2895 Rema : Konflik “Bersama” Roh Kudus
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan malam ini dengan tema dengan dasar Firman
*Yohanes 8:51-59*
Judul
*Konflik “Bersama” Roh Kudus*
Nats:
*Yohanes 8:59* _Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah._
Saudara terkasih,
Pada dasarnya bahwa tiap insan manusia memiliki pemikiran berbeda. Hal tersebut dikarena, pengetahuan, cara pandang, pola pikir dan pengalaman.
Namun sering kali, perbedaan pemikiran menjadi pemicu muncul ketegangan, pertentangan bahkan konflik. Titik temu pertentangan dari pemikiran berbeda adalah intensi / maksud/tujuan dari tiap insan.
Contoh , pada objek yang sama dua orang berbeda pemikiran, tidak selalu memunculkan ketegangan, pertentangn bahkan konflik. Tetapi sering kali menimbulkan konflik dari salah satu pihak memiliki intense atau maksud atau tujuan tertentu atas orang lain. Instensi tertentu factor gengsi, tidak mau kalah, aku harus menang, aku lebih dibanding kamu atau yang lain, atau bahkan memang ingin menjatuhkan.
Itu semua beberapa factor intensi tertentu yang memicu konflik atas perbedaan.
Kondisi diatas memiliki kesamaan peristiwa, terjadi pertentangan pemikiran dan keyakinan.
Pertentangan antara orang-orang Yahui dengan Yesus. Orang-orang Yahudi memiliki pemikiran dan keyakinan berdasar yang dia dengar dan lihat.
Sementara Yesus sebagai Subjek. Yesus sebagai pelaku tentu memiliki kekuatan tersendiri yang telah melampaui ruang dan waktu dibanding orang Yahudi yang bukan pelaku. Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Yesus mendari bahwa orang-orang yang diajak berdialog berada pada posisi mengajak berdebat, bahkan cenderung ingin menjatuhkan.
Yang dilakukan Yesus tidak mau ikut arus perdebatan yang tidak ada gunanya, maka Yesus dengan tenang pergi meninggalkan orang-orang Yahudi.
Hal dapat dipetik dalam kontek perdebatan ialah salah satu pihak wajib mengalah. Bukan pikiran semata untuk dapat megalah, meredam emosi, maka bukalah pikiran dan hati agar Roh Kudus membimbing untuk tenang berhadapan dengan orang yang mengajak tindakan bertentangan.
Hanya Roh Kudus memampukan untuk berdiam diri, mengambil sikap pergi. Kita pergi untuk memuliakan Allah, dan kita menanggapi ajak Roh Kudus untuk berdamai.
Marilah membuka pikiran, hati dan emosi serta mulut lidah kita agar dikendalikan oleh Roh Kudus. Halleluya Amin.
PD Autopia Malang
_kukuh widijatmoko_
*Yohanes 8:51-59*
Judul
*Konflik “Bersama” Roh Kudus*
Nats:
*Yohanes 8:59* _Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah._
Saudara terkasih,
Pada dasarnya bahwa tiap insan manusia memiliki pemikiran berbeda. Hal tersebut dikarena, pengetahuan, cara pandang, pola pikir dan pengalaman.
Namun sering kali, perbedaan pemikiran menjadi pemicu muncul ketegangan, pertentangan bahkan konflik. Titik temu pertentangan dari pemikiran berbeda adalah intensi / maksud/tujuan dari tiap insan.
Contoh , pada objek yang sama dua orang berbeda pemikiran, tidak selalu memunculkan ketegangan, pertentangn bahkan konflik. Tetapi sering kali menimbulkan konflik dari salah satu pihak memiliki intense atau maksud atau tujuan tertentu atas orang lain. Instensi tertentu factor gengsi, tidak mau kalah, aku harus menang, aku lebih dibanding kamu atau yang lain, atau bahkan memang ingin menjatuhkan.
Itu semua beberapa factor intensi tertentu yang memicu konflik atas perbedaan.
Kondisi diatas memiliki kesamaan peristiwa, terjadi pertentangan pemikiran dan keyakinan.
Pertentangan antara orang-orang Yahui dengan Yesus. Orang-orang Yahudi memiliki pemikiran dan keyakinan berdasar yang dia dengar dan lihat.
Sementara Yesus sebagai Subjek. Yesus sebagai pelaku tentu memiliki kekuatan tersendiri yang telah melampaui ruang dan waktu dibanding orang Yahudi yang bukan pelaku. Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada."
Yesus mendari bahwa orang-orang yang diajak berdialog berada pada posisi mengajak berdebat, bahkan cenderung ingin menjatuhkan.
Yang dilakukan Yesus tidak mau ikut arus perdebatan yang tidak ada gunanya, maka Yesus dengan tenang pergi meninggalkan orang-orang Yahudi.
Hal dapat dipetik dalam kontek perdebatan ialah salah satu pihak wajib mengalah. Bukan pikiran semata untuk dapat megalah, meredam emosi, maka bukalah pikiran dan hati agar Roh Kudus membimbing untuk tenang berhadapan dengan orang yang mengajak tindakan bertentangan.
Hanya Roh Kudus memampukan untuk berdiam diri, mengambil sikap pergi. Kita pergi untuk memuliakan Allah, dan kita menanggapi ajak Roh Kudus untuk berdamai.
Marilah membuka pikiran, hati dan emosi serta mulut lidah kita agar dikendalikan oleh Roh Kudus. Halleluya Amin.
PD Autopia Malang
_kukuh widijatmoko_
Komentar
Posting Komentar