2370 Rema: WAJIB MENGEMBANGKAN TALENTA ANUGERAHNYA
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach
Renungan malam ini bertema
*WAJIB MENGEMBANGKAN TALENTA ANUGERAHNYA*
Bacaan :
*Matius 25:14-30*
Ayat nats:
*Matius 25:15* (TB) Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Melalui perumpamaan talenta yang disampaikan ini Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa tidak ada seorang pun hamba yang tidak diberi talenta. Semua hamba diberi menurut kesanggupannya, ada yang diberi lima, dua, dan satu talenta.Jadi, setiap hamba diberi talenta. Masalahnya terletak pada respons atau tanggapan tiap hamba yang ternyata berbeda-beda. Ada hamba yang diberi dan memang merasa memiliki, dan ada juga yang diberi, namun tidak merasa memiliki.
Respons yang berbeda itu menimbulkan konsekuensi yang berbeda pula. Hamba yang memperoleh pemberian dan merasa memiliki akan aktif mengusahakan dan mengembangkan talenta itu dengan rasa memiliki. Sebaliknya, hamba yang memperoleh pemberian, tetapi tidak merasa memiliki, ia hanya pasif tidak mengusahakan apa-apa.
Itu berarti ia hanya menggali lubang dan mengubur talentanya di dalam tanah. Hamba itu tidak menyadari bahwa dirinya sesungguhnya telah diberi sesuatu untuk dikelola menurut kesanggupannya.
Talenta tersebut sebenarnya adalah tanda kepercayaan. Tuhan Yesus telah mempercayakan kepada kita suatu tugas khusus yang sebenanya diketahui-Nya kita mampu melaksanakannya asal kita mau. Bukankah manusia itu adalah teman sekerja Allah? Allah sebagai investor, sedangkan kita dipercaya sebagai pengelolanya. Inilah tanda kepercayaan itu.
Selanjutnya, setiap orang masing-masing diberi sesuai dengan kesanggupannya. Setiap manusia diciptakan-Nya dengan unik, dengan kelebihan sekaligus kekurangannya. Setiap kita memiliki kapasitas dan untuk itu kita patut bersyukur sebab Tuhan mengetahui secara detail kapasitas kita masing-masing. Oleh karenanya, Tuhan mempercayakan sesuai dengan kesanggupan kita tersebut.
Nah, setiap kita mestinya bisa dan mau mengolah dan mengelola talenta itu dengan kreativitas masing-masing.
Pengembangan talenta itu memang merupakan pilihan.
Ternyata, ada yang mengelola dengan baik, namun ada juga yang tidak mengelola, bahkan menguburnya begitu saja! Talenta itu ibarat otot yang jika tidak dilatih akan kaku, sementara jika dilatih bisa kendur dan lentur. Otot yang dilatih ini akan menghasilkan suatu tindakan, bahkan tarian yang memukau saat dimanfaatkan dengan maksimal. Seseorang akan mampu menari dengan lemah gemulai apabila yang bersangkutan selain memiliki potensi atau bakat menari juga rajin berlatih mengasah potensi tersebut. Berbeda halnya dengan orang yang meskipun berbakat tidak pernah mengikuti pelatihan ataupun berlatih. Tentu saja tariannya akan seperti robot rusak!
Memang, untuk mengembangkan talenta diperlukan proses panjang dan pengorbanan. Sebutlah seorang _ballerina_. Dia sudah dipersiapkan oleh orang tuanya sedini mungkin, bahkan sejak dia belum menyadari manfaat persiapan itu. Selanjutnya, dia pun harus mempersiapkan diri berproses dengan pengorbanan waktu dan tenaga luar biasa. Kelelahan, kesakitan, kebosanan, kehilangan semangat pasti dialaminya selama berproses. Namun, manakala meraih hasil yang memuaskan, hilanglah perasaan yang menggelayut saat berproses itu.
Jelas, untuk mengembangkan talenta dibutuhkan pengorbanan, baik dari cara berpikir, berperilaku, maupun bertindak secara tepat, dan untuk itu pedoman yang kita gunakan adalah Firman Tuhan. Seringkali terjadi kesalahan saat berproses, itu wajar! Terjadi salah paham antara pelatih dan _ballerina_ atau antar sesamanya, itu normal! Tentu semuanya tidak selalu berjalan mulus tanpa tantangan dan hambatan. Karena itu, dasarnya kembali kepada Sabda-Nya!
*2 Timotius 3:16-17* (TB) Segala tulisan yang diilhamkan ALLAH memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Pengembangan talenta akan membuahkan kesempatan yang lebih besar dan lebih baik bagi kita. Tentulah sang _ballerina_ yang telah matang selama berproses akan mengikuti tahapan jenjang selanjutnya, mengikuti seleksi demi seleksi, perlombaan demi perlombaan hingga tingkat maksimal. Dengan gigihnya berlatih, berlomba, dan berproses pasti dia akan memperoleh kesempatan lebih besar maju setingkat demi setingkat, bukan? Dari tingkat lokal, dia akan masuk tingkat nasional, bahkan bisa jadi maju ke skala internasional! Bukan hanya sekadar upaya gigih, melainkan juga diiringi doa, harapan, semangat, dan _support_ dari mana pun.
*Lukas 16:10* (TB) Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Sekecil apa pun talenta yang diberikan Tuhan Yesus, kita harus menghargai dan mensyukurinya. Kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas talenta yang telah dianugerahkan-Nya. Oleh sebab itu, marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk bertekun dan setia memelihara, mengembangkan, dan mengamalkan talenta yang dipercayakan-Nya kepada kita agar membuahkan hasil dan menjadi berkat bagi banyak orang.
*Wahyu 2:7* (TB) Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus ALLAH.
Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan memberkati setiap langkah kita. Immanuel.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Renungan malam ini bertema
*WAJIB MENGEMBANGKAN TALENTA ANUGERAHNYA*
Bacaan :
*Matius 25:14-30*
Ayat nats:
*Matius 25:15* (TB) Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
Melalui perumpamaan talenta yang disampaikan ini Tuhan Yesus hendak mengatakan bahwa tidak ada seorang pun hamba yang tidak diberi talenta. Semua hamba diberi menurut kesanggupannya, ada yang diberi lima, dua, dan satu talenta.Jadi, setiap hamba diberi talenta. Masalahnya terletak pada respons atau tanggapan tiap hamba yang ternyata berbeda-beda. Ada hamba yang diberi dan memang merasa memiliki, dan ada juga yang diberi, namun tidak merasa memiliki.
Respons yang berbeda itu menimbulkan konsekuensi yang berbeda pula. Hamba yang memperoleh pemberian dan merasa memiliki akan aktif mengusahakan dan mengembangkan talenta itu dengan rasa memiliki. Sebaliknya, hamba yang memperoleh pemberian, tetapi tidak merasa memiliki, ia hanya pasif tidak mengusahakan apa-apa.
Itu berarti ia hanya menggali lubang dan mengubur talentanya di dalam tanah. Hamba itu tidak menyadari bahwa dirinya sesungguhnya telah diberi sesuatu untuk dikelola menurut kesanggupannya.
Talenta tersebut sebenarnya adalah tanda kepercayaan. Tuhan Yesus telah mempercayakan kepada kita suatu tugas khusus yang sebenanya diketahui-Nya kita mampu melaksanakannya asal kita mau. Bukankah manusia itu adalah teman sekerja Allah? Allah sebagai investor, sedangkan kita dipercaya sebagai pengelolanya. Inilah tanda kepercayaan itu.
Selanjutnya, setiap orang masing-masing diberi sesuai dengan kesanggupannya. Setiap manusia diciptakan-Nya dengan unik, dengan kelebihan sekaligus kekurangannya. Setiap kita memiliki kapasitas dan untuk itu kita patut bersyukur sebab Tuhan mengetahui secara detail kapasitas kita masing-masing. Oleh karenanya, Tuhan mempercayakan sesuai dengan kesanggupan kita tersebut.
Nah, setiap kita mestinya bisa dan mau mengolah dan mengelola talenta itu dengan kreativitas masing-masing.
Pengembangan talenta itu memang merupakan pilihan.
Ternyata, ada yang mengelola dengan baik, namun ada juga yang tidak mengelola, bahkan menguburnya begitu saja! Talenta itu ibarat otot yang jika tidak dilatih akan kaku, sementara jika dilatih bisa kendur dan lentur. Otot yang dilatih ini akan menghasilkan suatu tindakan, bahkan tarian yang memukau saat dimanfaatkan dengan maksimal. Seseorang akan mampu menari dengan lemah gemulai apabila yang bersangkutan selain memiliki potensi atau bakat menari juga rajin berlatih mengasah potensi tersebut. Berbeda halnya dengan orang yang meskipun berbakat tidak pernah mengikuti pelatihan ataupun berlatih. Tentu saja tariannya akan seperti robot rusak!
Memang, untuk mengembangkan talenta diperlukan proses panjang dan pengorbanan. Sebutlah seorang _ballerina_. Dia sudah dipersiapkan oleh orang tuanya sedini mungkin, bahkan sejak dia belum menyadari manfaat persiapan itu. Selanjutnya, dia pun harus mempersiapkan diri berproses dengan pengorbanan waktu dan tenaga luar biasa. Kelelahan, kesakitan, kebosanan, kehilangan semangat pasti dialaminya selama berproses. Namun, manakala meraih hasil yang memuaskan, hilanglah perasaan yang menggelayut saat berproses itu.
Jelas, untuk mengembangkan talenta dibutuhkan pengorbanan, baik dari cara berpikir, berperilaku, maupun bertindak secara tepat, dan untuk itu pedoman yang kita gunakan adalah Firman Tuhan. Seringkali terjadi kesalahan saat berproses, itu wajar! Terjadi salah paham antara pelatih dan _ballerina_ atau antar sesamanya, itu normal! Tentu semuanya tidak selalu berjalan mulus tanpa tantangan dan hambatan. Karena itu, dasarnya kembali kepada Sabda-Nya!
*2 Timotius 3:16-17* (TB) Segala tulisan yang diilhamkan ALLAH memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.
Pengembangan talenta akan membuahkan kesempatan yang lebih besar dan lebih baik bagi kita. Tentulah sang _ballerina_ yang telah matang selama berproses akan mengikuti tahapan jenjang selanjutnya, mengikuti seleksi demi seleksi, perlombaan demi perlombaan hingga tingkat maksimal. Dengan gigihnya berlatih, berlomba, dan berproses pasti dia akan memperoleh kesempatan lebih besar maju setingkat demi setingkat, bukan? Dari tingkat lokal, dia akan masuk tingkat nasional, bahkan bisa jadi maju ke skala internasional! Bukan hanya sekadar upaya gigih, melainkan juga diiringi doa, harapan, semangat, dan _support_ dari mana pun.
*Lukas 16:10* (TB) Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.
Sekecil apa pun talenta yang diberikan Tuhan Yesus, kita harus menghargai dan mensyukurinya. Kelak Tuhan akan meminta pertanggungjawaban kepada kita atas talenta yang telah dianugerahkan-Nya. Oleh sebab itu, marilah kita memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk bertekun dan setia memelihara, mengembangkan, dan mengamalkan talenta yang dipercayakan-Nya kepada kita agar membuahkan hasil dan menjadi berkat bagi banyak orang.
*Wahyu 2:7* (TB) Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus ALLAH.
Tuhan Yesus senantiasa menyertai dan memberkati setiap langkah kita. Immanuel.
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar