181 Rensi: Masihkah Bersyukur Pada Kondisi Yang Mengecewakan

Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman hari ini dengan tema:

*MASIHKAH BERSYUKUR PADA KONDISI YANG MENGECEWAKAN*

Habakuk 3:17-18 (TB)  Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 
namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. *

Saudaraku keadaan yang mengecewakan bisa terjadi pada siapa saja, tidak melihat status, umur, jabatan, jenis kelamin, tua muda, kaya miskin , pasti bisa mengalami keadaan yang mengecewakan bahkan sangat menyesakan, demikian juga apa yang dialami Nabi Habakuk dalam zamannya, namun bagaimana sikap dan tindakan yang dilakukan Nabi Habakuk dalam menghadapi masalah itu, adakah dia bersungut-sungut, kecewa atau menghujat Allah dan melakukan perbuatan dosa?

 Ternyata tidak, justru dalam keadaan yang mengecewakan dan menyesakan itu Nabi Habakuk tetap memuji dan memuliakan Allah nya, dengan hati yang beria-ria, sebab Habakuk tahu apa maksud dari semuanya itu, dan dia yakin bahwa maksud dari semuanya itu justru Allah ingin menyelamatkan Nabi Habakuk, melalui pergumulan dan permasalahn hidupnya.

Demikian juga kalau kita mau berkaca melihat bagaimana Ayub dalam menyikapi keadaan yang sangat membuat terpukul, yang bisa saja membuat Ayub kecewa, bahkan Ayub dengan keadaan nya itu bisa menyalahkan dan menghujat Allah, tapi hal itu sama sekali tidak dilakukannya, bahkan Ayub bisa berkata

Ayub 2:10b (TB) Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. *

Demikian juga kalau kita mau melihat sikap dari Hizkia ketika mengalami keadaan yang sangat menyesakan dan mengecewakan,dia justru sadar apa yang dialaminya itu juga merupakan rencana Allah untuk keselamatan jiwanya.

Hizkia berpikiran positif terhadap Allahnya sama seperti Habakuk dan Ayub, dengan sadar Hizkia berdoa kepada Allah ketika mengalami keadaan yang pahit seperti  firman dalam

Yesaya 38:16-17 (TB)  Ya Tuhan, karena inilah hatiku mengharapkan Engkau; tenangkanlah rohku, buatlah aku sehat, buatlah aku sembuh! 
Sesungguhnya, penderitaan yang pahit menjadi keselamatan bagiku; Engkaulah yang mencegah jiwaku dari lobang kebinasaan. Sebab Engkau telah melemparkan segala dosaku jauh dari hadapan-Mu. *

Saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, sekrang bagaiman sikap kita , ketika mengalami keadaan yang menyesakan, keadaan yang pahit dan mengecewakan ini?

 Sudahkah kita bisa melakukan atau menyikapi permasalahan ini seperti Nabi Habkuk, Ayub atau Hizkia?

Ataukah justru sikap kita kebalikan dari mereka yan bisa bersukacita , beria-ria dan merasakan bahwa itu proses dari Allah untuk menyelamatkan jiwa kita, yang artinya ketika keadaan yang pahit dan buruk menimpa kita, maka sikap kita menjadi kecewa, putus asa, bersedih, galau atau bahkan menghujat dan mengutuki Allah kita?

Secara umum dan yang paling banyak terjadi, ketika menghadapi keadaan yang pahit dan menyesakan pasti kekecewaan yang timbul, kesedihan ,penyesalan dan hal-hal yang akan menambah berat persoalan itu, dan tidak jarang kita lakukan perbuatan dosa baik dengan ucapan dan pikiran kita.

Saudaraku kita yang sudah mengenal dan dikasihi Tuhan Yesus,mari belajar bertanya kepada diri kita sendiri, apa sebab permasalahan itu menimpa kita, mengapa hal itu bisa terjadi, perbuatan atau langkah apa yang sudah menyebabkan permasalahan itu datang, karena firman dalam Ayub mengatakan

Ayub 5:6-7 (TB)  Karena bukan dari debu terbit bencana dan bukan dari tanah tumbuh kesusahan; 
melainkan manusia menimbulkan kesusahan bagi dirinya, seperti bunga api berjolak tinggi. *

Jika kita meng imani dan meg amini firman ini maka kita akan sadar bahwa kesusahan atau permasalahan itu timbul dari diri kita sendiri dari manusia sendiri.

Coba kita lihat misal ada yang mengalami sakit, sudah kah kita bertanya pada diri kita bagaimana pola makan kita, apa yang sudah kita makan, bagaimana pola istirahat kita, bagaimana kita menjaga kesehatan  dan sebagainya.

Atau orang sudah merasa berbuat baik, taat ibadah, sudah melakukan perintah Tuhan tapi kok masih mengalami sakit,pergumulan dan permasalahan yang pahit, itupun harus kita tanyakan lagi pada diri kita.

Apakah yang kita lakukan itu sudah sesuai dengan perintahNya, dan sudahkan yang kita lakukan itu untuk kemuliaan NamaNya atau hanya untuk kita sendiri dan seberapa taatkah kita terhadap perintahNya?

Tentunya hal-hal yang demikian perlu kita lakukan untuk instropeksi diri kita kembali.

Tapi percayalah karena Allah kita didalam Tuhan Yesus itu sesungguhnya DIA tidak sampai hati kepada kita, ketika kita mengalami  kepahitan hidup bahkan DIA pun pasti akan menolog kita asal kita , benar- benar mau minta tolong, berserah dan mengandalkan DIA sebab

Ayub 5:18 (TB)  Karena Dialah yang melukai, tetapi juga yang membebat; Dia yang memukuli, tetapi yang tangan-Nya menyembuhkan pula. *

Jika demikian tidak ada alasan bagi kita untuk meragukan kasih dan kuasa Allah dalam hidup kita, sebab sudah pasti DIA akan bertanggung jawab terhadap hidup kita.

Karena susungguhnya Allah itu mempunyai kehendak dan rencana yang baik bagi kita, sehingga Allah perlu membentuk dan memproses hidup kita melalui badai, ombak dan gelombang kehidupan.

Sebab DIA menginginkan kemurnian iman kita, makanya kita semua umat pilihanNya diperoses dalam dapur kesengsaraan, karena itu relakanlah hatimu terimalah teguran, hajaran dan didikan Allah dengan

1 Tesalonika 5:16-18 (TB)  Bersukacitalah senantiasa. 
Tetaplah berdoa. 
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu. *

Dengan mengandalkan dan mohon tuntunan Roh Kudus maka kita bisa dimampukan untuk menikmati didikan, teguran dan hajaran Tuhan dalam hidup kita.

Kiranya Kasih Alah Bapa sang pencipta langit dan bumi, anugerah Tuhan Yesus sang Firman hidup, dan kuasa Roh Kudus memberi terang dan hikmat dalam kehidupn kita.Amin

PD AUTOPIA Malang
25062016
Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman