2310 Rema: MENJAGA SIKAP SAAT BERIBADAH

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini bertema

*MENJAGA SIKAP SAAT BERIBADAH*

Diambil dari:

*Maleakhi 1:6* (TB) Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?"


Saudaraku kekasih Kristus, seringkali saat beribadah di gereja atau di tempat lain, kita melihat sendiri saudara di sekeliling kita ada saja yang mengganggu konsentrasi kita. Kita yang telah diajar langsung oleh Rohul Kudus di persekutuan doa ini sudah memahami bagaimana harus bersikap saat beribadah.
Namun, di luar persekutuan kita masih belum bisa menikmati hadirat Tuhan dalam suasana ibadah secara khusuk saat pembacaan dan perenungan kebenaran Firman Allah.
Ada saja yang belum bisa menghayati nikmatnya prosesi ibadah khusuk, karena masih berbicara, bercanda, atau berisik. Bahkan, tidak disadarinya bahwa kelakuan dan sikap sedemikian itu  selain sangat mengecewakan hati Tuhan Yesus, juga sangat mengganggu dan mengecewakan orang lain yang ingin beribadah secara khusuk.
Kadang di depan, belakang, atau samping kiri kanan kita ada saja yang mengganggu konsentrasi, padahal kita sedang mendengarkan kotbah dengan serius.
Sedih dan sebel rasanya. Namun, kita tidak bisa berbuat lain. Paling hanya menengok atau berdehem dengan harapan agar mereka sadar dan menghentikan pembicaraannya. Atau kadang kalaupun mereka diam, namun asyik dengan _gadget_ -nya. Entah apa yang mereka lakukan, namun jelas itu pun sangat kurang pas jika dipertontonkan kepada kita yang sedang beribadah.

Mengapa mereka bersikap demikian?
Karena yang hadir beribadah tidak ada kerinduan yang sungguh kepada Tuhan Yesus. Mereka  datang hanya sebagai tradisi atau memenuhi kewajiban saja tepat sesuai nubuatan kitab suci:

*Matius 15:8-9* (TB) Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.


Saat pendeta berkhotbah tentulah membaca dan mengulas Firman Tuhan. Sementara, Firman Tuhan Yesus itu adalah Tuhan Yesus sendiri, adalah Allah sendiri. Selama yang dibaca Firman dari Alkitab kita harus menghormati dan memperhatikan Firman, karena...

*Amsal 13:13* (TB) Siapa meremehkan firman, ia akan menanggung akibatnya, tetapi siapa taat kepada perintah, akan menerima balasan.


Coba bayangkan jika Anda sedang menyampaikan sesuatu yang sangat penting (menyangkut keselamatan orang yang Anda ajak bicara), tetapi orang tersebut tidak memperhatikan Anda, bagaimana perasaan Anda? Kecewa, bukan? Allah pun demikian!
Sebagai anak Allah, kita memang harus dan wajib menghormati Bapa!

*Yosua 7:19a* (TB) Berkatalah Yosua kepada Akhan: "Anakku, hormatilah TUHAN, Allah Israel..


Bagaimana kita menghormati Tuhan Yesus? Satu di antaranya adalah dengan sikap yang menghargai penceramah, apakah itu pendeta, guru Injil, atau siapa pun penyampai renungan yang lain.
Menghargai itu berarti menyimak dengan baik, mengikuti alurnya dengan tenang, merenungkan dengan sungguh-sungguh, memperhatikan dengan bijak, dan tidak mengganggu konsentrasi orang lain. Karena itu, diharapkan supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia
*Yohanes 5:23*


Perhatikanlah seruan-Nya berikut. Maukah kita menerima kutuk-Nya?

*Maleakhi 2:2* (TB) Jika kamu tidak mendengarkan, dan jika kamu tidak memberi perhatian untuk menghormati nama-Ku, firman TUHAN semesta alam, maka Aku akan mengirimkan kutuk ke antaramu dan akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk, dan Aku telah membuatnya menjadi kutuk, sebab kamu ini tidak memperhatikan.


Selain itu, juga ada Sabda yang mengharuskan menghormati sesama

*1 Petrus 2:17* (TB) Hormatilah semua orang, kasihilah saudara-saudaramu, takutlah akan Allah, hormatilah raja!


Maka  dengan sikap yang tenang dan mengikuti kotbah dengan baik, khusuk dan khidmatlahyang merupakan cara menghormati Tuhan dan mengasihi sesama jemaat di tempat ibadah.

Kiranya Rohul Kudus memampukan kita untuk menghormati nama-Nya yang kudus di saat beribadah sehingga tidak mengganggu konsentrasi saudara kita yang lain. Amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman