1997 Rema : TIDAK TAKUT DAN TETAP BERSEMANGAT SAAT DIHAJARNYA
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Tema renungan malam ini adalah:
*TIDAK TAKUT DAN TETAP BERSEMANGAT SAAT DIHAJARNYA*
Berdasarkan firman
*Ibrani 12:7-11* (TB) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Saat kita kuliah terdapat materi praktis yang hasilnya dapat dinikmati banyak orang, seperti PKL, ataupun KKN. Demikian pula secara rohani. Apa yang kita peroleh dari persekutuan doa, gereja, atau ibadah harus kita terapkan langsung secara praktis, bukan sekadar teoretis. Misalnya, bagaimana buah-buah roh harus kita tunjuk nyatakan?
Nah, Bapa pun mempergunakan berbagai materi kuliah kehidupan yang bernama “aneka pergumulan”. Tujuannya supaya kita bisa menerapkan dan mewujudnyatakan buah-buah roh dalam kehidupan nyata.
Apakah kita tetap bersabar dan tidak mudah putus asa?
Apakah kita tahan banting di segala situasi?
Apakah selalu bersyukur dalam segala hal?
*Ibrani 12: 5b-7* (TB) “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Saat pergumulan (sebagai latihan itu) sedang kita terima, tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, diharapkan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih-Nya.
Selain itu, karena Bapa kudus, kita pun harus kudus pula. Untuk itu, kita perlu dididik, dinasihati, diajar, bahkan dihajar-Nya.
Ya, kita bukan anak gampang yang cuma disayang dengan berkat dan kelimpahan! Namun, kita harus kembali kepada Bapa dengan kekudusan dan kemuliaan-Nya sehingga Dia pun menghajar untuk kebaikan kita. Karena itu, kita harus menerima keadaan itu dengan tetap bersyukur dan merasa berbahagia.
Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu
*Mazmur 94:12*
dan tidak menolak didikan-Nya.
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
*Ayub 5:17*
Kita tidak perlu berputus asa, sebab walau mendidik, melatih, dan menghajar, Bapa tidak akan menyerahkan kita kepada maut.
“TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut”
*Mazmur 118:18*
Jadi kita harus tetap bersemangat, tidak takut, dan tetap berserah penuh sebab Bapa menggenggam tangan kita melewati semua perkara dan bahkan menjadikan kita sebagai pemenang!
"Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya”
*Amsal 18:14a*
Sebab janji Allah kita tidak akan dibliarkannya ketika menghadapi atau jatuh dalam pergumulan hidup
*Yesaya 41:10 (TB)* janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Saudaraku kekasih Kristus, tetaplah berjuang dalam proses iman yang TUHAN YESUS kehendaki , jangan gentar sebab IA ingin mengetahui seberapa besar iman yang ada pada diri kita.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Tema renungan malam ini adalah:
*TIDAK TAKUT DAN TETAP BERSEMANGAT SAAT DIHAJARNYA*
Berdasarkan firman
*Ibrani 12:7-11* (TB) Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, supaya kita boleh hidup? Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.
Saat kita kuliah terdapat materi praktis yang hasilnya dapat dinikmati banyak orang, seperti PKL, ataupun KKN. Demikian pula secara rohani. Apa yang kita peroleh dari persekutuan doa, gereja, atau ibadah harus kita terapkan langsung secara praktis, bukan sekadar teoretis. Misalnya, bagaimana buah-buah roh harus kita tunjuk nyatakan?
Nah, Bapa pun mempergunakan berbagai materi kuliah kehidupan yang bernama “aneka pergumulan”. Tujuannya supaya kita bisa menerapkan dan mewujudnyatakan buah-buah roh dalam kehidupan nyata.
Apakah kita tetap bersabar dan tidak mudah putus asa?
Apakah kita tahan banting di segala situasi?
Apakah selalu bersyukur dalam segala hal?
*Ibrani 12: 5b-7* (TB) “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan, dan janganlah putus asa apabila engkau diperingatkan-Nya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya?
Saat pergumulan (sebagai latihan itu) sedang kita terima, tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Namun, diharapkan menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih-Nya.
Selain itu, karena Bapa kudus, kita pun harus kudus pula. Untuk itu, kita perlu dididik, dinasihati, diajar, bahkan dihajar-Nya.
Ya, kita bukan anak gampang yang cuma disayang dengan berkat dan kelimpahan! Namun, kita harus kembali kepada Bapa dengan kekudusan dan kemuliaan-Nya sehingga Dia pun menghajar untuk kebaikan kita. Karena itu, kita harus menerima keadaan itu dengan tetap bersyukur dan merasa berbahagia.
Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu
*Mazmur 94:12*
dan tidak menolak didikan-Nya.
Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa.
*Ayub 5:17*
Kita tidak perlu berputus asa, sebab walau mendidik, melatih, dan menghajar, Bapa tidak akan menyerahkan kita kepada maut.
“TUHAN telah menghajar aku dengan keras, tetapi Ia tidak menyerahkan aku kepada maut”
*Mazmur 118:18*
Jadi kita harus tetap bersemangat, tidak takut, dan tetap berserah penuh sebab Bapa menggenggam tangan kita melewati semua perkara dan bahkan menjadikan kita sebagai pemenang!
"Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya”
*Amsal 18:14a*
Sebab janji Allah kita tidak akan dibliarkannya ketika menghadapi atau jatuh dalam pergumulan hidup
*Yesaya 41:10 (TB)* janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
Saudaraku kekasih Kristus, tetaplah berjuang dalam proses iman yang TUHAN YESUS kehendaki , jangan gentar sebab IA ingin mengetahui seberapa besar iman yang ada pada diri kita.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar