2848 Regi : Mempersiapkan Diri Menerima Karya TUHAN Dalam Diri Kita
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam Tuhan Yesus.
Renungan pagi ini berjudul:
*Mempersiapkan Diri Menerima Karya TUHAN Dalam Diri Kita*
Dasar firmanNya dari:
*Yesaya 26: 12-13*
“Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu *yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya* bagi kami. Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami, tetapi hanya nama-Mu saja kami masyhurkan.”
Para kekasih Kristus, pada dasarnya manusia di belahan bumi mana pun percaya bahwa ada kuasa-kuasa melampaui dirinya yang dapat diandalkan dalam melindungi hidup mereka.
Bangsa Israel menyebut ,yang memiliki kuasa yang luar biasa itu TUHAN, Allah mereka; meskipun dalam perjalanannya banyak interupsi dari tuhan-tuhan dan allah-allah lain, sehingga pada awal Amsal, hikmat TUHAN melalui Raja Salomo menegaskan:
*Amsal 3: 5-7*
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Kata pertama: PERCAYA yang dilanjutkan dengan kata-kata DENGAN SEGENAP HATI menjadi kunci keberhasilan manusia dalam menerima pertolongan TUHAN. Dengan demikian persiapan terpenting adalah percaya ini yang didasarkan oleh iman.
Penulis Kitab Ibrani pun menggarisbawahi bahwa dengan iman yang sungguh-sungguh manusia akan berkenan kepada Allah.
*Ibrani 11: 6*
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia,”
Kesungguhan iman itulah yang menjadikan manusia mampu memiliki komitmen dalam hidup menyerahkan diri dan setia terhadap bimbingan dan pertolongan Allah. Untuk memiliki iman yang sungguh-sungguh, maka kita perlu mengenal Allah.
Kalimat mengenal Allah bagi orang Kristen terasa sudah biasa, seolah-oleh semua orang Kristen sudah mengenal-Nya; ups ... nanti dulu!
Mari kita cek kriteria berikut ini:
Tuhan Yesus berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” *(Yohanes 17: 3)*.
Hanya dengan mengenal TUHAN secara benar kita bisa memiliki hidup kekal. Namun, pada kenyataannya, pengenalan akan TUHAN dan akan Yesus Kristus itu ada tingkatan- tingkatannya.
Sebagai contoh para murid Yesus sendiri. Pada awalnya mereka mengenal Yesus sebagai Mesias yang akan memerintah Kerajaan Israel secara fisik, seperti pada zaman Daud yang menaklukkan semua bangsa di sekitarnya dengan gagah berani. Sehingga ketika diberitahu bahwa Mesias akan mati dan bangkit pada hari ketiga, mereka enggan dan kecewa mendengar akan hal ini.
Betapa hal itu merupakan pelecehan akan firman-Nya! Pada Perjanjian Lama, hanya Yosua dan Kaleb yang mengenal TUHAN dengan baik, sehingga ketika mereka setelah mengintai keberadaan Tanah Perjanjian, Kanaan, seraya mengoyakkan pakaiannya mereka mengatakan:
*Bilangan 14: 6-9*
"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
Selebihnya, orang Israel bersungut-sungut kepada TUHAN. Mereka menuntut Musa dan Harun agar kembali ke Mesir. Mereka pun mengancam akan melempari Yosua dan Kaleb dengan batu! Sehingga TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! *(Bilangan 14: 11)*.
Akibat iman yang gagal total terhadap tuntunan TUHAN itu, mereka dibuat berkelana selama empat puluh tahun di padang pasir! Merana dan banyak yang mati.
TUHAN telah menyatakan diri-Nya melalui berbagai cara, namun respon kita yang tidak setara dengan upaya TUHAN itu.
Kegagalan mengenal TUHAN sama sekali bukanlah kesalahan-Nya, melainkan kesalahan kita yang tidak merespon dengan sungguh-sungguh akan kasih dan kebaikan TUHAN itu.
Jika dengan hadir di gereja sebagai pengunjung tetap, datang di persekutuan doa untuk mengajukan permohonan-permohonan ditambah berdoa setiap hari demi keselamatan kita sekeluarga itu sudah kita anggap cukup, maka di mata TUHAN apakah itu berarti mengenal-Nya dengan baik?
Kita bisa mengevaluasi sendiri sendiri ...
Bukankah Daniel tiga kali dalam sehari berlutut, berdoa dan mengucap syukur kepada TUHAN *(Daniel 6: 10)* dan Daud tujuh kali dalam sehari memuji-muji Allah-nya *(Mazmur 119: 164)*.
Begitulah seharusnya yang membuat hati Allah senang dan berkenan kepada kita.
Para kekasih Kristus, marilah kita mempersiapkan diri sekali lagi dalam menerima karya TUHAN di dalam diri kita melalui persiapan yang sungguh-sungguh yaitu dengan bergaul dengan TUHAN lebih dekat lagi mewujudkan peningkatan kuantitas dan kualitas kedekatan terhadap Tuhan Yesus dengan cara: bertelut, berdoa, bersyukur dan bergaul dengan Sang Firman setiap hari. Agar pertolongan dan perlindungan-Nya nyata dalam kehidupan kita sekalian.
Karena jika kita berlaku demikian, maka *Allah akan melakukan karya-Nya* terhadap *apa yang kita kerjakan (Yesaya 26: 12).*
selamat beraktifitas semangat mencari Tuhan dengan kesungguhan hati yakinlah Tuhan Yesus pasti memberkati kita semuanya, Haleluya, Amin
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Selamat pagi dan salam sejahtera di dalam Tuhan Yesus.
Renungan pagi ini berjudul:
*Mempersiapkan Diri Menerima Karya TUHAN Dalam Diri Kita*
Dasar firmanNya dari:
*Yesaya 26: 12-13*
“Ya TUHAN, Engkau akan menyediakan damai sejahtera bagi kami, sebab segala sesuatu *yang kami kerjakan, Engkaulah yang melakukannya* bagi kami. Ya TUHAN, Allah kami, tuan-tuan lain pernah berkuasa atas kami, tetapi hanya nama-Mu saja kami masyhurkan.”
Para kekasih Kristus, pada dasarnya manusia di belahan bumi mana pun percaya bahwa ada kuasa-kuasa melampaui dirinya yang dapat diandalkan dalam melindungi hidup mereka.
Bangsa Israel menyebut ,yang memiliki kuasa yang luar biasa itu TUHAN, Allah mereka; meskipun dalam perjalanannya banyak interupsi dari tuhan-tuhan dan allah-allah lain, sehingga pada awal Amsal, hikmat TUHAN melalui Raja Salomo menegaskan:
*Amsal 3: 5-7*
“Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu.”
Kata pertama: PERCAYA yang dilanjutkan dengan kata-kata DENGAN SEGENAP HATI menjadi kunci keberhasilan manusia dalam menerima pertolongan TUHAN. Dengan demikian persiapan terpenting adalah percaya ini yang didasarkan oleh iman.
Penulis Kitab Ibrani pun menggarisbawahi bahwa dengan iman yang sungguh-sungguh manusia akan berkenan kepada Allah.
*Ibrani 11: 6*
“Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia,”
Kesungguhan iman itulah yang menjadikan manusia mampu memiliki komitmen dalam hidup menyerahkan diri dan setia terhadap bimbingan dan pertolongan Allah. Untuk memiliki iman yang sungguh-sungguh, maka kita perlu mengenal Allah.
Kalimat mengenal Allah bagi orang Kristen terasa sudah biasa, seolah-oleh semua orang Kristen sudah mengenal-Nya; ups ... nanti dulu!
Mari kita cek kriteria berikut ini:
Tuhan Yesus berkata, “Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.” *(Yohanes 17: 3)*.
Hanya dengan mengenal TUHAN secara benar kita bisa memiliki hidup kekal. Namun, pada kenyataannya, pengenalan akan TUHAN dan akan Yesus Kristus itu ada tingkatan- tingkatannya.
Sebagai contoh para murid Yesus sendiri. Pada awalnya mereka mengenal Yesus sebagai Mesias yang akan memerintah Kerajaan Israel secara fisik, seperti pada zaman Daud yang menaklukkan semua bangsa di sekitarnya dengan gagah berani. Sehingga ketika diberitahu bahwa Mesias akan mati dan bangkit pada hari ketiga, mereka enggan dan kecewa mendengar akan hal ini.
Betapa hal itu merupakan pelecehan akan firman-Nya! Pada Perjanjian Lama, hanya Yosua dan Kaleb yang mengenal TUHAN dengan baik, sehingga ketika mereka setelah mengintai keberadaan Tanah Perjanjian, Kanaan, seraya mengoyakkan pakaiannya mereka mengatakan:
*Bilangan 14: 6-9*
"Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya. Hanya, janganlah memberontak kepada TUHAN, dan janganlah takut kepada bangsa negeri itu, sebab mereka akan kita telan habis. Yang melindungi mereka sudah meninggalkan mereka, sedang TUHAN menyertai kita; janganlah takut kepada mereka."
Selebihnya, orang Israel bersungut-sungut kepada TUHAN. Mereka menuntut Musa dan Harun agar kembali ke Mesir. Mereka pun mengancam akan melempari Yosua dan Kaleb dengan batu! Sehingga TUHAN berfirman kepada Musa: "Berapa lama lagi bangsa ini menista Aku, dan berapa lama lagi mereka tidak mau percaya kepada-Ku, sekalipun sudah ada segala tanda mujizat yang Kulakukan di tengah-tengah mereka! *(Bilangan 14: 11)*.
Akibat iman yang gagal total terhadap tuntunan TUHAN itu, mereka dibuat berkelana selama empat puluh tahun di padang pasir! Merana dan banyak yang mati.
TUHAN telah menyatakan diri-Nya melalui berbagai cara, namun respon kita yang tidak setara dengan upaya TUHAN itu.
Kegagalan mengenal TUHAN sama sekali bukanlah kesalahan-Nya, melainkan kesalahan kita yang tidak merespon dengan sungguh-sungguh akan kasih dan kebaikan TUHAN itu.
Jika dengan hadir di gereja sebagai pengunjung tetap, datang di persekutuan doa untuk mengajukan permohonan-permohonan ditambah berdoa setiap hari demi keselamatan kita sekeluarga itu sudah kita anggap cukup, maka di mata TUHAN apakah itu berarti mengenal-Nya dengan baik?
Kita bisa mengevaluasi sendiri sendiri ...
Bukankah Daniel tiga kali dalam sehari berlutut, berdoa dan mengucap syukur kepada TUHAN *(Daniel 6: 10)* dan Daud tujuh kali dalam sehari memuji-muji Allah-nya *(Mazmur 119: 164)*.
Begitulah seharusnya yang membuat hati Allah senang dan berkenan kepada kita.
Para kekasih Kristus, marilah kita mempersiapkan diri sekali lagi dalam menerima karya TUHAN di dalam diri kita melalui persiapan yang sungguh-sungguh yaitu dengan bergaul dengan TUHAN lebih dekat lagi mewujudkan peningkatan kuantitas dan kualitas kedekatan terhadap Tuhan Yesus dengan cara: bertelut, berdoa, bersyukur dan bergaul dengan Sang Firman setiap hari. Agar pertolongan dan perlindungan-Nya nyata dalam kehidupan kita sekalian.
Karena jika kita berlaku demikian, maka *Allah akan melakukan karya-Nya* terhadap *apa yang kita kerjakan (Yesaya 26: 12).*
selamat beraktifitas semangat mencari Tuhan dengan kesungguhan hati yakinlah Tuhan Yesus pasti memberkati kita semuanya, Haleluya, Amin
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar