1990 Regi: Kelahiran Juruselamat
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi hari ini mengambil tema:
*Kelahiran Juruselamat*
Dasar firmanNya dari:
*Lukas 2: 11* Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Saudara kekasih Kristus, kehadiran Juruselamat kita di dunia berwujud bayi yang dibungkus dengan lampin dan dibaringkan di palungan. Namun, para malaikat sorga pun mengabarkan kelahiran ini kepada gembala-gembala yang berada di sekitar tempat itu dan dengan polosnya mereka segera bergegas menjumpai Maria , Yusuf dan bayi itu.
Setelah melihat bayi itu, mereka menyampaikan perkataan para malaikat kepada Maria dan Yusuf, kemudian merekapun kembali sambil memuji dan memuliakan Allah
*Lukas 2: 20.*
Disamping kedatangan gembala-gembala itu, orang-orang majus dari Timur juga datang ke Yerusalem dengan ketulusan hati. Mereka mendapatkan hikmat ketika melihat bintang-Nya di Timur
*Matius 2:2 (TB)* dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Demikian merekapun datang dengan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Emas melambangkan bayi Yesus akan menjadi Raja Agung, kemenyan melambangkan bayi Yesus akan menjadi Imam Agung dan mur melambangkan bayi Yesus kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.
Setelah sujud menyembah dan mempersembahkan ketiganya, orang-orang majus itupun diberikan hikmat melalui mimpi agar mereka kembali ke negerinya melalui jalan lain agar tidak bertemu Herodes
*Matius 2:12 (TB)* Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Para gembala dan orang-orang majus telah merasakan sukacita dan damai sejahtera ketika bertemu dengan bayi Juruselamat itu, karena mereka benar-benar menyambut kedatangan-Nya dengan penuh antusias dan datang menemui-Nya dengan penuh hormat serta sembah. Mereka menyaksikan bayi Yesus yang merupakan kegenapan perkataan malaikat serta hikmat yang mereka terima, sehingga hal itu menjadikan mereka sangat sukacita.
Lalu, bagaimana dengan kita saat ini?
Bukankah kepada kita telah diberitakan melalui Alkitab bahwa sejak kelahiran hingga kematian Yesus di kayu salib, kehidupan-Nya tanpa cacat mengerjakan yang dikehendaki Bapa-Nya di sorga bagi kita.
Sudahkah kita memiliki sukacita melebihi para gembala dan orang majus?
Seharusnya kebahagiaan kita jauh melebihi mereka, namun kenyataan sering berbicara lain. Kita masih belum bisa secara polos, jujur dan tulus menyerahkan diri kita kepada Yesus.
Untuk itu, marilah introspeksi, memohon ampunan dan bertobat, kemudian berbalik untuk berusaha memiliki kepolosan, kejujuran dan ketulusan hati dalam menjalankan firman-firman-Nya? Bercermin pada sikap para gembala dan orang majus agar sukacita sejati menghampiri diri kita.
Selamat Natal seraya mewarnai diri dengan kepolosan, kejujuran dan ketulusan hati dalam menjalankan kehendak-Nya.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD Autopia – Malang*
_GunawanWibisono_
Renungan pagi hari ini mengambil tema:
*Kelahiran Juruselamat*
Dasar firmanNya dari:
*Lukas 2: 11* Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Saudara kekasih Kristus, kehadiran Juruselamat kita di dunia berwujud bayi yang dibungkus dengan lampin dan dibaringkan di palungan. Namun, para malaikat sorga pun mengabarkan kelahiran ini kepada gembala-gembala yang berada di sekitar tempat itu dan dengan polosnya mereka segera bergegas menjumpai Maria , Yusuf dan bayi itu.
Setelah melihat bayi itu, mereka menyampaikan perkataan para malaikat kepada Maria dan Yusuf, kemudian merekapun kembali sambil memuji dan memuliakan Allah
*Lukas 2: 20.*
Disamping kedatangan gembala-gembala itu, orang-orang majus dari Timur juga datang ke Yerusalem dengan ketulusan hati. Mereka mendapatkan hikmat ketika melihat bintang-Nya di Timur
*Matius 2:2 (TB)* dan bertanya-tanya: "Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami datang untuk menyembah Dia."
Demikian merekapun datang dengan mempersembahkan emas, kemenyan dan mur. Emas melambangkan bayi Yesus akan menjadi Raja Agung, kemenyan melambangkan bayi Yesus akan menjadi Imam Agung dan mur melambangkan bayi Yesus kelak akan mati untuk menebus dosa manusia.
Setelah sujud menyembah dan mempersembahkan ketiganya, orang-orang majus itupun diberikan hikmat melalui mimpi agar mereka kembali ke negerinya melalui jalan lain agar tidak bertemu Herodes
*Matius 2:12 (TB)* Dan karena diperingatkan dalam mimpi, supaya jangan kembali kepada Herodes, maka pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain.
Para gembala dan orang-orang majus telah merasakan sukacita dan damai sejahtera ketika bertemu dengan bayi Juruselamat itu, karena mereka benar-benar menyambut kedatangan-Nya dengan penuh antusias dan datang menemui-Nya dengan penuh hormat serta sembah. Mereka menyaksikan bayi Yesus yang merupakan kegenapan perkataan malaikat serta hikmat yang mereka terima, sehingga hal itu menjadikan mereka sangat sukacita.
Lalu, bagaimana dengan kita saat ini?
Bukankah kepada kita telah diberitakan melalui Alkitab bahwa sejak kelahiran hingga kematian Yesus di kayu salib, kehidupan-Nya tanpa cacat mengerjakan yang dikehendaki Bapa-Nya di sorga bagi kita.
Sudahkah kita memiliki sukacita melebihi para gembala dan orang majus?
Seharusnya kebahagiaan kita jauh melebihi mereka, namun kenyataan sering berbicara lain. Kita masih belum bisa secara polos, jujur dan tulus menyerahkan diri kita kepada Yesus.
Untuk itu, marilah introspeksi, memohon ampunan dan bertobat, kemudian berbalik untuk berusaha memiliki kepolosan, kejujuran dan ketulusan hati dalam menjalankan firman-firman-Nya? Bercermin pada sikap para gembala dan orang majus agar sukacita sejati menghampiri diri kita.
Selamat Natal seraya mewarnai diri dengan kepolosan, kejujuran dan ketulusan hati dalam menjalankan kehendak-Nya.
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD Autopia – Malang*
_GunawanWibisono_
Komentar
Posting Komentar