2829 Rema : RENCANA TUHAN TIDAK GAGAL
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan malam ini bertema:
*RENCANA TUHAN TIDAK GAGAL*
Diambil dari
*Kejadian 37:20* (TB) "Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"
Tuhan memiliki rencana indah bagi kita masing-masing. Rencana Tuhan atas hidup anak-anak-Nya adalah baik adanya, tetapi seringkali untuk sampai pada rencana Tuhan itu, kita harus menempuh perjalanan panjang yang berliku. Saat-saat itulah iman percaya kita terhadap rencana Tuhan sedang diuji, apakah kita tetap percaya kepada-Nya ataukah semakin kehilangan pengharapan.
Kita tahu, Tuhan menganugerahi mimpi kepada Yusuf. Namun, justru mimpi inilah yang membuat Yusuf menerima perlakuan kurang baik dari saudara-saudaranya sendiri karena mereka memiliki akar pahit, yakni iri hati.
“Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya”
*Kejadian 37:11*
Perjalanan hidup yang Yusuf lewati agar sampai kepada rencana Tuhan yang indah itu sangat memprihatinkan. Yusuf harus melewati berbagai persoalan silih berganti penuh dengan nestapa dan air mata. Proses yang harus Yusuf jalani sangat menyentuh hati dan menggetarkan nurani. Betapa tidak! Dia harus terpisahkan dari orang tua yang menyayangi dan disayanginya. Mungkin, jika kita berada di posisi Yusuf, tidak akan sanggup kita menjalaninya.
Yusuf bukan saja mengalami tantangan dari luar, melainkan justru dari saudara-saudaranya sendiri yang begitu marah dan benci terhadapnya.
Mereka merencanakan kejahatan yang sangat keji. Mereka berlaku brutal dengan niatan hendak merusak, menggagalkan mimpi, dan bahkan melenyapkan anak muda tampan ini.
Tak terbayangkan betapa hancur hati Yusuf tatkala jubah maha indahnya dilucuti, lalu ia sendiri dilemparkan secara paksa ke dalam sumur kering, lalu
"...diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir."
*Kejadian 37:28*
Secara akal, Yusuf takpunya harapan lagi untuk melihat rumah serta ayah yang sangat mencintainya. Pupuslah harapan melihat jubahnya bernodakan darah kambing untuk mengecoh ayahnya bahwa ia dibunuh binatang buas.
Apakah rencana Tuhan atas hidup Yusuf gagal?
Apakah Tuhan melupakan mimpi-mimpi yang telah Ia berikan? Justru selangkah lagi rencana Tuhan akan digenapi, saat
"...ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja."
*Kejadian 37:36* .
Saudaraku kekasih Kristus,
Ketika berada dalam permasalahan dan penderitaan hidup yang berat, seringkali kita menganggap Tuhan melupakan rencana-Nya atas hidup kita.
Pada saat-saat demikian, kita dengan gampang menghakimi, menjelekkan, dan bahkan mendakwa atau mengatai Tuhan dengan semena-mena, padahal Tuhan tidak pernah berdusta dan tidak pernah melupakan janji serta rencana indah-Nya. Harusnya kita lebih lagi membangun relasi yang baik dengan TUHAN supaya dengan hikmat yang dari-Nya kita dengan cerdas dapat melihat bahwa Tuhan justru memakai permasalahan dan penderitaan tersebut sebagai jembatan untuk menggenapi rencana-Nya.
Jika Yusuf diberi kesabaran dan kemuliaan hati untuk mengampuni dan mengatakan kepada saudara-saudaranya seperti ini:
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
*Kejadian 50: 20*
Kita pun harus mencontohnya. Kita harus tetap mensyukuri segala yang terjadi karena semua itu terjadi seizin dan sepengetahuan Tuhan semata.
Untuk itu janganlah kita gampang hilang harapan dan mudah berputus asa. Kita harus percaya bahwa setiap rencana dan rancangan indah-Nya atas kita tidak pernah gagal dan sanggup digagalkan oleh setiap persoalan hidup. Harus tetap yakin bahwa Allah yang kita imani di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang mahadahsyat dalam tiap Kehendak dan Kuasa-Nya. Mari saling menguatkan hati dan mengikuti proses anugerah-Nya dengan sikap hati yang benar, sebab Tuhan memiliki waktu terbaik untuk menggenapi rencana-Nya.
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.
*PD Autopia Malang*
Ninik SR
Renungan malam ini bertema:
*RENCANA TUHAN TIDAK GAGAL*
Diambil dari
*Kejadian 37:20* (TB) "Sekarang, marilah kita bunuh dia dan kita lemparkan ke dalam salah satu sumur ini, lalu kita katakan: seekor binatang buas telah menerkamnya. Dan kita akan lihat nanti, bagaimana jadinya mimpinya itu!"
Tuhan memiliki rencana indah bagi kita masing-masing. Rencana Tuhan atas hidup anak-anak-Nya adalah baik adanya, tetapi seringkali untuk sampai pada rencana Tuhan itu, kita harus menempuh perjalanan panjang yang berliku. Saat-saat itulah iman percaya kita terhadap rencana Tuhan sedang diuji, apakah kita tetap percaya kepada-Nya ataukah semakin kehilangan pengharapan.
Kita tahu, Tuhan menganugerahi mimpi kepada Yusuf. Namun, justru mimpi inilah yang membuat Yusuf menerima perlakuan kurang baik dari saudara-saudaranya sendiri karena mereka memiliki akar pahit, yakni iri hati.
“Maka iri hatilah saudara-saudaranya kepadanya, tetapi ayahnya menyimpan hal itu dalam hatinya”
*Kejadian 37:11*
Perjalanan hidup yang Yusuf lewati agar sampai kepada rencana Tuhan yang indah itu sangat memprihatinkan. Yusuf harus melewati berbagai persoalan silih berganti penuh dengan nestapa dan air mata. Proses yang harus Yusuf jalani sangat menyentuh hati dan menggetarkan nurani. Betapa tidak! Dia harus terpisahkan dari orang tua yang menyayangi dan disayanginya. Mungkin, jika kita berada di posisi Yusuf, tidak akan sanggup kita menjalaninya.
Yusuf bukan saja mengalami tantangan dari luar, melainkan justru dari saudara-saudaranya sendiri yang begitu marah dan benci terhadapnya.
Mereka merencanakan kejahatan yang sangat keji. Mereka berlaku brutal dengan niatan hendak merusak, menggagalkan mimpi, dan bahkan melenyapkan anak muda tampan ini.
Tak terbayangkan betapa hancur hati Yusuf tatkala jubah maha indahnya dilucuti, lalu ia sendiri dilemparkan secara paksa ke dalam sumur kering, lalu
"...diangkat ke atas dari dalam sumur itu, kemudian dijual kepada orang Ismael itu dengan harga dua puluh syikal perak. Lalu Yusuf dibawa mereka ke Mesir."
*Kejadian 37:28*
Secara akal, Yusuf takpunya harapan lagi untuk melihat rumah serta ayah yang sangat mencintainya. Pupuslah harapan melihat jubahnya bernodakan darah kambing untuk mengecoh ayahnya bahwa ia dibunuh binatang buas.
Apakah rencana Tuhan atas hidup Yusuf gagal?
Apakah Tuhan melupakan mimpi-mimpi yang telah Ia berikan? Justru selangkah lagi rencana Tuhan akan digenapi, saat
"...ia dijual oleh orang Midian itu ke Mesir, kepada Potifar, seorang pegawai istana Firaun, kepala pengawal raja."
*Kejadian 37:36* .
Saudaraku kekasih Kristus,
Ketika berada dalam permasalahan dan penderitaan hidup yang berat, seringkali kita menganggap Tuhan melupakan rencana-Nya atas hidup kita.
Pada saat-saat demikian, kita dengan gampang menghakimi, menjelekkan, dan bahkan mendakwa atau mengatai Tuhan dengan semena-mena, padahal Tuhan tidak pernah berdusta dan tidak pernah melupakan janji serta rencana indah-Nya. Harusnya kita lebih lagi membangun relasi yang baik dengan TUHAN supaya dengan hikmat yang dari-Nya kita dengan cerdas dapat melihat bahwa Tuhan justru memakai permasalahan dan penderitaan tersebut sebagai jembatan untuk menggenapi rencana-Nya.
Jika Yusuf diberi kesabaran dan kemuliaan hati untuk mengampuni dan mengatakan kepada saudara-saudaranya seperti ini:
“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
*Kejadian 50: 20*
Kita pun harus mencontohnya. Kita harus tetap mensyukuri segala yang terjadi karena semua itu terjadi seizin dan sepengetahuan Tuhan semata.
Untuk itu janganlah kita gampang hilang harapan dan mudah berputus asa. Kita harus percaya bahwa setiap rencana dan rancangan indah-Nya atas kita tidak pernah gagal dan sanggup digagalkan oleh setiap persoalan hidup. Harus tetap yakin bahwa Allah yang kita imani di dalam Yesus Kristus adalah Allah yang mahadahsyat dalam tiap Kehendak dan Kuasa-Nya. Mari saling menguatkan hati dan mengikuti proses anugerah-Nya dengan sikap hati yang benar, sebab Tuhan memiliki waktu terbaik untuk menggenapi rencana-Nya.
Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.
*PD Autopia Malang*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar