2810 Regi : Menyangkal Diri, Mengikut Kehendak-Nya
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi hari ini berjudul:
*Menyangkal Diri, Mengikut Kehendak-Nya*
Para kekasih Kristus, pengalaman membuktikan bahwa melawan angan pikiran kita sendiri tidaklah mudah, karena setiap rencana mengarah kepada harapan pribadi, bukan rancangan Allah.
Demikian halnya dengan raja terakhir Yehuda, Zedekia, dia berpikiran untuk mendapatkan pertolongan TUHAN dalam menaklukkan Babel, sementara TUHAN berkehendak agar Zedekia menyerahkan diri kepada Babel melalui nabi Yeremia:
*Yeremia 38: 17*
... berkatalah Yeremia kepada Zedekia: "Beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, ...: Jika engkau keluar menyerahkan diri kepada para perwira raja Babel, maka nyawamu akan terpelihara, dan kota ini tidak akan dihanguskan dengan api; engkau dengan keluargamu akan hidup.
Alih-alih Zedekia menyerahkan diri seperti yang disebutkan dalam firman TUHAN di atas, pemerintahannya malahan memusatkan perhatian pada pemberontakannya melawan Nebukadnezar. Sehingga mereka hanya bisa bertahan selama 18 bulan saja, Kerajaan Yehuda ditaklukkan oleh pasukan Babel. Kemudian Zedekia dipaksa menyaksikan anak-anaknya sendiri dibantai oleh raja Nebukadnezar, setelah itu matanya dibutakan dan dia digiring sebagai tawanan ke Babel
*(Yeremia 39: 6-7).*
Oleh karena menuruti keinginan hatinya, selaku raja, Zedekia mengabaikan firman TUHAN yang disampaikan oleh nabi-Nya sehingga berujung pada kejatuhan dan kehancuran. Apa yang semula dikira lebih benar daripada firman TUHAN, keyakinan diri dan egoisme yang menimbulkan ketidaktaatan serta kesombongan, keberanian mengabaikan firman TUHAN nyata-nyata menghasilkan kematian bagi seluruh keluarganya dan kekalahan bagi bangsanya
*(Yeremia 39: 8-9).*
Salomo melalui hikmat-Nya menuliskan:
*Amsal 16: 9*
“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”
*Amsal 19: 21*
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Hanya TUHAN yang menentukan langkah yang tepat dan hanya keputusan-Nya yang membawa damai sejahtera akan terlaksana bagi siapa pun yang mengasihi Dia dan menuruti titah-titah-Nya.
Namun jika manusia berpijak pada akal pikirannya sendiri yang sempit, cenderung berbuat kesalahan; dan jika dia bersalah, meski seorang raja sekalipun, akan menanggung akibatnya.
*Kolose 3: 25*
Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
Berbeda dengan raja Zedekia, rasul Petrus yang berlatar belakang seorang nelayan berpengalaman yang mengetahui bahwa tidak mungkin menangkap ikan pada siang hari bolong, namun ketika diutus Yesus, Sang Tukang Kayu, Petrus menaati-Nya, sehingga diperolehnya mujizat dari-Nya:
*Lukas 5: 5-6*
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Meskipun Petrus sempat beralasan, namun dia taat dan menaruh harapan terhadap Tuhan Yesus, sehingga berkat diberikan kepadanya.
*Yeremia 17: 7*
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Terlebih bagi orang-orang yang hatinya melekat kepada TUHAN:
*Mazmur 91: 14-15*
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Para kekasih Kristus, marilah kita berjuang agar dimampukan oleh Roh Kudus mengesampingkan akal pikiran manusia kita yang sempit ini, beralih mengandalkan TUHAN. Marilah belajar menyangkal diri dan mulai dengan sungguh-sungguh mengikuti kehendak-Nya. Agar bukan kutuk, seperti Zedekia, yang kita terima melainkan berkat, sebagaimana yang dialami Petrus.
*Ulangan 23: 5*
"Allahmu telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau."
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Renungan pagi hari ini berjudul:
*Menyangkal Diri, Mengikut Kehendak-Nya*
Para kekasih Kristus, pengalaman membuktikan bahwa melawan angan pikiran kita sendiri tidaklah mudah, karena setiap rencana mengarah kepada harapan pribadi, bukan rancangan Allah.
Demikian halnya dengan raja terakhir Yehuda, Zedekia, dia berpikiran untuk mendapatkan pertolongan TUHAN dalam menaklukkan Babel, sementara TUHAN berkehendak agar Zedekia menyerahkan diri kepada Babel melalui nabi Yeremia:
*Yeremia 38: 17*
... berkatalah Yeremia kepada Zedekia: "Beginilah firman TUHAN, Allah semesta alam, ...: Jika engkau keluar menyerahkan diri kepada para perwira raja Babel, maka nyawamu akan terpelihara, dan kota ini tidak akan dihanguskan dengan api; engkau dengan keluargamu akan hidup.
Alih-alih Zedekia menyerahkan diri seperti yang disebutkan dalam firman TUHAN di atas, pemerintahannya malahan memusatkan perhatian pada pemberontakannya melawan Nebukadnezar. Sehingga mereka hanya bisa bertahan selama 18 bulan saja, Kerajaan Yehuda ditaklukkan oleh pasukan Babel. Kemudian Zedekia dipaksa menyaksikan anak-anaknya sendiri dibantai oleh raja Nebukadnezar, setelah itu matanya dibutakan dan dia digiring sebagai tawanan ke Babel
*(Yeremia 39: 6-7).*
Oleh karena menuruti keinginan hatinya, selaku raja, Zedekia mengabaikan firman TUHAN yang disampaikan oleh nabi-Nya sehingga berujung pada kejatuhan dan kehancuran. Apa yang semula dikira lebih benar daripada firman TUHAN, keyakinan diri dan egoisme yang menimbulkan ketidaktaatan serta kesombongan, keberanian mengabaikan firman TUHAN nyata-nyata menghasilkan kematian bagi seluruh keluarganya dan kekalahan bagi bangsanya
*(Yeremia 39: 8-9).*
Salomo melalui hikmat-Nya menuliskan:
*Amsal 16: 9*
“Hati manusia memikir-mikirkan jalannya, tetapi Tuhanlah yang menentukan arah langkahnya.”
*Amsal 19: 21*
“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.”
Hanya TUHAN yang menentukan langkah yang tepat dan hanya keputusan-Nya yang membawa damai sejahtera akan terlaksana bagi siapa pun yang mengasihi Dia dan menuruti titah-titah-Nya.
Namun jika manusia berpijak pada akal pikirannya sendiri yang sempit, cenderung berbuat kesalahan; dan jika dia bersalah, meski seorang raja sekalipun, akan menanggung akibatnya.
*Kolose 3: 25*
Barangsiapa berbuat kesalahan, ia akan menanggung kesalahannya itu, karena Tuhan tidak memandang orang.
Berbeda dengan raja Zedekia, rasul Petrus yang berlatar belakang seorang nelayan berpengalaman yang mengetahui bahwa tidak mungkin menangkap ikan pada siang hari bolong, namun ketika diutus Yesus, Sang Tukang Kayu, Petrus menaati-Nya, sehingga diperolehnya mujizat dari-Nya:
*Lukas 5: 5-6*
Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.
Meskipun Petrus sempat beralasan, namun dia taat dan menaruh harapan terhadap Tuhan Yesus, sehingga berkat diberikan kepadanya.
*Yeremia 17: 7*
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Terlebih bagi orang-orang yang hatinya melekat kepada TUHAN:
*Mazmur 91: 14-15*
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.
Para kekasih Kristus, marilah kita berjuang agar dimampukan oleh Roh Kudus mengesampingkan akal pikiran manusia kita yang sempit ini, beralih mengandalkan TUHAN. Marilah belajar menyangkal diri dan mulai dengan sungguh-sungguh mengikuti kehendak-Nya. Agar bukan kutuk, seperti Zedekia, yang kita terima melainkan berkat, sebagaimana yang dialami Petrus.
*Ulangan 23: 5*
"Allahmu telah mengubah kutuk itu menjadi berkat bagimu, karena TUHAN, Allahmu, mengasihi engkau."
Selamat pagi, selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD Autopia Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar