286 Regi: Kesalahan Kecil Berakibat Besar
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach. Renungan pagi hari ini bertemakan:
*"KESALAHAN KECIL BERAKIBAT BESAR"*
Kita sering terkecoh dengan apa yang kelihatannya sederhana, artinya cenderung untuk melakukannya tanpa berpikir panjang akan akibatnya, seperti halnya yang dilakukan oleh raja-raja Israel zaman dulu:
*2 Raja-raja 1: 2Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: "Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebud, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."*
Raja-raja Israel seluruhnya sudah pasti mengenal Allah mereka, bahkan pengalaman Daud dan Salomo sudah mereka pahami, tetapi masih saja Raja Ahazia menyuruh utusannya kepada allah lain.
Hal ini memudahkan dan mempercepat dia dalam menerima jawaban, terutama jawaban yang memuaskan hatinya.
Mengetahui akan hal itu Elia diutus Allah untuk menyampaikan firman-Nya kepada utusan-utusan raja tadi:
*2 Raja-raja 1: 3Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: "Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebud, allah di Ekron?*
Kemudian Elia melanjutkan firman Allah yang ditujukan kepada raja:
*2 Raja-raja 1: 16 Berkatalah Elia kepada raja: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebud, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, dimana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."*
Maka matilah raja sesuai dengan firman TUHAN. Kesalahan "kecil" dalam menentukan pilihan akan bertanya kepada allah lain berakibat besar berupa kematian.
Seringkali kita juga dihadapkan pada hal-hal _"kecil"_ seperti halnya menerima undangan Allah:
*Yes. 48: 16aMendekatlah kepada-Ku ..."*
Kita kemudian meremehkan firman-Nya dengan menganggap sepele akan undangan Allah itu.
Padahal jika direnungkan, siapakah kita ini, sehingga Allah yang Mahatinggi mengundang kita?
Jika kita tidak mau memenuhi undangan-Nya, apakah resiko yang akan kita terima?
Yang jelas, hubungan kita tidak akan dekat dengan Allah, secara otomatis kita juga akan mendapatkan petunjuk-petunjuk-Nya. Padahal petunjuk itu bertujuan untuk membangun hingga memurnikan iman kita.
Jika iman sudah dibangun dan dimurnikan, maka hasilnya adalah puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Kristus menyatakan diri-Nya:
*1 Pet. 1: 7Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.*
Belajar dari hal-hal di atas, marilah kita waspada dan berhati-hati, janganlah membuat kesalahan sekecil apapun, terlebih jika terkait dengan firman TUHAN, agar kita tidak kehilangan sesuatu yang besar dalam kehidupan kita saat ini maupun yang akan datang.
Selamat beraktivitas dan Tuhan Yesus memberkati kita dengan setia kepada hal-hal kecil untuk memperoleh hal yang besar dari-Nya. Amin
PD Autopia
17082016
Gunawan Wibisono
*"KESALAHAN KECIL BERAKIBAT BESAR"*
Kita sering terkecoh dengan apa yang kelihatannya sederhana, artinya cenderung untuk melakukannya tanpa berpikir panjang akan akibatnya, seperti halnya yang dilakukan oleh raja-raja Israel zaman dulu:
*2 Raja-raja 1: 2Pada suatu hari jatuhlah Ahazia dari kisi-kisi kamar atasnya yang ada di Samaria, lalu menjadi sakit Kemudian dikirimnyalah utusan-utusan dengan pesan: "Pergilah, mintalah petunjuk kepada Baal-Zebud, allah di Ekron, apakah aku akan sembuh dari penyakit ini."*
Raja-raja Israel seluruhnya sudah pasti mengenal Allah mereka, bahkan pengalaman Daud dan Salomo sudah mereka pahami, tetapi masih saja Raja Ahazia menyuruh utusannya kepada allah lain.
Hal ini memudahkan dan mempercepat dia dalam menerima jawaban, terutama jawaban yang memuaskan hatinya.
Mengetahui akan hal itu Elia diutus Allah untuk menyampaikan firman-Nya kepada utusan-utusan raja tadi:
*2 Raja-raja 1: 3Tetapi berfirmanlah Malaikat TUHAN kepada Elia, orang Tisbe itu: "Bangunlah, berangkatlah menemui utusan-utusan raja Samaria dan katakan kepada mereka: Apakah tidak ada Allah di Israel, sehingga kamu pergi untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebud, allah di Ekron?*
Kemudian Elia melanjutkan firman Allah yang ditujukan kepada raja:
*2 Raja-raja 1: 16 Berkatalah Elia kepada raja: "Beginilah firman TUHAN: Oleh karena engkau telah mengirim utusan-utusan untuk meminta petunjuk kepada Baal-Zebud, allah di Ekron, seolah-olah tidak ada Allah di Israel untuk ditanyakan firman-Nya, maka sebab itu engkau tidak akan bangun lagi dari tempat tidur, dimana engkau berbaring, sebab engkau pasti akan mati."*
Maka matilah raja sesuai dengan firman TUHAN. Kesalahan "kecil" dalam menentukan pilihan akan bertanya kepada allah lain berakibat besar berupa kematian.
Seringkali kita juga dihadapkan pada hal-hal _"kecil"_ seperti halnya menerima undangan Allah:
*Yes. 48: 16aMendekatlah kepada-Ku ..."*
Kita kemudian meremehkan firman-Nya dengan menganggap sepele akan undangan Allah itu.
Padahal jika direnungkan, siapakah kita ini, sehingga Allah yang Mahatinggi mengundang kita?
Jika kita tidak mau memenuhi undangan-Nya, apakah resiko yang akan kita terima?
Yang jelas, hubungan kita tidak akan dekat dengan Allah, secara otomatis kita juga akan mendapatkan petunjuk-petunjuk-Nya. Padahal petunjuk itu bertujuan untuk membangun hingga memurnikan iman kita.
Jika iman sudah dibangun dan dimurnikan, maka hasilnya adalah puji-pujian, kemuliaan dan kehormatan pada hari Kristus menyatakan diri-Nya:
*1 Pet. 1: 7Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.*
Belajar dari hal-hal di atas, marilah kita waspada dan berhati-hati, janganlah membuat kesalahan sekecil apapun, terlebih jika terkait dengan firman TUHAN, agar kita tidak kehilangan sesuatu yang besar dalam kehidupan kita saat ini maupun yang akan datang.
Selamat beraktivitas dan Tuhan Yesus memberkati kita dengan setia kepada hal-hal kecil untuk memperoleh hal yang besar dari-Nya. Amin
PD Autopia
17082016
Gunawan Wibisono
Komentar
Posting Komentar