2391 Regi: Sikap Sebagai Anak-anak Allah
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi hari ini berjudul:
*Sikap Sebagai Anak-anak Allah*
Dasar firman dari:
*1 Yohanes 3: 1.*
“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut *anak-anak Allah*, dan *memang kita* adalah *anak-anak Allah.”*
Saudaraku dalam Kristus ketahuilah, betapa Allah mengasihi kita yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya, sehingga kita dikaruniai “gelar” sebagai anak-anak Allah, bahkan ditekankan sekali lagi oleh Rasul Yohanes bahwa: *memang, kita adalah anak-anak Allah.*
Sama sekali tidak main-main, memang kita adalah anak-anak Allah!
Bayangkan, sebagai anak-anak raja di dunia saja, kehidupan mereka begitu indah, nikmat, bergelimang harta dan kemewahan; apalagi “seharusnya” sebagai anak-anak Allah.
Karena Allah yang menciptakan jagad raja dan isinya ini, di dalam tangan-Nya kuasa akan segala sesuatu karena dalam:
*1 Tawarikh 29: 12*
“Kekayaan dan hormat berasal dari-Mu, dan Engkaulah yang menguasai segala sesuatu. Dalam tangan-Mu ada kuasa dan keperkasaan. Dalam tangan-Mulah kuasa untuk membesarkan dan menguatkan segala sesuatu.”
Namun mengapa pada kenyataannya banyak anak-anak Allah yang kehidupannya penuh dengan pergumulan (masalah keluarga, pekerjaan,karier, ekonomi dan sebagainya). Hidup sengsara, bahkan dikategorikan marjinal oleh sekelompok orang.
Masakan anak-anak Allah seperti itu? Mengapa begitu? Pertanyaan tadi hinggap pada benak banyak orang.
Untuk menjawab hal itu, marilah kita *meneliti tentang kewajiban seorang anak Allah.*
*1. Mencari Allah:*
"… carilah … Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
*Matius 6:33.*
*Kewajiban anak-anak Allah* justru harus *aktif mencari Allah,* bukan berdiam diri menantikan “jatah” dari status sebagai anak-anak Allah.
*2. Mencintai firman-firman-Nya:*
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”
*Yosua 1:8.*
Yosua merupakan pribadi yang berhasil menggenapi firman TUHAN membawa masuk bangsa Israel ke tanah Kanaan, mengungkapkan rahasia keberhasilan dan keberuntungannya, yaitu: merenungkan firman TUHAN siang dan malam.
Dan Daud satu-satunya raja Israel yang tak terkalahkan oleh raja-raja di sekitarnya bermazmur:
“Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.”
*Mazmur 119: 97.*
Luar biasa kesaksian Daud ini, raja sesibuk dia berketetapan untuk merenungkan firman Allah sepanjang hari. Hasilnya pun Daud menjadi raja tanpa tanding, siapapun bertekuk lutut dikalahkannya.
*3. Melekat kepada-Nya:*
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.”
*Mazmur 91: 14-15.*
Kekasih Kristus, kita harus yakin apabila kita sudah memenuhi kewajiban kita, yaitu:
*mencari Allah, mencintai firman-firman-Nya dan hidup melekat kepada-Nya*, maka perjalanan hidup kita akan *berhasil dan beruntung, diluputkan dari bahaya dan dibentengi dari berbagai permasalahan, disertai dalam kesesakan, dimuliakan bahkan ditambah-tambakan segala sesuatu bagi kita*. Namun, janganlah semuanya itu dilakukan untuk memuaskan nafsu duniawi kita
*(Yakobus 4: 3),*
melainkan bagi kemuliaan nama Bapa
*1 Korintus10: 31.*
Marilah kita introspeksi terhadap kehidupan kita saat ini dan mulai belajar mempraktekkan ketiga hal di atas dengan memohon pertolongan Roh Kudus; bagi keberhasilan hidup di dunia, terlebih bagi pencapaian menuju kehidupan kekal kelak, di sorga!
Tuhan Yesus memberkati kita Amin
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Renungan pagi hari ini berjudul:
*Sikap Sebagai Anak-anak Allah*
Dasar firman dari:
*1 Yohanes 3: 1.*
“Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut *anak-anak Allah*, dan *memang kita* adalah *anak-anak Allah.”*
Saudaraku dalam Kristus ketahuilah, betapa Allah mengasihi kita yang sungguh-sungguh percaya kepada-Nya, sehingga kita dikaruniai “gelar” sebagai anak-anak Allah, bahkan ditekankan sekali lagi oleh Rasul Yohanes bahwa: *memang, kita adalah anak-anak Allah.*
Sama sekali tidak main-main, memang kita adalah anak-anak Allah!
Bayangkan, sebagai anak-anak raja di dunia saja, kehidupan mereka begitu indah, nikmat, bergelimang harta dan kemewahan; apalagi “seharusnya” sebagai anak-anak Allah.
Karena Allah yang menciptakan jagad raja dan isinya ini, di dalam tangan-Nya kuasa akan segala sesuatu karena dalam:
*1 Tawarikh 29: 12*
“Kekayaan dan hormat berasal dari-Mu, dan Engkaulah yang menguasai segala sesuatu. Dalam tangan-Mu ada kuasa dan keperkasaan. Dalam tangan-Mulah kuasa untuk membesarkan dan menguatkan segala sesuatu.”
Namun mengapa pada kenyataannya banyak anak-anak Allah yang kehidupannya penuh dengan pergumulan (masalah keluarga, pekerjaan,karier, ekonomi dan sebagainya). Hidup sengsara, bahkan dikategorikan marjinal oleh sekelompok orang.
Masakan anak-anak Allah seperti itu? Mengapa begitu? Pertanyaan tadi hinggap pada benak banyak orang.
Untuk menjawab hal itu, marilah kita *meneliti tentang kewajiban seorang anak Allah.*
*1. Mencari Allah:*
"… carilah … Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu."
*Matius 6:33.*
*Kewajiban anak-anak Allah* justru harus *aktif mencari Allah,* bukan berdiam diri menantikan “jatah” dari status sebagai anak-anak Allah.
*2. Mencintai firman-firman-Nya:*
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.”
*Yosua 1:8.*
Yosua merupakan pribadi yang berhasil menggenapi firman TUHAN membawa masuk bangsa Israel ke tanah Kanaan, mengungkapkan rahasia keberhasilan dan keberuntungannya, yaitu: merenungkan firman TUHAN siang dan malam.
Dan Daud satu-satunya raja Israel yang tak terkalahkan oleh raja-raja di sekitarnya bermazmur:
“Betapa kucintai Taurat-Mu! Aku merenungkannya sepanjang hari.”
*Mazmur 119: 97.*
Luar biasa kesaksian Daud ini, raja sesibuk dia berketetapan untuk merenungkan firman Allah sepanjang hari. Hasilnya pun Daud menjadi raja tanpa tanding, siapapun bertekuk lutut dikalahkannya.
*3. Melekat kepada-Nya:*
"Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.”
*Mazmur 91: 14-15.*
Kekasih Kristus, kita harus yakin apabila kita sudah memenuhi kewajiban kita, yaitu:
*mencari Allah, mencintai firman-firman-Nya dan hidup melekat kepada-Nya*, maka perjalanan hidup kita akan *berhasil dan beruntung, diluputkan dari bahaya dan dibentengi dari berbagai permasalahan, disertai dalam kesesakan, dimuliakan bahkan ditambah-tambakan segala sesuatu bagi kita*. Namun, janganlah semuanya itu dilakukan untuk memuaskan nafsu duniawi kita
*(Yakobus 4: 3),*
melainkan bagi kemuliaan nama Bapa
*1 Korintus10: 31.*
Marilah kita introspeksi terhadap kehidupan kita saat ini dan mulai belajar mempraktekkan ketiga hal di atas dengan memohon pertolongan Roh Kudus; bagi keberhasilan hidup di dunia, terlebih bagi pencapaian menuju kehidupan kekal kelak, di sorga!
Tuhan Yesus memberkati kita Amin
*PD Autopia – Malang*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar