisnya gagal sehingga beliau minta pertolongan para dokter ahli. Upaya ini ternyata gagal. Kemudian Ibu Atmodjo dikirim ke RS RKZ di Surabaya. Anehnya seluruh upaya  pengobatan secara medis ini pun gagal juga. Bahkan, sepulang dari RKZ Surabaya Ibu Atmodjo mengalami kejang.  Ketika diturunkan dari ambulans, Ibu Atmodjo harus dipapah hingga enam orang lelaki. Semua itu karena badan Ibu Atmodjo terlalu berat. Hal ini merupakan kondisi yang tidak semestinya.

Dari sinilah Bpk Atmodjo baru sadar bahwa Ibu Atmodjo mengalami sakit atau penyakit nonmedis. Hal ini diketahui ada tiga roh jahat yang tinggal di dalam raga Ibu Atmodjo. Ini bisa dikenali melalui suara dan tingkah laku Ibu Atmodjo yang tidak seperti biasanya. Kadang-kadang terdengar suara laki-laki, kadang-kadang suara perempuan, dan sesekali suara bayi. Ketiga roh inilah yang selalu mengganggu ketentraman keluarga dr. Atmodjo. Bahkan ini juga mengganggu para tamu yang berkunjung. Roh gelap yang diam di raga Ibu Atmodjo tersebut mengejek serta membentak – bentak  para tamu. Hal ini tidak seperti yang biasa Ibu Atmodjo lakukan.

Upaya berikutnya untuk mencari kesembuhan Ibu Atmodjo, Bpk Atmodjo mendatangkan beberapa paranormal dari berbagai daerah, mulai dari Banten sampai dengan Banyuwangi.  Dukun-dukun itu tak terbilang banyaknya. Semuanya tanpa hasil  dan sia-sia. Atas saran Ibu Anna Parida, adik kandung Bapak Atmodjo, diundanglah Pdt. Gamaliel dari GKI untuk mengadakan pengusiran roh-roh jahat itu. Doa dilakukan dua kali, namun entah mengapa tidak dilanjutkan lagi. Setiap kali didoakan Ibu Atmodjo tertidur pulas. Namun demikian, roh-roh jahat itu masih tetap bercokol di dalam diri Ibu Atmodjo. Lengkaplah sudah usaha Bapak dr. Atmodjo dalam mengupayakan kesembuhan Ibu  Atmodjo, baik melalui cara medis, nonmedis, maupun paranormal, dukun, hingga pendeta (Hamba Tuhan). Namun, rupanya bukan upaya itu yang dikehendaki Tuhan Yesus untuk kesembuhan Ibu Atmodjo.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR