2806 Regi : Kemampuan manusia terbatas

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Kekasih Kristus, renungan pagi ini didasarkan pada firman Tuhan :

*Pengkhotbah 8:16-17 (TB)* Ketika aku memberi perhatianku untuk memahami hikmat dan melihat kegiatan yang dilakukan orang di dunia tanpa mengantuk siang malam,
maka nyatalah kepadaku, *bahwa manusia tidak dapat menyelami segala pekerjaan Allah*, yang dilakukan-Nya di bawah matahari. Bagaimanapun juga manusia berlelah-lelah mencarinya, ia tidak akan menyelaminya. Walaupun orang yang berhikmat mengatakan, bahwa ia mengetahuinya, namun ia tidak dapat menyelaminya.

Dengan tema

*Kemampuan manusia terbatas*

Sebelum kita merenungkan Firman ini marilah kita berdoa

*Tuhan Yesus Engkaulah sumber segala hikmat buka hati dan pikiranku kuasai dengan Roh KudusMU ,agar aku KAU mengerti kan tentang firman dan kehendakMu dan mampukan aku untuk melakukan perintahMU,amin*


Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, sering dalam kehidupan ini kita merasa sudah mampu, sudah kuat dan sudah memahami, sudah bisa mengatasi permasalahan sendiri dan hal ini menjadikan kita sombong, tinggi hati dan merasa lebih mengerti dari orang lain.

Dan tanpa kita sadari ketika kita merasa aman, merasa nyaman, merasa tenang, kita akan terkejut ketika apa yang tidak pernah kita pikirkan menimpa hidup kita yaitu kemalangan sakit penyakit, penderitaan yang datang dengan tiba-tiba tanpa permisi atau ada tanda-tanda yang membuat kita tidak bisa mengantisipasi atau bersiap-siap supaya terhindar dari bencana itu, maka genaplah apa yang difirmankan Tuhan dalam

*Pengkhotbah 9:12 (TB)* Karena manusia tidak mengetahui waktunya. Seperti ikan yang tertangkap dalam jala yang mencelakakan, dan seperti burung yang tertangkap dalam jerat, begitulah anak-anak manusia terjerat pada waktu yang malang, *kalau hal itu menimpa mereka secara tiba-tiba*.


Lalu bagaimana sikap kita ketika hal itu menimpa kita secara tiba-tiba, apakah kita harus mengeluh menyalahkan menghujat, mengutuki, ataukah kita berdoa, bersyukur dan meyakini bahwa itu adalah rencana Tuhan Yesus dalam membentuk dan memproses iman kita supaya kita menjadi anak-anak yang tangguh.

*1 Petrus 1:6-7 (TB)*  Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
*Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu* — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga *kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan* pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.


Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,jadi sangat jelas sekali bahwa maksud dari semua pencobaan ini adalah untuk memproses iman kita, supaya kita layak di hadapan Kristus untuk menerima upah yang sudah dijanjikan yaitu puji-pujian kemuliaan dan kehormatan pada hari Kristus menyatakan dirinya kelak.
Ingat semuanya ini Allah perkenan dan tidak ada satupun manusia yang dapat menolaknya ketika pencobaan itu menimpa hidupnya, maka milikilah keyakinan bahwa penderitaan ini merupakan jalan keselamatan yang diberikan Tuhan pada kita agar kita dibebaskan dari lobang kebinasaan

*Yesaya 38:17 (TB)* Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang *mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan*. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu.


Maka berbahagialah orang  yang bertahan dalam pencobaan sebab apabila ia tahan uji, ia akan beroleh mahkota yang sudah Allah sediakan bagi dia yang setia dalam Kristus.
Karena itu hendaklah kerajinanmu jangan kendor, teruslah bersemangat jangan putus asa dan semakin giat dalam pekerjaan Kristus agar kuasa kasihNya diberikan pada kita, sehingga kita dimampukan untuk menghadapi semua persoalan dan pergumulan hidup.

*Yakobus 1:12 (TB)* Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab *apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan* yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.


Memang secara akal budi, berbahagia atau bersyukur ini sulit dilakukan ketika kita jatuh dalam pencobaan, kecuali kita memiliki iman yang kuat, yang tidak mudah goyah. Dan hanya orang-orang pilihan Allah yang sanggup melakukan itu sebagaimana Rasul Paulus ketika mengalami penderitaan ia berkata seperti dalam

*2 Korintus 4:16-17 (TB)* Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
*Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami*.


Inilah yang harus kita teladani ketika kita mengalami pencobaan atau penderitaan, kita harus ingat bahwa janji *kemuliaan kekal* dari Allah itu lebih besar dari penderitaan kita, hal ini selaras dengan perintah Tuhan Yesus kita tidak dapat menjadi muridNya jika kita tidak menyangkal diri yaitu mau melawan dan mengalahkan akal budi kita.
Karena itu mari kita belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal agar kita mengalami kelegaan dan diberi kekuatan dalam menghadapi penderitaan hidup.

*1 Tesalonika 5:16-18 (TB)* Bersukacitalah senantiasa.
Tetaplah berdoa.
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Ingat kemampuan, kekuatan dan pengetahuan kita sangat terbatas di hadapan Tuhan kita, karena itu mari terus undang kuasa Roh Kudus agar kita dikuatkan dalam menghadapi pergumulan dan penderitaan hidup.
Jangan padamkan roh, jangan padamkan semangat tetapi teruslah bersemangat, mendekatlah pada Kristus supaya kita diberikan kelegaan dan sukacita.

Selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati kita semua, haleluyah, Amin.

*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman