2347 Regi : Doa Yabes
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*Doa Yabes*
Dasar firmanNya dari:
*1 Tawarikh 4: 10*
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku daripada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Ayat di atas sangat terkenal dengan sebutan: Doa Yabes.
Doa ini menjadi idola doa banyak orang, hingga digubah sebagai judul lagu yang dinyanyikan oleh banyak penyanyi kondang di negara kita.
Orang mengidolakan doa Yabes ini, karena ingin doa mereka dijawab sebagaimana Allah mengabulkan doa Yabes ini. Terlebih "pesona"nya pada bagian doa yang berbunyi: memberkati secara *berlimpah-limpah* dan *memperluas tanah* milik Yabes.
Para kekasih Kristus, siapakah Yabes ini, sehingga doanya begitu diperhatikan hingga dikabulkan oleh Allah?
Ia adalah seorang pria biasa (bukan kalangan imam, nabi atau kalangan raja), keturunan suku Yehuda, namun disebutkan dalam Alkitab sebagai seorang pria terhormat dan Allah berkenan terhadap doa yang diucapkannya dengan sepenuh iman.
Seluruh permintaan Yabes dikabulkan Allah, namun dia *tetap rendah hati* dan *baik kepada semua orang* sehingga disebutkan *lebih dimuliakan* daripada saudara-saudaranya
*1 Tawarikh 4: 9.*
Sesungguhnya, arti kata Yabes adalah: *“dia akan sengsara”,* sebab ibunya sangat mengalami kesakitan ketika melahirkan dia. Oleh karenanya, bisa dipastikan pada masa kecil Yabes penuh keprihatinan, namun dalam perkembangannya, *Yabes memiliki kemantapan hati bahwa Allah merupakan satu-satunya sumber berkat* dan *hanya melalui-Nya dia akan diberkati,* bukan dari yang lain.
Apakah rahasia Yabes sehingga doa-doanya dikabulkan?
Doa Yabes dikabulkan karena pribadi ini memiliki:
*1. Sikap hidupnya yang benar.*
Ia mau mengampuni dan mau meminta ampunan, hal itu sejalan dengan firman Tuhan Yesus pada
*Markus 11: 25* “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”
Yabes pasti tidak menyimpan kesalahan orang lain, demikian pula ia mau meminta ampunan jika memiliki kesalahan terhadap orang lain. Hidupnya bersih di hadapan Allah.
*2. Iman yang teguh di dalam TUHAN.*
Ia mengamini bahwa Allah itu merupakan satu-satunya sumber berkat, serta percaya bahwa apa saja yang dimintanya dalam doa, yakin bahwa dia sudah menerimanya, sebagaimana tertulis pada
*Markus 11: 24* “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
*3. Motivasi hidup yang benar.*
Hidupnya tidak untuk mengumbar hawa nafsunya,
*Yakobus 4: 3* “… kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”
Firman ini tidak berlaku dalam kehidupan Yabes, karena tentu Allah melihat hati dan mengetahui jika sesuatu yang dia minta itu ada kecenderungan untuk ketamakan diri saja.
Kita boleh meminta berkat, namun hendaknya berkat itu untuk memberkati orang lain.
*4. Penggunaan berkat secara tepat.*
Pada
*1 Petrus 3: 9b* “… hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.”
Kita diberi juga untuk disalurkan, kita diberkati untuk menyalurkan berkat itu.
Di tengah berkatnya yang besar, Yabes menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan, namun memiliki hati yang teguh dalam berserah kepada Allah, sebagaimana diungkapkan dalam
*2 Tawarikh 20: 20* "Percayalah kepada Tuhan, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!"
Sudahkah kita sungguh-sungguh percaya kepada Allah bahwa Dia mampu mengabulkan doa-doa kita?
Salah satu indikasinya adalah jika kita memiliki keteguhan hati untuk tetap mengandalkan-Nya dalam keadaan apapun saat ini, serta memilikilah kepribadian seperti Yabes.
Percayalah bahwa Allah telah menyediakan berkat-Nya bagi kita masing-masing seturut, rancangan-Nya!
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*Doa Yabes*
Dasar firmanNya dari:
*1 Tawarikh 4: 10*
Yabes berseru kepada Allah Israel, katanya: "Kiranya Engkau memberkati aku berlimpah-limpah dan memperluas daerahku, dan kiranya tangan-Mu menyertai aku, dan melindungi aku daripada malapetaka, sehingga kesakitan tidak menimpa aku!" Dan Allah mengabulkan permintaannya itu.
Ayat di atas sangat terkenal dengan sebutan: Doa Yabes.
Doa ini menjadi idola doa banyak orang, hingga digubah sebagai judul lagu yang dinyanyikan oleh banyak penyanyi kondang di negara kita.
Orang mengidolakan doa Yabes ini, karena ingin doa mereka dijawab sebagaimana Allah mengabulkan doa Yabes ini. Terlebih "pesona"nya pada bagian doa yang berbunyi: memberkati secara *berlimpah-limpah* dan *memperluas tanah* milik Yabes.
Para kekasih Kristus, siapakah Yabes ini, sehingga doanya begitu diperhatikan hingga dikabulkan oleh Allah?
Ia adalah seorang pria biasa (bukan kalangan imam, nabi atau kalangan raja), keturunan suku Yehuda, namun disebutkan dalam Alkitab sebagai seorang pria terhormat dan Allah berkenan terhadap doa yang diucapkannya dengan sepenuh iman.
Seluruh permintaan Yabes dikabulkan Allah, namun dia *tetap rendah hati* dan *baik kepada semua orang* sehingga disebutkan *lebih dimuliakan* daripada saudara-saudaranya
*1 Tawarikh 4: 9.*
Sesungguhnya, arti kata Yabes adalah: *“dia akan sengsara”,* sebab ibunya sangat mengalami kesakitan ketika melahirkan dia. Oleh karenanya, bisa dipastikan pada masa kecil Yabes penuh keprihatinan, namun dalam perkembangannya, *Yabes memiliki kemantapan hati bahwa Allah merupakan satu-satunya sumber berkat* dan *hanya melalui-Nya dia akan diberkati,* bukan dari yang lain.
Apakah rahasia Yabes sehingga doa-doanya dikabulkan?
Doa Yabes dikabulkan karena pribadi ini memiliki:
*1. Sikap hidupnya yang benar.*
Ia mau mengampuni dan mau meminta ampunan, hal itu sejalan dengan firman Tuhan Yesus pada
*Markus 11: 25* “Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni kesalahan-kesalahanmu.”
Yabes pasti tidak menyimpan kesalahan orang lain, demikian pula ia mau meminta ampunan jika memiliki kesalahan terhadap orang lain. Hidupnya bersih di hadapan Allah.
*2. Iman yang teguh di dalam TUHAN.*
Ia mengamini bahwa Allah itu merupakan satu-satunya sumber berkat, serta percaya bahwa apa saja yang dimintanya dalam doa, yakin bahwa dia sudah menerimanya, sebagaimana tertulis pada
*Markus 11: 24* “Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu.”
*3. Motivasi hidup yang benar.*
Hidupnya tidak untuk mengumbar hawa nafsunya,
*Yakobus 4: 3* “… kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.”
Firman ini tidak berlaku dalam kehidupan Yabes, karena tentu Allah melihat hati dan mengetahui jika sesuatu yang dia minta itu ada kecenderungan untuk ketamakan diri saja.
Kita boleh meminta berkat, namun hendaknya berkat itu untuk memberkati orang lain.
*4. Penggunaan berkat secara tepat.*
Pada
*1 Petrus 3: 9b* “… hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat.”
Kita diberi juga untuk disalurkan, kita diberkati untuk menyalurkan berkat itu.
Di tengah berkatnya yang besar, Yabes menjalani hidup dengan penuh kesederhanaan, namun memiliki hati yang teguh dalam berserah kepada Allah, sebagaimana diungkapkan dalam
*2 Tawarikh 20: 20* "Percayalah kepada Tuhan, Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!"
Sudahkah kita sungguh-sungguh percaya kepada Allah bahwa Dia mampu mengabulkan doa-doa kita?
Salah satu indikasinya adalah jika kita memiliki keteguhan hati untuk tetap mengandalkan-Nya dalam keadaan apapun saat ini, serta memilikilah kepribadian seperti Yabes.
Percayalah bahwa Allah telah menyediakan berkat-Nya bagi kita masing-masing seturut, rancangan-Nya!
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar