2785 Rema : TAATILAH ORANG TUAMU

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach
Tema renungan kita malam ini :

*TAATILAH ORANG TUAMU*

Diambil dari:

*Efesus 6:1-3* (TB) Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian.
Hormatilah ayahmu dan ibumu — ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini:
supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi.

*Amsal 1:8-9* (TB) Hai anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan menyia-nyiakan ajaran ibumu
sebab karangan bunga yang indah itu bagi kepalamu, dan suatu kalung bagi lehermu.

*Amsal 3:1-2* (TB) Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku,
karena panjang umur dan lanjut usia serta sejahtera akan ditambahkannya kepadamu.


Manakala kita berulang tahun, ada sebuah lagu, “Panjang umurnya, panjang umurnya, panjang umurnya serta mulia, ” dst. Kemudian tatkala kita menjadi mempelai, banyak orang yang mendoakan moga-moga menjadi _kaken-kaken-ninen-ninen_  alias hingga menjadi kakek nenek. Apa artinya?
Pada umumnya orang ingin diberkati dengan umur panjang! Nah, bagaimana agar kita berumur panjang? Agar hal itu kita peroleh dari Bapa di surga melalui kasih Tuhan Yesus, firman di atas menjadi landasan utamanya.

Dari firman tersebut, beberapa hal dapat kita catat, yakni: (1) taat, (2) hormat, (3) mendengar dan tidak menyia-nyiakan didikan, serta (4) tidak melupakan ajaran dan perintah Tuhan Yesus dan kedua orang tua kita.

Taat atau menuruti kehendak Tuhan Yesus memang bukan hal yang mudah sehingga berkali-kali Tuhan Yesus berpesan tentang ketaatan itu. Dengan ketaatan Tuhan Yesus menuruti perintah Bapa di surga sehingga memperoleh kemenangan. Karena itu, ketaatan ini merupakan kunci keberhasilan. Misalnya, manakala kita mengikuti ujian, tentulah kepada kita sudah diberikan syarat dan rambu-rambu pelaksanaannya. Pada kertas ujian atau LJK ada tertulis menggunakan pensil 2B, tetapi kita tidak mempergunakan pensil seperti yang dipersyaratkan tersebut. Nah, apa hasilnya? Tentulah _scanner_ tidak dapat membaca hasil kerja kita, dan tentu saja kita akan gugur alias tidak lulus!

Di dalam hidup ini banyak sekali peraturan yang harus kita taati. Jika tidak, tentu dampaknya sanksi tertentu akan kita peroleh. Demikian halnya dengan peraturan dalam mengikuti Tuhan Yesus. Salah satu contohnya adalah “Taatilah orang tuamu di dalam Tuhan”. Kehadiran Tuhan memang tidak tampak secara nyata, secara konkret. Sementara, kehadiran orang tua adalah nyata. Bagaimana realisasi ketaatan kita terhadap Tuhan ditunjukkan melalui ketaatan kita kepada orang tua ini. Sebagai contoh, waktu kecil kita diberi tahu mengenai tatakrama, misalnya jika makan harus di meja makan, jangan ditopang dengan tangan. Bisa kita bayangkan seorang anak kecil yang makan dengan piring kaca/ gelas/beling hanya ditopang dengan tangan, tentu sangat berbahaya. Jika hal ini tidak kita taati, bukankah akan menuai bencana? Jika teledor sedikit saja, bisa-bisa isi piring akan tumpah dan piring pun akan pecah. Kemungkinan bisa melukai anggota tubuh kita!

Yang dimaksud hormat pada konteks kalimat ini adalah perasaan menghargai keberadaan orang tua. Menghormati dapat berarti menjunjung harkat dan martabat orang tua. Sebagai contoh, perilaku dan tutur kata kita di mana pun berada tidak akan mempermalukan kedua orang tua kita. Sebagai orang tua, kami pasti menginginkan anak-anak berhasil mencapai cita-citanya. Selain itu, sangat berharap agar anak di luar rumah, di sekolah/kampus, dan di masyarakat pada umumnya, anak-anak berperilaku baik. Dengan demikian, nama kita tidak akan tercemar. Karena apa pun yang dilakukan anak di luar rumah, pasti nama orang tua dibawa-bawa. Bukankah kita pernah mendengar pepatah bahasa Jawa, _“Anak polah Bapa kepradah!_” artinya, jika anak melakukan sesuatu yang negatif, orang tualah yang pertama kali dipersalahkan. Bukankah keluarga adalah tepat pendidikan yang pertama dan utama? Hasil didikan itu akan dibaca masyarakat melalui perilaku dan tutur kata anak-anak. Jika hasilnya baik, positif, akan sangat membanggakan dan membahagiakan orang tua. Sebaliknya, bila ternyata negatif pasti masyarakat akan mencibir, bukan?

Biarlah Tuhan Yesus berkenan memberkati anak cucu kita di mana-mana, amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman