2702 Regi : Kelahiran Yesus

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.

Renungan pagi ini mengambil tema:

*Kelahiran Yesus*

Bacaan:

*Matius 1: 18-25*

Nats:

*Matius 2: 2*
“Di manakah Dia, raja orang Yahudi yang baru dilahirkan itu? Kami telah melihat bintang-Nya di Timur dan kami dating untuk menyembah Dia.”


Orang-orang majus atau orang-orang bijak yang merupakan raja-raja dari Timur (kemungkinan dari Persia) berjalan ke Yerusalem untuk menyembah Kristus berpedoman sebuah bintang yang dikenal sebagai Bintang Natal hendak mempersembahkan emas melambangkan bayi Yesus akan menjadi raja agung; kemenyan melambangkan bayi Yesus akan menjadi imam agung; dan mur melambangkan bayi Yesus kelak akan mati menebut dosa manusia. Sungguh luar biasa tanda yang diterima oleh para majus ini dan semuanya digenapi dalam Pribadi Yesus yang lahir di Yerusalem.

Sejak kelahirannya Yesus telah menunjukkan kerendahan hati-Nya, betapa tidak Raja dan Imam Agung berkenan hadir di kandang disaksikan para gembala. Kemudian dimulailah perjalanan kesetiaan, dan ketaatan yang tiada taranya terhadap Allah Bapa. Yohanes menyebutkan:

*Yohanes 1: 1-3*
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatu pun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan.


Betapa tiada taranya kuasa yang dimiliki-Nya, tanpa Dia tidak ada suatupun yang jadi! Namun Dia kemudian tinggal di dalam rahim perawan suci Maria selama sembilan bulan sepuluh hari tanpa dapat berbuat apa-apa. Masih lagi harus menunggu hingga berusia dua belas tahun untuk mengadakan mujizat-Nya yang pertama, pada peristiwa perkawinan di Kana. Akhirnya, setelah berusia tiga puluh tahun Dia mengajarkan Injil dan mengadakan mujizat di mana-mana. Betapa Yesus setia dan taat kepada Bapa-Nya, mengabaikan kuasa-Nya yang tiada tara menjadi manusia sepenuhnya menjalani kehidupan seturut kehendak Bapa saja. Hingga pada puncaknya Ia menyerahkan diri-Nya di kayu salib dan berkata:

*Yohanes 19: 30*
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.


Bagi orang-orang yang melihat hal di atas sebagai peristiwa dunia, hal itu merupakan kedukaan yang besar; namun bagi yang melihatnya secara iman hal itu merupakan kemenangan telak terhadap rencana kuasa kegelapan yang sejak awal sudah berupaya keras mencegah Yesus dalam menaati perintah Bapa.

Pertama, Iblis menawarkan keindahan serta kemuliaan dunia agar Pribadi ini beralih dari kewajiban ilahi dikecoh dengan kemewahan semu.

*Lukas 4: 5-7*
Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya: "Segala kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki. Jadi jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu."


Iming-iming kemewahan dunia ditepis-Nya, sehingga Yesus balik bersabda dengan penuh kewibawaan:

*Lukas 4: 8*
"Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!”


Setelah itu, untuk kesekian kalinya Tuhan Yesus mengalami penderitaan secara rohaniah maupun jasmaniah akibat menjadi target dari para Farisi dan ahli- ahli Taurat yang sepenuhnya dipenuhi dengan rasa iri hati dan dikuasai oleh kuasa kegelapan, hingga pada kesempatan di Taman Getsemani.

*Lukas 22: 44*
Ia sangat ketakutan dan makin bersungguh-sungguh berdoa. Peluh-Nya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ke tanah.


Dan para murid tidak mendukungnya dalam doa, sebaliknya malahan tertidur akibat kelelahan.

*Matius 26: 40*
Dan Ia berkata kepada Petrus: "Tidakkah kamu sanggup berjaga-jaga satu jam dengan Aku?


Kematian di kayu salib sebagai wujud ketaatan-Nya kepada Bapa dan kebangkitan-Nya pada hari ketiga memunahkan harapan Lusifer yang telah memperbudak Adam dan keturunan-keturunannya dalam perang kekuasaan atas bumi dan sorga;  namun sebaliknya kematian dan kebangkitan Yesus sekaligus meneguhkan Sang Bintang Timur itu berkuasa atas bumi dan sorga secara mutlak.

Para kekasih Kristus, marilah kita peringati kelahiran Yesus pada Natal 2019 ini dengan *pemahaman akan kemenangan-Nya atas dosa secara gilang-gemilang, sehingga ada sukacita mendalam dalam hati kita senantiasa.*

*Selamat Natal 2019 dan menyambut Tahun Baru 2020. Haleluya,  Tuhan Yesus memberkati, amin!*

*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku