2404 Regi: Hukum Taurat vs Beriman Kepada Kasih Karunia Tuhan Yesus

Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Renungan pagi hari ini berjudul:

*Hukum Taurat vs Beriman Kepada Kasih Karunia Tuhan Yesus*

Nats pokok:

*Galatia 1: 3-4.*
“kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus, yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, ...”


Saudaraku kekasih Kristus, ayat-ayat di atas merupakan salam pembuka Rasul Paulus bagi Jemaat di Galatia. Jemaat yang dibangun berfokuskan kepada kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, yang pada saat surat ini ditulis, tengah dikacaukan imannya oleh sekelompok orang Yahudi, agar mereka kembali kepada Hukum Taurat.
Ayat-ayat tersebut kembali memberikan penekanan bahwa *Tuhan Yesus Kristuslah sumber kasih karunia dan damai sejahtera.*

Selanjutnya Paulus menekankan bahwa dalam

*Galatia 2: 16a.*
“… tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.”


Pemahaman akan kata: *dibenarkan* oleh *karena iman dalam Kristus Yesus* adalah mereka:

1) berhubungan dengan Allah secara benar;
2) diampuni dosanya dan diberikan status sebagai keluarga Allah;
3) *diubahkan* oleh kasih karunia Allah.

Dari ketiganya yang perlu lebih diperhatikan adalah: *diubahkan.* Untuk lebih mudah mengerti akan hal ini, marilah kita baca dalam

*Galatia 2: 19b – 20a.*
“Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku."


Siapakah yang seharusnya disalib?
Bukankah kita para orang berdosa ini !
Siapakah yang mampu bertahan hidup ketika disalib?
Hanya Yesus sajalah yang sanggup !
Karenanya, jika kita hidup setelah disalib, sesungguhnya Yesuslah yang hidup di dalam diri kita, sehingga *hidup itu harus berubah* dan *perubahan itu harus menjadikan kita seperti Yesus.*

Yesus meneladankan hidup dalam: *kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.*
Namun bagaimana kenyataan pada diri kita, "bukankah kita masih memiliki sifat-sifat lama yang mempengaruhi perilaku hidup kita?"
Untuk hal itu Paulus menyebutkan dalam menghasilkan buah-buah roh itu harus diupayakan melalui *pimpinan Roh Kudus:*

*Galatia 5: 25.*
 “Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh.”


*Roh itulah yang menuntun iman kita untuk berbuah* sebagaimana buah-buah roh yang telah diteladankan oleh Yesus. Sehingga kita harus *berupaya sekeras mungkin dalam berserah kepada Roh* yang *memampukan kita* untuk berbuat sebagaimana yang dikehendaki oleh Yesus untuk kita perbuat, karena

*Yakobus 2: 17.*
"Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."

Marilah para kekasih Kristus, kita *sungguh-sungguh beriman kepada Tuhan Yesus* dan *berupaya dengan segenap hati berserah kepada Roh Kudus* agar kita dimampukan berbuat baik sebagaimana halnya yang diteladankan oleh Kristus. Dengan demikian buah-buah roh itu nyata melalui perbuatan kita sehari-hari.

Selamat pagi selamat beraktifitas Tuhan Yesus memberkati kita Amin..


*PD Autopia – Malang*
  _gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman