2688 Regi : Kesia-siaan vs Kekekalan

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.

Renungan pagi  ini bertemakan:

*Kesia-siaan vs Kekekalan*


Para kekasih Kristus, ketika kita diajak oleh teman melakukan pelayanan, seringkali jawaban kita adalah: "Maaf lain kali, ya ... saya masih harus mengerjakan tugas lain." Padahal hati kita mengatakan bahwa Allahlah segala-galanya dan tidak ada yang lebih penting dari Dia, namun dalam prakteknya banyak yang jauh lebih penting dari Allah, karena nyatanya kita lebih memilih melakukan hal yang lain dari pada melaksanakan perintah-Nya.

Untuk itu Rasul Paulus menegaskan dalam:

*Efesus 4: 17*
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti *orang-orang yang tidak mengenal Allah* dengan *pikirannya* yang *sia-sia*


Kata sia-sia di atas ditegaskan pula oleh Daud dan Salomo:

*Mazmur 94: 11*
TUHAN mengetahui *rancangan-rancangan manusia; sesungguhnya semuanya sia-sia belaka*.

*Maz. 127: 1*
Nyanyian ziarah Salomo. Jikalau *bukan TUHAN* yang membangun rumah, *sia-sialah usaha orang* yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, *sia-sialah pengawal berjaga-jaga*.

Ketiga ayat di atas menyimpulkan bahwa: segala *rencana maupun pelaksanaannya*, jika *tanpa peran serta* bahkan *diprakarsai oleh TUHAN*, semuanya menjadi tidak bernilai apa-apa alias *merupakan kesia-siaan di hadapan-Nya*. Jadi hanya bernilai fana dan sama sekali tidak bernuansa kekekalan! Kemudian pertanyaannya: "Mengapa hal-hal yang demikian kita lakukan?" Kita kejar mati-matian menghabiskan waktu hampir sepanjang hidup kita. Jawabannya mungkin agar ada kelegaan dan istirahat setelah mencapainya ... namun marilah kita perhatikan firman berikut:

*Lukas 12: 19-20*
Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah!
Tetapi firman Allah kepadanya: *Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu*, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti?

Dengan demikian lebih baik jika keadaan seperti yang dilukiskan Yesaya, dalam:

*Yesaya 30: 20*
... walaupun Tuhan memberi kamu roti dan air serba sedikit, namun *Pengajarmu tidak akan menyembunyikan diri lagi, tetapi matamu akan terus melihat Dia*,


Betapa *ada sukacita di hati* ini, jika kita *dapat merasakan penyertaan-Nya* setiap saat; bahkan dapat pula pemberian-Nya itu melimpah dalam kehidupan kita:

*Yeremia 33: 6*
Sesungguhnya, *Aku akan mendatangkan* kepada mereka *kesehatan* dan *kesembuhan*, dan Aku akan menyembuhkan mereka dan akan menyingkapkan kepada mereka *kesejahteraan* dan *keamanan* yang *berlimpah-limpah*.


Semua itu sangat tergantung daripada respon kita terhadap firman-firman di atas dan belas kasih-Nya. Yang pasti *TUHAN kita itu menyediakan (jireh) berkat-berkat-Nya bagi kita*; namun yang terpenting dari semuanya itu adalah:

*Matius 6: 33*
Tetapi *carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya*, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.


Dengan bertekun mencari kebenaran Kerajaan Allah terlebih dahulu, maka kita *membuang kesia-siaan* selama diberikan kesempatan hidup di dunia ini, serta *menabung harta di alam kekekalan* kelak. Imanuel!

*PD Autopia - Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR