1945 Rema: MENGENDALIKAN LIDAH (MEKAK ILAT, Bhs Jawa)
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam kali ini diambil dari :
*Amsal 21 : 26*
Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.
Tema renungan :
*MENGENDALIKAN LIDAH (MEKAK ILAT, Bhs Jawa)*
Sering kita ditegur agar mengendalikan perkataan yang keluar dari bibir kita, dan perkataan itu bergantung kepada lidah sebagai media untuk mengeluarkan kata-kata selain dari hati dan pikiran kita. Mengapa harus dikendalikan? Karena
*Yakobus 3 : 5,6 & 8*
5. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
6. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
8. tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Saudaraku, mari kita bayangkan ketika kita sembarangan mengeluarkan kata-kata, apakah ada dampaknya bagi kehidupan kita? Tentunya bisa menjadi berkat atau kutuk, baik bagi orang lain maupun bagi diri sendiri.
*Yakobus 3 : 9*
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Saudaraku, pasti kita akan memilih untuk menerima berkat daripada kutuk, tetapi firman Tuhan Yesus diatas sudah menyatakan bahwa lidah kita bisa digunakan untuk memuji dan mengutuk. Lalu apa akibatnya ?
*Yakobus 1 : 26*
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Sungguh sangat disayangkan, ternyata bila kita tidak dapat mengekang lidah kita (mekak ilat, bhs Jawa) maka ibadah yang kita lakukan selama ini sia-sia belaka, dan kerajaan Allah bukan jadi milik kita. Lalu apa gunanya kita hidup di dunia ini kalau ternyata kita akan celaka dan tidak berbahagia bahkan mengalami kesukaran seumur hidup. Padahal selama kita hidup di dunia ini mencari bahagia dan kedamaian.
*Amsal 17 : 20*
Orang yang serong hatinya tidak akan mendapat bahagia, orang yang memutar-mutar lidahnya akan jatuh ke dalam celaka.
Dari perenungan diatas, mana yang akan kita pilih untuk mendatangkan damai sejahtera dan tidak menjadikan kita media iblis?
Mau mekak ilat atau mengumbar setiap perkataan sehingga melukai hati orang lain?
Lalu bagaimana dengan upaya kita untuk rendah hati dan menjaga kekudusan?
Rendah hati adalah menganggap yang lain lebih utama, termasuk didalamnya mengendalikan lidah kita untuk mau mendengar sehingga tidak melukai orang lain.
*Matius 5 : 9*
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah
Inilah tugas mulia itu, selalu membawa damai dimanapun kita berada karena kita adalah anak-anak Allah. Sementara karena lidah yang tidak dikendalikan menyebabkan hati tidak damai. Bila hati saudara kita tidak damai bahkan terluka, dimana kekudusan itu?
*Lukas 7 : 21-23*
*Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya*, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan *menajiskan orang*."
Lihatlah saudaraku, kata-kata kita tidak hanya menajiskan diri kita sendiri tapi juga orang lain.
Mari kita mekak ilat atau mengendalikan lidah agar kitapun bisa mengkuduskan diri sendiri bahkan orang lain, agar kita layak memasuki masa Advent.
Tuhan Yesus memberkati. Amin
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
*Amsal 21 : 26*
Siapa memelihara mulut dan lidahnya, memelihara diri dari pada kesukaran.
Tema renungan :
*MENGENDALIKAN LIDAH (MEKAK ILAT, Bhs Jawa)*
Sering kita ditegur agar mengendalikan perkataan yang keluar dari bibir kita, dan perkataan itu bergantung kepada lidah sebagai media untuk mengeluarkan kata-kata selain dari hati dan pikiran kita. Mengapa harus dikendalikan? Karena
*Yakobus 3 : 5,6 & 8*
5. Demikian juga lidah, walaupun suatu anggota kecil dari tubuh, namun dapat memegahkan perkara-perkara yang besar. Lihatlah, betapapun kecilnya api, ia dapat membakar hutan yang besar.
6. Lidahpun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka.
8. tetapi tidak seorangpun yang berkuasa menjinakkan lidah; ia adalah sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun yang mematikan.
Saudaraku, mari kita bayangkan ketika kita sembarangan mengeluarkan kata-kata, apakah ada dampaknya bagi kehidupan kita? Tentunya bisa menjadi berkat atau kutuk, baik bagi orang lain maupun bagi diri sendiri.
*Yakobus 3 : 9*
Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah,
Saudaraku, pasti kita akan memilih untuk menerima berkat daripada kutuk, tetapi firman Tuhan Yesus diatas sudah menyatakan bahwa lidah kita bisa digunakan untuk memuji dan mengutuk. Lalu apa akibatnya ?
*Yakobus 1 : 26*
Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.
Sungguh sangat disayangkan, ternyata bila kita tidak dapat mengekang lidah kita (mekak ilat, bhs Jawa) maka ibadah yang kita lakukan selama ini sia-sia belaka, dan kerajaan Allah bukan jadi milik kita. Lalu apa gunanya kita hidup di dunia ini kalau ternyata kita akan celaka dan tidak berbahagia bahkan mengalami kesukaran seumur hidup. Padahal selama kita hidup di dunia ini mencari bahagia dan kedamaian.
*Amsal 17 : 20*
Orang yang serong hatinya tidak akan mendapat bahagia, orang yang memutar-mutar lidahnya akan jatuh ke dalam celaka.
Dari perenungan diatas, mana yang akan kita pilih untuk mendatangkan damai sejahtera dan tidak menjadikan kita media iblis?
Mau mekak ilat atau mengumbar setiap perkataan sehingga melukai hati orang lain?
Lalu bagaimana dengan upaya kita untuk rendah hati dan menjaga kekudusan?
Rendah hati adalah menganggap yang lain lebih utama, termasuk didalamnya mengendalikan lidah kita untuk mau mendengar sehingga tidak melukai orang lain.
*Matius 5 : 9*
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah
Inilah tugas mulia itu, selalu membawa damai dimanapun kita berada karena kita adalah anak-anak Allah. Sementara karena lidah yang tidak dikendalikan menyebabkan hati tidak damai. Bila hati saudara kita tidak damai bahkan terluka, dimana kekudusan itu?
*Lukas 7 : 21-23*
*Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya*, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan *menajiskan orang*."
Lihatlah saudaraku, kata-kata kita tidak hanya menajiskan diri kita sendiri tapi juga orang lain.
Mari kita mekak ilat atau mengendalikan lidah agar kitapun bisa mengkuduskan diri sendiri bahkan orang lain, agar kita layak memasuki masa Advent.
Tuhan Yesus memberkati. Amin
Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar