2818 Regi : BUKAN SEMBARANG PENGUTUSAN
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan Firman pagi ini dengan tema:
*BUKAN SEMBARANG PENGUTUSAN*
Dasar firmanNya dari
*Lukas 10:3* (TB)
*Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.*
Bagaimana menggambarkan seramnya keberadaan anak domba di tengah-tengah serigala..?
Saya suka melihat tayangan video tentang dunia binatang, National Geographic atau Animal Planet..
Ada sebuah tayangan di mana ada sekawanan banteng yang sedang dalam incaran sekelompok singa.
Banteng adalah binatang kuat, tenaganya luar biasa, dan tanduknya yang menjulang itu menjadi senjata andalan. Tetapi, karena insting berburu para singa yang kelaparan itu lebih hebat, sekawanan banteng itu tercerai berai, dan satu banteng yang terpisah dari kawan-kawannya pastilah menjadi makan siang yang segar bagi singa-singa itu.
Contoh di atas adalah banteng, yang masih bisa membalas melawan musuhnya, bagaimana bila anak domba?
Serigala, tidak kalah buasnya dengan singa. Mempunyai taring-taring yang tajam dan kuat, serta cakar yang mematikan. Sedangkan domba, tidak bertanduk, tidak bertaring, kuku pun tumpul. Laripun tidak selincah rusa. Tak mempunyai alat untuk menyerang ataupun bertahan. Apalagi anak domba.. Badannya masih empuk dan tulangnya masih muda.. Pastilah menjadi mangsa gurih yang mudah diremukkan oleh serigala. Perbandingan yang tidak imbang..!
Tetapi itulah kehendak Allah. Terlebih dulu Bapa mengutus Tuhan Yesus untuk menjadi Anak Domba yang sebenarnya. Dan Yesus menjalankan tugas itu dengan sempurna..
Tuhan Yesus tidak hanya mengutus para muridnya seperti anak domba ke tengah serigala, tetapi Dia juga konsekuen menjalaninya, menjadi Anak Domba yang dihancurkan tanpa perlawanan.
*Yesaya 53:7* (TB)
*Dia dianiaya, tetapi dia _membiarkan diri_ ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.*
Kristus membuktikan dirinya benar-benar Anak Domba. Tak ada pertahanan diri. Bahkan, Dia membiarkan diriNya hancur lebur. Dicambuk, ditinju, diludahi, dipaku, ditombak dan mati.. Anak Domba itu menjalani Via Dolorosa dengan tulus..
Bagaimana dengan kita?
Utusan menjadi anak domba bukan sembarang pengutusan.
Ada kerendahan hati, juga mengosongkan diri di dalamnya. Tak membalas meski disakiti, tak membuka mulut meski dicerca. Itulah kehendak Allah mengutus kita menjadi anak domba di tengah kengerian seringai serigala..
*1 Petrus 2:21-23* (TB)
*²¹ Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.*
*²² Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.*
*²³ Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.*
Sungguh hebat pengandaian Kristus mengenai pengutusan sebagai anak domba.. Sama dengan pengutusan Bapa terhadap Dirinya yang benar-benar dijalaniNya dengan menjadi Anak Domba yang sebenarnya..
Penyerahan total terhadap Dia yang menghakimi dengan adil akan memampukan kita "sedikit demi sedikit" meneladaniNya.. meskipun tak mungkin sama persis denganNya..
Selamat Pagi, Selamat Beribadah.
Tetap Bersemangat..!
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Renungan Firman pagi ini dengan tema:
*BUKAN SEMBARANG PENGUTUSAN*
Dasar firmanNya dari
*Lukas 10:3* (TB)
*Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.*
Bagaimana menggambarkan seramnya keberadaan anak domba di tengah-tengah serigala..?
Saya suka melihat tayangan video tentang dunia binatang, National Geographic atau Animal Planet..
Ada sebuah tayangan di mana ada sekawanan banteng yang sedang dalam incaran sekelompok singa.
Banteng adalah binatang kuat, tenaganya luar biasa, dan tanduknya yang menjulang itu menjadi senjata andalan. Tetapi, karena insting berburu para singa yang kelaparan itu lebih hebat, sekawanan banteng itu tercerai berai, dan satu banteng yang terpisah dari kawan-kawannya pastilah menjadi makan siang yang segar bagi singa-singa itu.
Contoh di atas adalah banteng, yang masih bisa membalas melawan musuhnya, bagaimana bila anak domba?
Serigala, tidak kalah buasnya dengan singa. Mempunyai taring-taring yang tajam dan kuat, serta cakar yang mematikan. Sedangkan domba, tidak bertanduk, tidak bertaring, kuku pun tumpul. Laripun tidak selincah rusa. Tak mempunyai alat untuk menyerang ataupun bertahan. Apalagi anak domba.. Badannya masih empuk dan tulangnya masih muda.. Pastilah menjadi mangsa gurih yang mudah diremukkan oleh serigala. Perbandingan yang tidak imbang..!
Tetapi itulah kehendak Allah. Terlebih dulu Bapa mengutus Tuhan Yesus untuk menjadi Anak Domba yang sebenarnya. Dan Yesus menjalankan tugas itu dengan sempurna..
Tuhan Yesus tidak hanya mengutus para muridnya seperti anak domba ke tengah serigala, tetapi Dia juga konsekuen menjalaninya, menjadi Anak Domba yang dihancurkan tanpa perlawanan.
*Yesaya 53:7* (TB)
*Dia dianiaya, tetapi dia _membiarkan diri_ ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.*
Kristus membuktikan dirinya benar-benar Anak Domba. Tak ada pertahanan diri. Bahkan, Dia membiarkan diriNya hancur lebur. Dicambuk, ditinju, diludahi, dipaku, ditombak dan mati.. Anak Domba itu menjalani Via Dolorosa dengan tulus..
Bagaimana dengan kita?
Utusan menjadi anak domba bukan sembarang pengutusan.
Ada kerendahan hati, juga mengosongkan diri di dalamnya. Tak membalas meski disakiti, tak membuka mulut meski dicerca. Itulah kehendak Allah mengutus kita menjadi anak domba di tengah kengerian seringai serigala..
*1 Petrus 2:21-23* (TB)
*²¹ Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristus pun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya.*
*²² Ia tidak berbuat dosa, dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya.*
*²³ Ketika Ia dicaci maki, Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, tetapi Ia menyerahkannya kepada Dia, yang menghakimi dengan adil.*
Sungguh hebat pengandaian Kristus mengenai pengutusan sebagai anak domba.. Sama dengan pengutusan Bapa terhadap Dirinya yang benar-benar dijalaniNya dengan menjadi Anak Domba yang sebenarnya..
Penyerahan total terhadap Dia yang menghakimi dengan adil akan memampukan kita "sedikit demi sedikit" meneladaniNya.. meskipun tak mungkin sama persis denganNya..
Selamat Pagi, Selamat Beribadah.
Tetap Bersemangat..!
Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD AUTOPIA Malang*
```hasansantoso```
Komentar
Posting Komentar