259 Rensi: Sikap Merendahkan Diri
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman hari ini dengan tema:
*SIKAP MERENDAHKAN DIRI*
1 Yohanes 1:9 (TSI) Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, maka sesuai dengan janji-Nya, Allah yang sangat adil dan setia itu pasti mengampuni kita dan membersihkan hati kita dari setiap perbuatan jahat yang sudah kita lakukan.
Sikap merendahkan diri inilah yang dikehendaki Tuhan Yesus pada setiap manusia,maka sesuai dengan janjiNya,kalau hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus, Allah pasti mengampuni dosa kita.
Pengakuan dosa terhadap Tuhan mungkin lebih mudah dilakukan dan seakan-akan ini merupakan hal yang biasa, karena hal ini sudah setiap saat dilakukan, baik dalam doa ataupun pujian dan penyembahan.
Pertanyaannya apakah saat melakukan pengakuan dosa ini disertai dengan rasa malu, rasa takut,rasa hormat, atau penyesalan yang mendalam,kepada Tuhan Yesus atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya?
Ataukah pengakuan dosa ini dilakukan sebagai rutinitas saja , tanpa semangat yang sungguh-sungguh dalam pertobatan, dengan pemikiran yang penting aku sudah mengaku dosa, atau karena menganggap apa yang dilakukan saat itu, juga tidak langsung mendapat respond, dan tidak melihat secara langsung sosok atau pribadai Allah?
Inilah yang harus direnungkan dengan sungguh-sungguh supaya dalam melakukan pengakuan dosa tidak salah dan berkenan dihadapan Tuhan Yesus; firman Tuhan melalui Hosea mengajarkan pertobatan seperti ini
Hosea 14:2-3 (TB) Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
Tapi apakah pengakuan dosa terhadap sesama, itu lebih mudah dari pada kepada Tuhan?
Ternyata pengakuan dosa terhadap sesama itu lebih sulit, sebab harus berhadapan secara langsung, berbicara secara langsung kepada musuhnya, dan tentunya ini bukan suatu hal yang mudah, sebab manusia itu secara alamiah merasa harga dirinya paling tinggi, sehingga tidak mau jika kalah atau direndahkan.
Pasti akan timbul rasa yang tidak nyaman, apalagi jika merasa dirinya yang paling benar, dan menganggap musuhnya yang salah, jelas ini tidak mudah, untuk melawan akal budinya sendiri. Disinilah diperlukan penguasaan diri untuk menyangkal diri, sebab jika hal itu tidak dimiliki, pasti tidak bisa untuk melakukan dan memberikan pengampunan terhadap musuhnya, maka ingatlah
Yesaya 2:12 (TB) Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan;
Jadi jelas ada perbedaan sikap merendahkan diri kepada Tuhan dan kepada sesama, dimana ternyata manusia lebih sulit untuk merendahkan diri terhadap musuhnya, dibanding merendahkan diri kepada Tuhannya. Karena merendahkan diri kepada Tuhan sudah dilakukan secara rutin dan tidak ada tantangan yang berat, tapi merendahkan diri terhadap sesama sulit dilakukan karena ada tantangan yang berat dari dalam diri sendiri dan hal itu tidak setiap saat dilakukan.
Sebenarnya sikap merendahkan diri itu, harus dengan tulus dilakukan dan dengan sungguh-sungguh, baik terhadap Tuhan dan sesama, justru seharusnya lebih sungguh-sungguh dan tulus pengakuan dosa itu dilakukan kepada Tuhan, sebab otoritas beroleh pengampunan atau tidak itu, tergantung kemurahan dan kasih karunia Allah saja, tapi kalau terhadap sesama walau musuhnya diluar berkata sudah mengampuni, namun hatinya tetap belum bisa mengampuni, itu tidak menjadikan suatu hal yang menghalangi kasih karunia Allah untuk memberikan pengampunan, sebab Allah melihat niat hati apakah permohonan pengampunan dosa atau kesalahan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh atau tidak.
Untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan Yesus , hendaknya kita mencontoh Daud yang dengan sungguh-sungguh mau merendahkan dirinya, dihadapan Allah dalam mengakui segala dosanya, itupun dengan jujur dilakukan Daud seperti firmanNya
Mazmur 32:5 (TB) Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
Ingat hanya dengan mau *merendahkan diri maka kita akan ditinggikan*, artinya kita malah mendapat penghormatan dan ternyata harga diri kita tidak jatuh, justru kita akan menjadi sang pemenang, sebab sudah bisa mengalahkan hawa nafsu dan akal budi kita sendiri, tapi jika kita *meninggikan diri maka kita akan direndahkan*, yang artinya kita malah tidak mendapat penghormatan , baik dihadapan sesama atau dihadapan Tuhan, justru kita menjadi orang yang kalah, sebab kita tidak dapat menguasi diri kita dan tidak dapat mengalahkan hawa nafsu dan akal budi kita?
Lukas 14:11 (TB) Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Mari kita evaluasi diri kita, apakah kita sudah termasuk orang-orang yang merendahkan diri, ataukah kita masih sebagai orang yang masih meninggikan diri dan sombong? Jika masih menjadi orang yang ke dua, hati-hatilah dan segera bertobat, benahi dirimu sebelum sesuatu hal yang tidak diduga-duga menimpamu.
Undang terus agar Tuhan Yesus didalam kuasa Roh KudusNya menguasai dan membersamai hidupmu. Tuhan Yesus memberkati kita semua Amin
PD AUTOPIA Malang
03082016
Wibisono
*SIKAP MERENDAHKAN DIRI*
1 Yohanes 1:9 (TSI) Tetapi kalau kita mengakui dosa-dosa kita kepada Allah, maka sesuai dengan janji-Nya, Allah yang sangat adil dan setia itu pasti mengampuni kita dan membersihkan hati kita dari setiap perbuatan jahat yang sudah kita lakukan.
Sikap merendahkan diri inilah yang dikehendaki Tuhan Yesus pada setiap manusia,maka sesuai dengan janjiNya,kalau hal ini dilakukan dengan sungguh-sungguh dan tulus, Allah pasti mengampuni dosa kita.
Pengakuan dosa terhadap Tuhan mungkin lebih mudah dilakukan dan seakan-akan ini merupakan hal yang biasa, karena hal ini sudah setiap saat dilakukan, baik dalam doa ataupun pujian dan penyembahan.
Pertanyaannya apakah saat melakukan pengakuan dosa ini disertai dengan rasa malu, rasa takut,rasa hormat, atau penyesalan yang mendalam,kepada Tuhan Yesus atas segala dosa dan kesalahan yang telah diperbuatnya?
Ataukah pengakuan dosa ini dilakukan sebagai rutinitas saja , tanpa semangat yang sungguh-sungguh dalam pertobatan, dengan pemikiran yang penting aku sudah mengaku dosa, atau karena menganggap apa yang dilakukan saat itu, juga tidak langsung mendapat respond, dan tidak melihat secara langsung sosok atau pribadai Allah?
Inilah yang harus direnungkan dengan sungguh-sungguh supaya dalam melakukan pengakuan dosa tidak salah dan berkenan dihadapan Tuhan Yesus; firman Tuhan melalui Hosea mengajarkan pertobatan seperti ini
Hosea 14:2-3 (TB) Bertobatlah, hai Israel, kepada TUHAN, Allahmu, sebab engkau telah tergelincir karena kesalahanmu.
Bawalah sertamu kata-kata penyesalan, dan bertobatlah kepada TUHAN! katakanlah kepada-Nya: "Ampunilah segala kesalahan, sehingga kami mendapat yang baik, maka kami akan mempersembahkan pengakuan kami.
Tapi apakah pengakuan dosa terhadap sesama, itu lebih mudah dari pada kepada Tuhan?
Ternyata pengakuan dosa terhadap sesama itu lebih sulit, sebab harus berhadapan secara langsung, berbicara secara langsung kepada musuhnya, dan tentunya ini bukan suatu hal yang mudah, sebab manusia itu secara alamiah merasa harga dirinya paling tinggi, sehingga tidak mau jika kalah atau direndahkan.
Pasti akan timbul rasa yang tidak nyaman, apalagi jika merasa dirinya yang paling benar, dan menganggap musuhnya yang salah, jelas ini tidak mudah, untuk melawan akal budinya sendiri. Disinilah diperlukan penguasaan diri untuk menyangkal diri, sebab jika hal itu tidak dimiliki, pasti tidak bisa untuk melakukan dan memberikan pengampunan terhadap musuhnya, maka ingatlah
Yesaya 2:12 (TB) Sebab TUHAN semesta alam menetapkan suatu hari untuk menghukum semua yang congkak dan angkuh serta menghukum semua yang meninggikan diri, supaya direndahkan;
Jadi jelas ada perbedaan sikap merendahkan diri kepada Tuhan dan kepada sesama, dimana ternyata manusia lebih sulit untuk merendahkan diri terhadap musuhnya, dibanding merendahkan diri kepada Tuhannya. Karena merendahkan diri kepada Tuhan sudah dilakukan secara rutin dan tidak ada tantangan yang berat, tapi merendahkan diri terhadap sesama sulit dilakukan karena ada tantangan yang berat dari dalam diri sendiri dan hal itu tidak setiap saat dilakukan.
Sebenarnya sikap merendahkan diri itu, harus dengan tulus dilakukan dan dengan sungguh-sungguh, baik terhadap Tuhan dan sesama, justru seharusnya lebih sungguh-sungguh dan tulus pengakuan dosa itu dilakukan kepada Tuhan, sebab otoritas beroleh pengampunan atau tidak itu, tergantung kemurahan dan kasih karunia Allah saja, tapi kalau terhadap sesama walau musuhnya diluar berkata sudah mengampuni, namun hatinya tetap belum bisa mengampuni, itu tidak menjadikan suatu hal yang menghalangi kasih karunia Allah untuk memberikan pengampunan, sebab Allah melihat niat hati apakah permohonan pengampunan dosa atau kesalahan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh atau tidak.
Untuk mendapatkan pengampunan dari Tuhan Yesus , hendaknya kita mencontoh Daud yang dengan sungguh-sungguh mau merendahkan dirinya, dihadapan Allah dalam mengakui segala dosanya, itupun dengan jujur dilakukan Daud seperti firmanNya
Mazmur 32:5 (TB) Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: "Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku," dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.
Ingat hanya dengan mau *merendahkan diri maka kita akan ditinggikan*, artinya kita malah mendapat penghormatan dan ternyata harga diri kita tidak jatuh, justru kita akan menjadi sang pemenang, sebab sudah bisa mengalahkan hawa nafsu dan akal budi kita sendiri, tapi jika kita *meninggikan diri maka kita akan direndahkan*, yang artinya kita malah tidak mendapat penghormatan , baik dihadapan sesama atau dihadapan Tuhan, justru kita menjadi orang yang kalah, sebab kita tidak dapat menguasi diri kita dan tidak dapat mengalahkan hawa nafsu dan akal budi kita?
Lukas 14:11 (TB) Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
Mari kita evaluasi diri kita, apakah kita sudah termasuk orang-orang yang merendahkan diri, ataukah kita masih sebagai orang yang masih meninggikan diri dan sombong? Jika masih menjadi orang yang ke dua, hati-hatilah dan segera bertobat, benahi dirimu sebelum sesuatu hal yang tidak diduga-duga menimpamu.
Undang terus agar Tuhan Yesus didalam kuasa Roh KudusNya menguasai dan membersamai hidupmu. Tuhan Yesus memberkati kita semua Amin
PD AUTOPIA Malang
03082016
Wibisono
Komentar
Posting Komentar