2796 Regi : Belajarlah (Kelemah-lembutan dan Kerendah-hatian) Kepada-Ku
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*Belajarlah (Kelemah-lembutan dan Kerendah-hatian) Kepada-Ku*
Dasar firmanNya dari
*Matius 11: 29*
… belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Para kekasih Kristus, melalui ayat di atas Tuhan Yesus menghimbau kita untuk belajar kepada-Nya, karena *Ia lemah lembut* dan *rendah hati.* Teladan kelemah-lembutan-Nya dapat disimpulkan dari Kitab Rasul Petrus berikut ini.
*1 Petrus 2: 23*
“Ketika Ia dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan caci-maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, ....”
Bahkan saat ditawan dan diperlakukan tidak senonoh oleh orang Farisi dan kelompoknya serta tentara Romawi, Tuhan Yesus menerimanya tanpa membalas. Melainkan melalui bibirnya dipanjatkan doa
“Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
*Lukas 23:34.*
Dalam bahasa Yunani, kata lemah lembut adalah “praios” yang pengertiannya ibarat kuda jantan liar yang sudah dijinakkan serta dapat ditunggangi. Betapa sulitnya menjinakkan dan menguasai kuda liar jantan, karena kekuatan dan kelincahannya. Sesungguhnya demikianlah gambaran sukarnya seseorang menundukkan ego-nya agar menjadi lemah lembut, terlebih *jika orang itu memiliki kekuasaan.* Sebaliknya, *Tuhan Yesus yang Mahakuasa meneladankan perbuatan lemah lembut.*
*Matius 5:5*
“Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”
Orang yang lemah lembut akan senantiasa diberkati.
Selanjutnya, teladan kerendahan hati-Nya bisa kita pelajari dari:
*Di antara keluarga sendiri (di antara adik-adik-Nya)*
*Yohanes 7: 4 - 6*
Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Sebab _saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya._ Maka jawab Yesus kepada mereka: *"Waktu-Ku belum tiba,* ….
Betapa Tuhan Yesus mendemonstrasikan kerendahan hati-Nya, ketika di dalam “keluarga”- Nya sendiri diejek oleh saudara-saudara-Nya untuk keluar dan menunjukkan mujizat dan kuasa-Nya; namun karena waktunya belum tiba, Ia pun tidak marah terhadap ledekan saudara- saudaraNya itu, melainkan menjawab dengan kerendahan hati: “Waktu-Ku belum tiba, ….”
Di dalam pelayanan-Nya (dengan orang Farisi)
*Yohanes 10: 33*
Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka *kami mau melempari Engkau,* melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.
Tuhan Yesus tidak membalas hujatan itu dengan hujatan, melainkan dengan rendah hati menjelaskan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya merupakan perintah Bapa-Nya:
*Yohanes 10: 38*
… Aku melakukannya (pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku) dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, *supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti,* bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
*Menghadapi godaan Iblis*
*Lukas 4: 3*
Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti."
Yesus tidak mengutuk Si Iblis melainkan berfirman:
*Lukas 4: 4*
“Manusia hidup bukan dari roti saja.”
Seluruh sikap dan perbuatan Tuhan Yesus menunjukkan kerendahan hati dan semua itu menggenapi firman-Nya dalam:
*Lukas 14: 11*
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Para kekasih Kristus, apabila *kita ingin diberkati dan ditinggikan oleh Tuhan Yesus,* maka marilah kita merespon dengan sungguh-sungguh himbauan-Nya agar kita *belajar kelemahlembutan dan kerendahan hati dari-Nya.*
Kiranya Roh Kudus memampukan kita menjalani hal ini.
Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia - Malang*
_gunawanwibisono_
Judul renungan pagi hari ini adalah:
*Belajarlah (Kelemah-lembutan dan Kerendah-hatian) Kepada-Ku*
Dasar firmanNya dari
*Matius 11: 29*
… belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Para kekasih Kristus, melalui ayat di atas Tuhan Yesus menghimbau kita untuk belajar kepada-Nya, karena *Ia lemah lembut* dan *rendah hati.* Teladan kelemah-lembutan-Nya dapat disimpulkan dari Kitab Rasul Petrus berikut ini.
*1 Petrus 2: 23*
“Ketika Ia dicaci-maki, Ia tidak membalas dengan caci-maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, ....”
Bahkan saat ditawan dan diperlakukan tidak senonoh oleh orang Farisi dan kelompoknya serta tentara Romawi, Tuhan Yesus menerimanya tanpa membalas. Melainkan melalui bibirnya dipanjatkan doa
“Ampunilah mereka, karena mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
*Lukas 23:34.*
Dalam bahasa Yunani, kata lemah lembut adalah “praios” yang pengertiannya ibarat kuda jantan liar yang sudah dijinakkan serta dapat ditunggangi. Betapa sulitnya menjinakkan dan menguasai kuda liar jantan, karena kekuatan dan kelincahannya. Sesungguhnya demikianlah gambaran sukarnya seseorang menundukkan ego-nya agar menjadi lemah lembut, terlebih *jika orang itu memiliki kekuasaan.* Sebaliknya, *Tuhan Yesus yang Mahakuasa meneladankan perbuatan lemah lembut.*
*Matius 5:5*
“Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.”
Orang yang lemah lembut akan senantiasa diberkati.
Selanjutnya, teladan kerendahan hati-Nya bisa kita pelajari dari:
*Di antara keluarga sendiri (di antara adik-adik-Nya)*
*Yohanes 7: 4 - 6*
Sebab tidak seorangpun berbuat sesuatu di tempat tersembunyi, jika ia mau diakui di muka umum. Jikalau Engkau berbuat hal-hal yang demikian, tampakkanlah diri-Mu kepada dunia." Sebab _saudara-saudara-Nya sendiripun tidak percaya kepada-Nya._ Maka jawab Yesus kepada mereka: *"Waktu-Ku belum tiba,* ….
Betapa Tuhan Yesus mendemonstrasikan kerendahan hati-Nya, ketika di dalam “keluarga”- Nya sendiri diejek oleh saudara-saudara-Nya untuk keluar dan menunjukkan mujizat dan kuasa-Nya; namun karena waktunya belum tiba, Ia pun tidak marah terhadap ledekan saudara- saudaraNya itu, melainkan menjawab dengan kerendahan hati: “Waktu-Ku belum tiba, ….”
Di dalam pelayanan-Nya (dengan orang Farisi)
*Yohanes 10: 33*
Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka *kami mau melempari Engkau,* melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.
Tuhan Yesus tidak membalas hujatan itu dengan hujatan, melainkan dengan rendah hati menjelaskan bahwa pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan-Nya merupakan perintah Bapa-Nya:
*Yohanes 10: 38*
… Aku melakukannya (pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku) dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, *supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti,* bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa."
*Menghadapi godaan Iblis*
*Lukas 4: 3*
Lalu berkatalah Iblis kepada-Nya: "Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti."
Yesus tidak mengutuk Si Iblis melainkan berfirman:
*Lukas 4: 4*
“Manusia hidup bukan dari roti saja.”
Seluruh sikap dan perbuatan Tuhan Yesus menunjukkan kerendahan hati dan semua itu menggenapi firman-Nya dalam:
*Lukas 14: 11*
Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Para kekasih Kristus, apabila *kita ingin diberkati dan ditinggikan oleh Tuhan Yesus,* maka marilah kita merespon dengan sungguh-sungguh himbauan-Nya agar kita *belajar kelemahlembutan dan kerendahan hati dari-Nya.*
Kiranya Roh Kudus memampukan kita menjalani hal ini.
Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia - Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar