255 Rensi: Membatasi Ruang Gerak Allah

Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman siang ini dengan tema:

*MEMBATASI RUANG GERAK ALLAH*

Bilangan 23:19 (TB)  Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya? 

Kita pasti mengamini akan firman ini , bahwa Allah bukanlah manusia, karena manusia sangatlah terbatas, sedangkan Allah tidak terbatas, sungguh sangat jauh bandingannya, dan sangat tidak sebanding jika Allah disamakan dengan manusia yang sangat terbatas

Namun pada kenyataannya apa yang sering kita lakukan?

Kita sering membatasi ruang gerak Allah, kita ikut mencampuri Allah saat Allah bekerja, padahal sedikitpun kita tidak mungkin mengetahui, apa yang Allah rancangkan untuk kita, bila bukan Allah sendiri yang memberitahukan kepada kita.

Bahkan kita sering menganggap Allah enggan menolong kita, padahal

Yesaya 59:1 (TB)  Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; 

Ini suatu bukti yang sangat nyata jika kita ternyata sering meragukan ke "Maha Kuasa" an Allah

Dan secara sadar atau tanpa sadar kita sudah membatasi ruang gerak Allah, seperti ini

Yakobus 4:13 (TB)  Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung",

Kita seakan-akan meminta Allah untuk menyetujui dan menuruti rencana kita, seperti yang sering kita katakan saat kita matur, dengan mengatakan,

*"Tuhan Yesus besok saya mau ke kota A, mohon disertai"*

Coba kita renungkan, apa yang salah dengan permohonan diatas?

Bagaimana jika ternyata Tuhan Yesus tidak berkenan atas rencana kita?

Bagaimana jika Tuhan Yesus tahu perjalanan itu tidak menjadi berkat?
dan perjalanan itu akan membawa malapetaka?

Tetapi seakan-akan kita *"memperkosa"*Tuhan Yesus secara halus, dengan meminta penyertaanNya padahal perjalanan itu tidak dikehendakiNya?

Dan bila terjadi sesuatu yang tidak kita harapkan saat kita melakukan rencana kita, lalu dengan mudahnya kita menyalahkan Tuhan, bukankah ini yang sering kita lakukan?

Bagaimana bila permohonan kita ubah sedikit saja seperti  ini
*"Tuhan Yesus, jika Tuhan Yesus berkenan besok saya akan melakukan perjalanan ke kota A, kiranya perjalanan ini menjadi berkat bagi kami dan keluarga yang kami kunjungi dan nama Tuhan Yesus makin dipermuliakan"*

Coba, jika permohonan kita seperti itu, dan ternyata Tuhan Yesus tidak berkenan sehingga  batal, kita tidak akan kecewa

Dan jika Tuhan Yesus berkenan, apakah Tuhan Yesus tidak akan menyertai? Apalagi bila perjalanan itu dengan tujuan yang baik dan bagi kemuliaan namaNya, apakah Tuhan Yesus tidak akan memberkati?

Kita sering sekali disinggung dalam karya Roh, jika kita ini sering menjadi *"penasehat"* nya Allah, padahal seharusnya Allah yang menjadi penasehat kita, karena Tuhan Yesus adalah *"penasihat ajaib"*

Yesaya 9:6 (TB)  (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: *Penasihat Ajaib*, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 

Padahal jika kita lebih mempercayai hati kita, rencana-rencana kita, keinginan-keinginan kita, maka kita adalah orang yang bebal

Amsal 28:26a (TB)  Siapa percaya kepada hatinya sendiri adalah orang bebal

Dan karya Allah tidak akan bisa kita rasakan karena kita hanya mengandalkan diri sendiri

Yeremia 17:5 (TB)  Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN! 

Bahkan nats diatas menyebutnya *"terkutuk"*, dan yang namanya terkutuk, pasti hidupnya sangat tidak enak, istilahnya *"makan tidak enak, tidak tidak nyenyak"* , padahal kedua hal ini  sangat diingini semua orang yaitu ingin *"makan dan tidur yang enak"* tapi kalau jadi gak enak, apa bisa menikmati hidup?

Dengan demikian apakah kita masih mau membatasi ruang gerak Allah, yang bekerja untuk hidup kita?

Buat Allah sih gak masalah, gak ngefek, tapi buat kita? Sangat besar dampaknya, maka jika kita ingin merasakan karyaNya makin nyata dalam hidup kita, ayo kita beri tempat seluas-luasnya kepada Allah kita untuk bekerja, tugas kita cuma satu yaitu "manut", "sendiko dawuh" maka janjinya...

1 Korintus 2:9 (TB)  Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia."  

Lha enak tho... Allah menyediakan yang tidak pernah terbayangkan bagi kita, diluar kemampuan kita, diluar kekuatan kita, diluar kuasa kita... kurang apa coba....

Yuk, berhenti "ngeriwuki" Tuhan Yesus , saat Tuhan Yesus bekerja dalam hidup kita, mari kita kerjakan bagian kita yaitu bersyukur, memuji memuliakan namaNya, mencari wajahNya, makin mendekat kepadaNya, dan memberi telinga bagi FirmanNya dan Perintah-perintahNya dan tentunya melakukan semuanya itu dengan tulus dan dengan sukacita.

Selamat beraktifitas kembali, Tuhan Yesus memberkati, jangan lupa ya... jangan batasi ruang gerak Allah..... Tuhan Yesus memberkati

Amin

PD AUTOPIA Malang
01082016
Andika Zakharia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman