2361 Regi: Ketaatan Di Tengah Kegagalan
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan pagi ini dengan tema:
*Ketaatan Di Tengah Kegagalan*
Dasar Firmannya dari
*Lukas5:1-11*
*Nats Lukas 5:5 (TB)* Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Saudaraku dalam Kristus, ketika seseorang berada dalam keadaan baik, normal, tenang, tidak ada masalah ketika datang pencobaan mudah baginya untuk taat kepada Tuhan, berbeda dengan orang yang berada dalam kesulitan, terpuruk, kecewa, putus asa dan kesal hati, apalagi orangnya merasa bisa, sulit rasanya untuk menjadi taat dalam keadaan tersebut.
Orang akan mudah tersinggung, emosi, marah dan sulit mengendalikan diri.
Dari bacaan firman hari ini, kita melihat perasaan Simon yang hatinya berkecamuk, ia dalam keadaan tertekan, lelah luar biasa kecewa dan putus asa, karena sepanjang malam bekerja di tengah laut tidak mendapat seekor ikan pun.
Tuhan Yesus tahu apa yang dirasakan Simon lalu IA mendekat dan naik di salah satu perahu tersebut.
Rupanya perahu itu milik Simon, lalu IA menyuruh menggerakan Perahu lebih jauh dari pantai bahkan bertolak yang dalam dan disuruh menebarkan jala nya kembali *Lukas5:3,4*
Reaksi Simon sebagai orang yang piawai dalam pekerjaannya menangkap ikan, sesungguhnya hati Simon sangat kesal, mendengar perintah Tuhan Yesus yang tidak masuk akal, karena ia sudah paham betul akan wilayah Medan tersebut, tiba-tiba Tuhan Yesus memerintahkan untuk menebarkan jalanya kembali, bahkan di tempat yang lebih dalam. Betapa gemuruhnya hati Simon, namun karena yang memerintah Sang Guru Ia melakukan juga
*Lukas5:5*
Saudaraku, ketaatan Simon tidak sia-sia, secara manusia tidak mungkin tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil, dan sungguh terbukti hasil ikan tangkapanya melimpah
*Lukas 5:6,7*
Karena ketaatan, Simon mengalami mujizat secara luar biasa. Terhadap perintah Tuhan Yesus, Simon tidak menjawab Tuhan aku sudah sering melakukan itu, saya piawai untuk menangkap ikan. Bagaimana kalau yang diperintah kita, kita sering menawar kalau diparingi sarana obat oleh hambaNya, bahkan jawab kita saya kemarin sudah minum ini, itu, sudah doa, lupa kalau perkataan hambaNya ada kuasanya.
Seperti Tuhan Yesus, sabdaNya mampu menggerakkan ikan untuk dekat dengan jala Simon.
Jadi saudaraku jangan lagi pakai logika kalau kita mengatasi masalah, tetapi percayalah akan Sabda Tuhan melalui hambaNya.
Saudaraku buah ketaatan Simon yaitu, bisa menjadi berkat orang lain.
Temannya diajak untuk mengelola berkat ikan yang banyak tersebut, dibagi-bagikan kepada temannya dia tidak pelit, tidak dimiliki sendiri tapi berbagi dengan sesamanya
*Lukas5:7*
Simon sebagai orang yang mengalami kegagalan, *telah diubah oleh Tuhan Yesus dari orang yang mengandalkan akal budi menjadi orang punya iman yang kuat* dan bersama saudara-saudaranya mau menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus, dipakai sebagai teman kerja Tuhan Yesus menjadi penjala manusia, yang *berarti dipakai sebagai orang yang membagi berkat keselamatan bagi orang lain*
Saudaraku, kita dapat belajar menyikapi kegagalan kita dari Simon, dengan mendekat dan taat kepada Tuhan Yesus berserah dan percaya maka Tuhan Yesus akan bertindak menolong kita, seperti kesaksian pemazmur dalam
*Mazmur 37:5 (TB) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;*
Selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati Amin
*PD Autopia Malang*
_eddy mulyono_
*Ketaatan Di Tengah Kegagalan*
Dasar Firmannya dari
*Lukas5:1-11*
*Nats Lukas 5:5 (TB)* Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
Saudaraku dalam Kristus, ketika seseorang berada dalam keadaan baik, normal, tenang, tidak ada masalah ketika datang pencobaan mudah baginya untuk taat kepada Tuhan, berbeda dengan orang yang berada dalam kesulitan, terpuruk, kecewa, putus asa dan kesal hati, apalagi orangnya merasa bisa, sulit rasanya untuk menjadi taat dalam keadaan tersebut.
Orang akan mudah tersinggung, emosi, marah dan sulit mengendalikan diri.
Dari bacaan firman hari ini, kita melihat perasaan Simon yang hatinya berkecamuk, ia dalam keadaan tertekan, lelah luar biasa kecewa dan putus asa, karena sepanjang malam bekerja di tengah laut tidak mendapat seekor ikan pun.
Tuhan Yesus tahu apa yang dirasakan Simon lalu IA mendekat dan naik di salah satu perahu tersebut.
Rupanya perahu itu milik Simon, lalu IA menyuruh menggerakan Perahu lebih jauh dari pantai bahkan bertolak yang dalam dan disuruh menebarkan jala nya kembali *Lukas5:3,4*
Reaksi Simon sebagai orang yang piawai dalam pekerjaannya menangkap ikan, sesungguhnya hati Simon sangat kesal, mendengar perintah Tuhan Yesus yang tidak masuk akal, karena ia sudah paham betul akan wilayah Medan tersebut, tiba-tiba Tuhan Yesus memerintahkan untuk menebarkan jalanya kembali, bahkan di tempat yang lebih dalam. Betapa gemuruhnya hati Simon, namun karena yang memerintah Sang Guru Ia melakukan juga
*Lukas5:5*
Saudaraku, ketaatan Simon tidak sia-sia, secara manusia tidak mungkin tapi bagi Tuhan tidak ada perkara yang mustahil, dan sungguh terbukti hasil ikan tangkapanya melimpah
*Lukas 5:6,7*
Karena ketaatan, Simon mengalami mujizat secara luar biasa. Terhadap perintah Tuhan Yesus, Simon tidak menjawab Tuhan aku sudah sering melakukan itu, saya piawai untuk menangkap ikan. Bagaimana kalau yang diperintah kita, kita sering menawar kalau diparingi sarana obat oleh hambaNya, bahkan jawab kita saya kemarin sudah minum ini, itu, sudah doa, lupa kalau perkataan hambaNya ada kuasanya.
Seperti Tuhan Yesus, sabdaNya mampu menggerakkan ikan untuk dekat dengan jala Simon.
Jadi saudaraku jangan lagi pakai logika kalau kita mengatasi masalah, tetapi percayalah akan Sabda Tuhan melalui hambaNya.
Saudaraku buah ketaatan Simon yaitu, bisa menjadi berkat orang lain.
Temannya diajak untuk mengelola berkat ikan yang banyak tersebut, dibagi-bagikan kepada temannya dia tidak pelit, tidak dimiliki sendiri tapi berbagi dengan sesamanya
*Lukas5:7*
Simon sebagai orang yang mengalami kegagalan, *telah diubah oleh Tuhan Yesus dari orang yang mengandalkan akal budi menjadi orang punya iman yang kuat* dan bersama saudara-saudaranya mau menyerahkan diri kepada Tuhan Yesus, dipakai sebagai teman kerja Tuhan Yesus menjadi penjala manusia, yang *berarti dipakai sebagai orang yang membagi berkat keselamatan bagi orang lain*
Saudaraku, kita dapat belajar menyikapi kegagalan kita dari Simon, dengan mendekat dan taat kepada Tuhan Yesus berserah dan percaya maka Tuhan Yesus akan bertindak menolong kita, seperti kesaksian pemazmur dalam
*Mazmur 37:5 (TB) Serahkanlah hidupmu kepada TUHAN dan percayalah kepada-Nya, dan Ia akan bertindak;*
Selamat beraktifitas, Tuhan Yesus memberkati Amin
*PD Autopia Malang*
_eddy mulyono_
Komentar
Posting Komentar