1959 Rema: KOTBAH BERJALAN

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :

*2 Timotius 4 : 2*
*"Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya*, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran."

Tema renungan :

*KOTBAH BERJALAN*


“Hidup ini adalah kesempatan, Hidup ini untuk melayani Yesus, jangan sia-siakan waktu yang Yesus bri, hidup ini hanya sementara ...............”.

Bait dari Lagu “Hidup ini adalah Kesempatan” sering menempelak saya, apa yang sudah saya perbuat untuk kemuliaan namaNYA dalam hidup ini?.
Tidak bisa berkotbah firman seperti yang diharapkan banyak orang, memimpin doa juga tak seindah yang dikehendaki orang lain, bernyanyi terkadang tak senada dengan irama dan lagunya,  lalu apa yang harus dilakukan di dunia ini untuk kemuliaan namaNYA?
Mewartakan firman Tuhan Yesus memang tidak harus ketika berada dalam suatu persekutuan atau ibadah bila dilihat dari keterbatasan - keterbatasan diatas, tetapi ingat kita tidak mempunyai waktu yang cukup panjang dalam kehidupan ini.
Lalu apa yang bisa dibagikan kepada orang lain?
Apalagi kepada yang sedang berbeban berat, baik karena pergumulan hidup maupun sakit yang mendera.
Lagu diatas mengingatkan kita, bahwa hidup ini hanya sementara,

*1 Petrus 1 : 24*  Sebab: "Semua yang hidup adalah *seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur*,


Bayangkan saudaraku, hidup kita seperti rumput yang gampang mati,

*Mazmur 90 : 10* Masa hidup kami tujuh puluh tahun dan jika kami kuat, delapan puluh tahun, dan kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan; sebab *berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap*.


Ayat diatas berlaku bagi yang berumur panjang, dan itupun dianggap seperti rumput yang gampang layu dan mati, bagaimana kalau umur yang ditentukan Tuhan Yesus tidak sampai pada umur 70 atau 80 tahun? Apa yang sudah kita lakukan untuk memuliakan nama Tuhan Yesus?

Ternyata ada yang paling simpel untuk dilakukan yaitu *Kotbah sambil berjalan*.
Kotbah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah *menguraikan ajaran agama*.
Namun bila tidak bisa disampaikan dalam bentuk kotbah, maka hal yang paling mudah disampaikan adalah melalui perkataan, perilaku dan angan-angan atau keinginan. Tetapi seringkali kita  tidak sadar bahwa hidup kita ini adalah Kotbah seumur hidup. Mari kita cermati isi kotbah kita.

*Perkataan* yang seperti apa?

Amsal 18 : 4 *Perkataan mulut orang adalah seperti air yang dalam*, tetapi sumber hikmat adalah seperti batang air yang mengalir.

Amsal 18:6 *Bibir orang bebal menimbulkan perbantahan*, dan mulutnya berseru meminta pukulan


Cermatilah ada perkataan yang teduh dan bijak seperti air yang dalam dan mengalir tetapi ada juga yang menimbulkan perselisihan. Mana yang akan kita pilih agar kotbah kita berhasil dicerna banyak orang?

Lalu bagaimana dengan *perilaku*?

Mikha 6 : 8  "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain *berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu*?”

Yakobus 3 : 17 Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya *pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik*


Kita berlaku seperti yang difirmankan, juga bukan hal yang mudah, tetapi ketika kita berjuang untuk melakukannya, itu juga sudah menjadi kotbah yang hidup dan didengar serta dilihat orang lain sebagai bagian dari kesaksian hidup kita.

Selanjutnya bagaimana dengan *angan-angan atau keinginan* kita?
Angan-angan atau keinginan seringkali menjadi dasar dalam kita berperilaku dan berkata-kata karena

*Lukas 6  : 45* Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. *Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya*.

*Roma 2:15* Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa *isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi* dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela.


Hasil pergumulan dalam hati akan tertuang dalam kata-kata dan perilaku sebagai bagian dari kotbah kita di sepanjang perjalanan hidup kita. Dan kotbah tersebut langsung dikonfirmasi oleh pendengar dan pengamat di sekitar kita, apakah sesuai dengan firman Tuhan Yesus?

Dan hasil akhir dari kotbah tersebut harus diuji dengan ayat berikut,

*Galatia 5 : 22-23* Tetapi buah Roh  ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.


Bila kita tidak melakukannya, patutkah kita disebut sebagai anak-anak Allah?
Mari dengan setia kita mendekat dan rajin bersekutu dengan Tuhan Yesus, agar materi kotbah kita sering diisi dengan yang baik dan benar sesuai dengan firman Allah, di sepanjang kembara kehidupan ini.

Tuhan Yesus memberkati. Amin

Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku