2384 Rema: Manusia, melarat, malang, miskin, buta dan telanjang
Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Mashiach.
Renungan malam ini berdasarkan firman:
*Wahyu 3:17-18 (TB)* Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan *karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,* maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku *emas* yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga *pakaian putih*, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi *minyak* untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Dengan judul:
*Manusia, melarat, malang, miskin, buta dan telanjang*
Apakah kita merasa diri kaya, beruntung, berpengetahuan?
Kutipan firman di atas bisa kita jadikan cerminan sikap hidup kita. Firman Allah mengatakan kita ini melarat, bernasib malang, miskin, buta dan telanjang.
Kita ini sebenarnya lemah tidak tahu apa-apa bila tanpa tuntunan Roh Kudus melalui firman-firman Allah.
Berkenaan dengan penyangkalan diri, mau menerima *emas* dari Allah ini membutuhkan kerendahan hati bahwa kita ini benar-benar miskin. Hanya karena berkat kasih karunia pemberian emas yang adalah firman Allah saja kita diijinkan menjalani hidup.
Emas melambangkan firman, dengan menjadi kaya akan firman, kita semakin dicelikkan (tidak lagi buta), diberkati (tidak lagi melarat miskin), dan beruntung (sebagai tuntunan ke Jalan Keselamatan).
Tidak berhenti disitu, Roh Kudus juga menuntut kekudusan hidup kita dalam perlambang pakaian putih.
Hidup suci, kudus yang berkenan kepada Allah hanya bisa didapatkan dari Sang Roh Suci sendiri.
Pakaian yang berfungsi agar dosa-dosa yang memalukan ditinggalkan dan berganti pakaian putih suci ini.
Juga, minyak untuk melumas mata kita. Sungguh kita ini buta. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi 5 detik ke depan. Hanya karena tuntunan Roh Suci melalui firman-firman Nya yang mampu menjadi penunjuk jalan ke arah yang benar; kembali pulang ke taman Firdaus.
Semua ini tidak langsung diberi gratis. Namun dikatakan "membeli dari pada-Ku", ada unsur harga yang harus dibayarkan; yakni roh, jiwa, dan tubuh kita, hidup kita seutuhnya. Hidup kita dengan segala keinginan dan kesenangan duniawi ini menjadi harga yang harus kita bayarkan bila kita pantas disebut kaya, beruntung, dan berpengetahuan dalam hidup rohani kita.
Selamat malam, TUHAN Yesus memberkati.
Halleluya!
Amin.
*PD Autopia Malang*
Andrias
Renungan malam ini berdasarkan firman:
*Wahyu 3:17-18 (TB)* Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan *karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang,* maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku *emas* yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga *pakaian putih*, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi *minyak* untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
Dengan judul:
*Manusia, melarat, malang, miskin, buta dan telanjang*
Apakah kita merasa diri kaya, beruntung, berpengetahuan?
Kutipan firman di atas bisa kita jadikan cerminan sikap hidup kita. Firman Allah mengatakan kita ini melarat, bernasib malang, miskin, buta dan telanjang.
Kita ini sebenarnya lemah tidak tahu apa-apa bila tanpa tuntunan Roh Kudus melalui firman-firman Allah.
Berkenaan dengan penyangkalan diri, mau menerima *emas* dari Allah ini membutuhkan kerendahan hati bahwa kita ini benar-benar miskin. Hanya karena berkat kasih karunia pemberian emas yang adalah firman Allah saja kita diijinkan menjalani hidup.
Emas melambangkan firman, dengan menjadi kaya akan firman, kita semakin dicelikkan (tidak lagi buta), diberkati (tidak lagi melarat miskin), dan beruntung (sebagai tuntunan ke Jalan Keselamatan).
Tidak berhenti disitu, Roh Kudus juga menuntut kekudusan hidup kita dalam perlambang pakaian putih.
Hidup suci, kudus yang berkenan kepada Allah hanya bisa didapatkan dari Sang Roh Suci sendiri.
Pakaian yang berfungsi agar dosa-dosa yang memalukan ditinggalkan dan berganti pakaian putih suci ini.
Juga, minyak untuk melumas mata kita. Sungguh kita ini buta. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi 5 detik ke depan. Hanya karena tuntunan Roh Suci melalui firman-firman Nya yang mampu menjadi penunjuk jalan ke arah yang benar; kembali pulang ke taman Firdaus.
Semua ini tidak langsung diberi gratis. Namun dikatakan "membeli dari pada-Ku", ada unsur harga yang harus dibayarkan; yakni roh, jiwa, dan tubuh kita, hidup kita seutuhnya. Hidup kita dengan segala keinginan dan kesenangan duniawi ini menjadi harga yang harus kita bayarkan bila kita pantas disebut kaya, beruntung, dan berpengetahuan dalam hidup rohani kita.
Selamat malam, TUHAN Yesus memberkati.
Halleluya!
Amin.
*PD Autopia Malang*
Andrias
Komentar
Posting Komentar