2319 Regi: MELATIH ROH, MENINGGALKAN DAGING
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*MELATIH ROH, MENINGGALKAN DAGING*
Dasar firmanNya dari:
*2 Timotius 3:16 (TB)* Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Mengapa TUHAN memperkenankan anak-anak-Nya mengalami penderitaan, padahal Ia berkuasa menghindarkan dari segala yang buruk dalam kehidupan mereka. Anak TUHAN seringkali dihadapkan pada ketidakberdayaan terhimpit dan bahkan habis akal menghadapi persoalan hidup ini. Celakanya, pada saat seperti itu seolah-olah TUHAN tidak berada di pihak kita. Kita dibiarkan saja sampai batas akhir kemampuan untuk berpikir dan bertindak. Sesungguhnya, ketika mengalami hal semacam itu, TUHAN ingin mengetahui bagaimanakah suasana hati kita? Apakah muncul keluhan, hujatan, sungut-sungut atau kepasrahan yang tulus? TUHAN mengetahui isi hati kita, sehingga tidak bisa mengelak jika respon kita dalam menghadapi permasalahan itu negatif, karena: *segala sesuatu telanjang serta terbuka di hadapan Allah, kepada-Nya kita harus bertanggungjawab
*Ibrani 4: 13.*
Para kekasih Kristus, sedemikian teganyakah Allah membiarkan kita menghadapi persoalan demi persoalan sendirian?
Marilah kita belajar dari bangsa Israel, bangsa pilihan yang telah direncanakan segala yang baik terhadap mereka. Bukankah bangsa ini bercirikan tidak sabar, tegar tengkuk, keras kepala, sombong, kasar, tidak tahu aturan, jahat, kejam dan semaunya sendiri. Kepada bangsa yang bercirikan hal-hal buruk di atas, Allah menerapkan perintah dan peraturan-Nya agar kita bisa bercermin dari bangsa ini.
Marilah kita ambil contoh dari satu sifat yaitu: ketidaksabaran bangsa Israel, maka akibat dari tidak sabar itu Allah murka. Ketidaksabaran mereka menunggu Musa turun dari Gunung Sinai, mereka mendesak Harun mengijinkan pembuatan lembu emas untuk disembah.
Padahal TUHAN berjanji akan menetapkan langkah manusia yang hidupnya berkenan kepada-Nya
*Mazmur 37: 23.*
Melalui bagian ini kita belajar dari bangsa Israel, bahwa mengikut Tuhan butuh sifat sabar. Bukan memaksakan kehendak melainkan tunduk kepada kehendak Tuhan atas pimpinan-Nya. Bahkan dalam menunggu waktu Tuhan, dibutuhkan ketekunan dan kesetiaan. Terlebih janganlah pergi meninggalkan-Nya untuk menyembah kepada allah lain, melainkan tetaplah percayalah kepada-Nya seraya menantikan waktu TUHAN memberikan jalan keluar bagi permasalahan kita.
Sekali lagi tujuan Allah membiarkan bangsa Israel terjatuh kedalam ketidaksabaran mereka adalah untuk mengajar, menegur, memperbaiki kelakuan, mendidik bangsa ini untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Agar mereka berubah sifatnya yang tadinya diibaratkan kambing (bersifat pemarah, bandel, tegar tengkuk, keras kepala, sombong, tidak tahu diri, jahat, tega dan egois) berubah menjadi domba (bersifat kasih, sukacita, damai sejahtera, sabar, murah hati, baik, setia, lemahlembut, dan menguasai diri). Agar kelak pada waktunya TUHAN, yang diibaratkan Seorang Gembala akan memisahkan domba dari kambing dan akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
*Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
*Matius 25: 32-33.*
Allah menghendaki agar kita melatih roh kita, tunduk kepada kehendak-Nya, meninggalkan keinginan daging dengan kemauannya sendiri. Sehingga diibaratkan kambing “tanduk” nya dikikis secara pelan sampai habis, sehingga berubah menjadi domba (tak bertanduk) melalui ujian-ujian iman itu sehingga pada waktunya kelak kita dikumpulkan di tempat Sang Gembala domba. Perkenan Allah bagi kita dalam menghadapi penderitaan adalah agar kita selamat dengan jalan mengubah sifat buruk kita (daging) menjadi sifat baik (roh) dengan cara melakukan kehendak-Nya. Sasaran Allah adalah mengubah manusia berdosa menjadi sempurna supaya dapat bersama-sama dengan Tuhan Yesus di sorga.
*Di dalam rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Jika hal ini tidak benar, tidaklah Kukatakan kepadamu. Aku akan pergi menyediakan tempat untukmu.
*Yohanes 14: 2.*
Oleh karenanya Tuhan Yesus menghendaki agar kita menyangkal diri dan menyerahkan diri kita kepada Roh Kudus yang akan mengarahkan dan memimpin kita kepada keselamatan, meskipun yang menetapkan untuk mengikuti kehendak atau tidak mengikuti kehendak-Nya ini adalah kita sendiri.
Penekanan Tuhan Yesus adalah jangan melakukan hal-hal di luar itu dan jangan menolak kesempatan ini. Sebab jelaslah bahwa kehendak Tuhan Yesus memberikan teladan kehidupan kepada kita adalah agar kita menghasilkan buah keselamatan.
Dengan demikian arahkanlah segenap waktu dalam kehidupan kita untuk berjuang hidup dalam jalan kebenaran dan kekudusan Kristus.
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati Amin
*PD AUTOPIA – Malang*
_gunawanwibisono_
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*MELATIH ROH, MENINGGALKAN DAGING*
Dasar firmanNya dari:
*2 Timotius 3:16 (TB)* Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Mengapa TUHAN memperkenankan anak-anak-Nya mengalami penderitaan, padahal Ia berkuasa menghindarkan dari segala yang buruk dalam kehidupan mereka. Anak TUHAN seringkali dihadapkan pada ketidakberdayaan terhimpit dan bahkan habis akal menghadapi persoalan hidup ini. Celakanya, pada saat seperti itu seolah-olah TUHAN tidak berada di pihak kita. Kita dibiarkan saja sampai batas akhir kemampuan untuk berpikir dan bertindak. Sesungguhnya, ketika mengalami hal semacam itu, TUHAN ingin mengetahui bagaimanakah suasana hati kita? Apakah muncul keluhan, hujatan, sungut-sungut atau kepasrahan yang tulus? TUHAN mengetahui isi hati kita, sehingga tidak bisa mengelak jika respon kita dalam menghadapi permasalahan itu negatif, karena: *segala sesuatu telanjang serta terbuka di hadapan Allah, kepada-Nya kita harus bertanggungjawab
*Ibrani 4: 13.*
Para kekasih Kristus, sedemikian teganyakah Allah membiarkan kita menghadapi persoalan demi persoalan sendirian?
Marilah kita belajar dari bangsa Israel, bangsa pilihan yang telah direncanakan segala yang baik terhadap mereka. Bukankah bangsa ini bercirikan tidak sabar, tegar tengkuk, keras kepala, sombong, kasar, tidak tahu aturan, jahat, kejam dan semaunya sendiri. Kepada bangsa yang bercirikan hal-hal buruk di atas, Allah menerapkan perintah dan peraturan-Nya agar kita bisa bercermin dari bangsa ini.
Marilah kita ambil contoh dari satu sifat yaitu: ketidaksabaran bangsa Israel, maka akibat dari tidak sabar itu Allah murka. Ketidaksabaran mereka menunggu Musa turun dari Gunung Sinai, mereka mendesak Harun mengijinkan pembuatan lembu emas untuk disembah.
Padahal TUHAN berjanji akan menetapkan langkah manusia yang hidupnya berkenan kepada-Nya
*Mazmur 37: 23.*
Melalui bagian ini kita belajar dari bangsa Israel, bahwa mengikut Tuhan butuh sifat sabar. Bukan memaksakan kehendak melainkan tunduk kepada kehendak Tuhan atas pimpinan-Nya. Bahkan dalam menunggu waktu Tuhan, dibutuhkan ketekunan dan kesetiaan. Terlebih janganlah pergi meninggalkan-Nya untuk menyembah kepada allah lain, melainkan tetaplah percayalah kepada-Nya seraya menantikan waktu TUHAN memberikan jalan keluar bagi permasalahan kita.
Sekali lagi tujuan Allah membiarkan bangsa Israel terjatuh kedalam ketidaksabaran mereka adalah untuk mengajar, menegur, memperbaiki kelakuan, mendidik bangsa ini untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Agar mereka berubah sifatnya yang tadinya diibaratkan kambing (bersifat pemarah, bandel, tegar tengkuk, keras kepala, sombong, tidak tahu diri, jahat, tega dan egois) berubah menjadi domba (bersifat kasih, sukacita, damai sejahtera, sabar, murah hati, baik, setia, lemahlembut, dan menguasai diri). Agar kelak pada waktunya TUHAN, yang diibaratkan Seorang Gembala akan memisahkan domba dari kambing dan akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
*Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya.
*Matius 25: 32-33.*
Allah menghendaki agar kita melatih roh kita, tunduk kepada kehendak-Nya, meninggalkan keinginan daging dengan kemauannya sendiri. Sehingga diibaratkan kambing “tanduk” nya dikikis secara pelan sampai habis, sehingga berubah menjadi domba (tak bertanduk) melalui ujian-ujian iman itu sehingga pada waktunya kelak kita dikumpulkan di tempat Sang Gembala domba. Perkenan Allah bagi kita dalam menghadapi penderitaan adalah agar kita selamat dengan jalan mengubah sifat buruk kita (daging) menjadi sifat baik (roh) dengan cara melakukan kehendak-Nya. Sasaran Allah adalah mengubah manusia berdosa menjadi sempurna supaya dapat bersama-sama dengan Tuhan Yesus di sorga.
*Di dalam rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal. Jika hal ini tidak benar, tidaklah Kukatakan kepadamu. Aku akan pergi menyediakan tempat untukmu.
*Yohanes 14: 2.*
Oleh karenanya Tuhan Yesus menghendaki agar kita menyangkal diri dan menyerahkan diri kita kepada Roh Kudus yang akan mengarahkan dan memimpin kita kepada keselamatan, meskipun yang menetapkan untuk mengikuti kehendak atau tidak mengikuti kehendak-Nya ini adalah kita sendiri.
Penekanan Tuhan Yesus adalah jangan melakukan hal-hal di luar itu dan jangan menolak kesempatan ini. Sebab jelaslah bahwa kehendak Tuhan Yesus memberikan teladan kehidupan kepada kita adalah agar kita menghasilkan buah keselamatan.
Dengan demikian arahkanlah segenap waktu dalam kehidupan kita untuk berjuang hidup dalam jalan kebenaran dan kekudusan Kristus.
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati Amin
*PD AUTOPIA – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar