42093 Regi : Dapatkah bersyukur saat dalam penderitaan?

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Kekasih Kristus.

Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari


*Habakuk 3:17-19 (TB)*  

Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, 

namun aku akan bersorak-sorak di dalam TUHAN, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku. 

ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku. 


Tema


*Dapatkah bersyukur saat dalam penderitaan?*


Mari kita berdoa 


*Bapa yang ku  sembah dalam Tuhan Yesus,  ku mohon belas kasih HU, berikanlah pada ku roh hikmat agar aku dapat memahami,  mengerti dan mampu melakukan firman HU, terima kasih Bapa amin* 


Firman di atas menyatakan keadaan yang sangat jauh diharapkan oleh setiap orang karena setiap orang ingin hidup dalam berkat Tuhan, bebas dari penderitaan, kekurangan, kesengsaraan maupun kesesakan dan penderitaan.


Namun apa yang diucapkan Habakuk dalam doanya menggambarkan keadaannya yang sungguh sangat memprihatinkan. Seandainya hal itu terjadi pada kita dapatkah kita bersyukur, bersorak sorai dengan hati yang beria ria penuh sukacita merasakan bagaimana penyertaan Allah dalam hidup kita, bagaimana IA telah menyelamatkan, memberikan kekuatan dan campur tangan Allah dalam kesengsaraan ,sehingga kita tetap kuat dan tidak goyah mengikut Tuhan Allah kita.


Tentunya tidak semua orang percaya bisa melakukan hal yang seperti Habakuk, bahkan mungkin sebaliknya yang terjadi  yaitu menggerutu,  bersungut-sungut,  menyalahkan Tuhan dan sesamanya. Yang pada akhirnya bisa goyah Imannya, lari meninggalkan Tuhan Allahnya , pergi mencari pertolongan pada yang lain agar dapat segera dilepaskan beban yang dideritanya.


Sebagai orang percaya seharusnya kita ingat apa yang dialami Habakuk adalah salah satu cara Allah untuk menguji sebab Allah juga ingin melihat sejauh mana kemurnian Imannya. Demikian juga seandainya hal itu terjadi dalam hidup kita tentunya Allah  juga ingin melihat sejauh mana kemurnian iman kita, seberapa besar kerinduan kita dalam membangun hubungan dengan Tuhan kita. Apakah kita layak menjadi anak anakNya yang akan menerima kerajaan Allah. 

Maka ingatlah firmanNya dalam


*1 Petrus 1:7 (TB)*  

Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu — yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api — sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya. 


Jadi hal ini pasti dan harus terjadi kepada kita orang orang yang mau mengikut dan percaya Tuhan Yesus,  sebab inilah salah cara untuk menguji dan melihat seberapa dalam iman percaya kita kepada Tuhan Yesus. Sehingga siapapun orangnya pasti akan mengalami tegoran, hajaran dan didikan Tuhan,  dan IA tidak membedakan pangkat, derajat, harta kekayaan, ketampanan, kecantikan ataupun sebagai orang yang telah diurapi,  dikaruniai berbagai talenta atau tidak,  semuanya harus mengalami proses pemurnian iman, sehingga apa yang difirmankan Tuhan harus terjadi seperti dalam


*1 Korintus 3:12-15 (TB)*  

Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,

sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.

Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. 

Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.


Sehingga jika kita tidak mengalami dan merasakan hal ini maka kita bukanlah anak anak pilihan tetapi anak anak gampang artinya Tuhan akan membebaskan dan membiarkan apa yang kita lakukan sehingga dengan demikian maka kita tidak termasuk hitungan yang akan mendapatkan upah dan menjadikan Ahli waris Kerajaan Allah.


*Ibrani 12:8 (TB)* 

Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang.


Karena itu sebagaimana teladan Habakuk yang tetap dapat bersukacita dengan hati yang beria-ria, bersorak sorak dalam menghadapi penderitaan hidup harus dapat menjadi motivasi kita agar iman kita tidak goyah, tidak kendor, tidak lemah semangatnya, tetapi kita harus tetap mampu bersyukur menyadari bahwa itu wujud kasih Allah yang telah mengingatkan kita, supaya kita kembali mencari Tuhan tidak berjalan dalam kekuatannya sendiri, sebagaimana yang diperintahkan dalam


*1 Tesalonika 5:16-18 (TB)*  

Bersukacitalah senantiasa. 

Tetaplah berdoa. 

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.


Hal ini dapat terjadi bila kita terus membangun dan mempunyai hubungan yang erat dengan Tuhan Yesus melalui peribadahan atau persekutuan dengan Tuhan yang diwujudkan dengan tekun dalam P3 yaitu Pangabekti merenungkan firman firmanNya,  Puji-pujian dan Pandongo yang merupakan nafas hidup bagi orang percaya.


Kiranya hanya dengan kerendahan hati dan terus menghadirkan Roh Kudus maka kita akan dimampukan *bersyukur saat dalam penderitaan*

Selamat pagi, selamat beraktivitas 

Tuhan Yesus memberkati, amin.


*PD Autopia Malang*

Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman