265 Rensi: Saat Kita Dicaci
Shalom Alaichem bShem Jeshua HaMasciach, saudara terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, firman renungan siang ini dengan tema
*"Saat Kita dicaci maki"*
Setiap kali kita memulai persekutuan doa, kita selalu membaca Mazmur 51:12-14, pada ayat yg ke 14 yang berbunyi :
Mazmur 51:14 (TB) Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
Pada kalimat yang terakhir kita selalu ucapkan *dan lengkapilah aku dengan roh yang rela*
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, sudahkah kita benar-benar memiliki roh yang rela , saat hal yang tidak mengenakkan terjadi di dalam hidup kita, seperti saat kita dicaci maki, dihina dan direndahkan oleh orang lain, mari kita mau belajar kepada Yesus ketika mengalami kepahitan hidup
1 Petrus 2:23 (TB) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Ketika didalam hidup ini, kita mengalami hal seperti yang Yesus alami, yaitu dicaci maki, mampukah kita berbuat seperti yang Yesus lakukan, yaitu tidak membalas namun menyerahkan ke pada Allah Bapa ,yang akan menghakimi dengan adil.
Mari coba kita renungkan, apakah selama ini sudahkah kita bisa melakukannya ?
Bahkan Allah mengutus kita untuk mengasihi, berbuat baik bahkan mendoakan orang yang mencaci maki kita
Lukas 6:27-28 (TB) "Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Kitapun diperintahkan , tidak boleh membalas kejahatan yang telah dilakukan kepada kita, karena pembalasan adalah haknya Allah
Ibrani 10:30 (TB) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."
Justru kita sebagai umat yang dipilih Allah ,kita wajib hidup seperti Kristus hidup, untuk bisa menjadi saksi dan teladan bagi orang lain, agar Yesus dimuliakan.
1 Yohanes 2:6 (TB) Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup
Namun sudahkah kita hidup seperti Yesus hidup?
Saat dicaci maki, saat diolok-olok, dan saat dihina itu, bisakah kita melakukan seperti sebuah pujian yang sering kita nyanyikan
"Dalam suka duka ku ,kan tetap tersenyum, diolok dihina ku kan tetap tersenyum, karna ku tau Tuhan ku Yesus sertaku, apapun yang terjadi kukan tetap tersenyum.."
Seandainya hal ini bisa kita lakukan, maka sungguh indahnya hidup ini, karena walaupun dicaci maki, diolok, dihina tidak ada sakit hati di dalam hati kita, tidak ada akar pahit, dan tidak ada kekecewaan, bahkan kitapun akan dengan mudah untuk bisa mengampuni.
Tetapi yang sering kali kita lakukan adalah sebaliknya, saat kita dicaci maki, kita malah membalas cacimaki, saat di olok kita balas mengolok, akhirnya timbul pertengkaran dan tidak ada kedamaian di dalam hidup kita, kalau seperti itu patutkah kita disebut sebagai anak-anak Allah?
Dan sebenarnya siapakah anak-anak Allah itu?
Matius 5:9 (TB) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut *anak-anak Allah*.
Jadi anak-anak Allah adalah setiap pribadi yang bisa membawa damai.
Marilah kita belajar untuk hidup seperti Yesus hidup sehingga kita layak disebut sebagai anak-anak Allah.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.Amin
PD.Autopia Malang
06082016
_LilyChristanti_
*"Saat Kita dicaci maki"*
Setiap kali kita memulai persekutuan doa, kita selalu membaca Mazmur 51:12-14, pada ayat yg ke 14 yang berbunyi :
Mazmur 51:14 (TB) Bangkitkanlah kembali padaku kegirangan karena selamat yang dari pada-Mu, dan lengkapilah aku dengan roh yang rela!
Pada kalimat yang terakhir kita selalu ucapkan *dan lengkapilah aku dengan roh yang rela*
Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, sudahkah kita benar-benar memiliki roh yang rela , saat hal yang tidak mengenakkan terjadi di dalam hidup kita, seperti saat kita dicaci maki, dihina dan direndahkan oleh orang lain, mari kita mau belajar kepada Yesus ketika mengalami kepahitan hidup
1 Petrus 2:23 (TB) Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.
Ketika didalam hidup ini, kita mengalami hal seperti yang Yesus alami, yaitu dicaci maki, mampukah kita berbuat seperti yang Yesus lakukan, yaitu tidak membalas namun menyerahkan ke pada Allah Bapa ,yang akan menghakimi dengan adil.
Mari coba kita renungkan, apakah selama ini sudahkah kita bisa melakukannya ?
Bahkan Allah mengutus kita untuk mengasihi, berbuat baik bahkan mendoakan orang yang mencaci maki kita
Lukas 6:27-28 (TB) "Tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu;
mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu.
Kitapun diperintahkan , tidak boleh membalas kejahatan yang telah dilakukan kepada kita, karena pembalasan adalah haknya Allah
Ibrani 10:30 (TB) Sebab kita mengenal Dia yang berkata: "Pembalasan adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan." Dan lagi: "Tuhan akan menghakimi umat-Nya."
Justru kita sebagai umat yang dipilih Allah ,kita wajib hidup seperti Kristus hidup, untuk bisa menjadi saksi dan teladan bagi orang lain, agar Yesus dimuliakan.
1 Yohanes 2:6 (TB) Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup
Namun sudahkah kita hidup seperti Yesus hidup?
Saat dicaci maki, saat diolok-olok, dan saat dihina itu, bisakah kita melakukan seperti sebuah pujian yang sering kita nyanyikan
"Dalam suka duka ku ,kan tetap tersenyum, diolok dihina ku kan tetap tersenyum, karna ku tau Tuhan ku Yesus sertaku, apapun yang terjadi kukan tetap tersenyum.."
Seandainya hal ini bisa kita lakukan, maka sungguh indahnya hidup ini, karena walaupun dicaci maki, diolok, dihina tidak ada sakit hati di dalam hati kita, tidak ada akar pahit, dan tidak ada kekecewaan, bahkan kitapun akan dengan mudah untuk bisa mengampuni.
Tetapi yang sering kali kita lakukan adalah sebaliknya, saat kita dicaci maki, kita malah membalas cacimaki, saat di olok kita balas mengolok, akhirnya timbul pertengkaran dan tidak ada kedamaian di dalam hidup kita, kalau seperti itu patutkah kita disebut sebagai anak-anak Allah?
Dan sebenarnya siapakah anak-anak Allah itu?
Matius 5:9 (TB) Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut *anak-anak Allah*.
Jadi anak-anak Allah adalah setiap pribadi yang bisa membawa damai.
Marilah kita belajar untuk hidup seperti Yesus hidup sehingga kita layak disebut sebagai anak-anak Allah.
Tuhan Yesus memberkati kita semua.Amin
PD.Autopia Malang
06082016
_LilyChristanti_
Komentar
Posting Komentar