42095 Regi : Takut Akan TUHAN

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach.


Kiranya kasih Kristus dicurahkan atas kehidupan kita pada sepanjang hari ini.


Judul renungan pagi: 


*Takut Akan TUHAN*


Nas Alkitab: 


*Amsal 1: 7*

Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh menghina hikmat dan didikan.


Para kekasih Kristus, Kitab Amsal ditulis oleh Raja Salomo, seorang yang memiliki hikmat tak terbantahkan pada zamannya. Salomo adalah putra Raja Daud yang sangat terkenal, sebagai raja ketiga Israel, Salomo merupakan pribadi yang paling berhikmat yang kebijaksanaannya berasal dari pemberian TUHAN melalui mimpinya. Dalam mimpi tersebut Salomo memohon kebijaksanaan dalam mengatur Israel yang merupakan umat TUHAN dalam jumlah yang besar.  


Frasa *takut akan TUHAN* di atas, merupakan ekspresi kekaguman penuh hormat terhadap kemahakuasaan, kemahaagungan serta kemahakudusan Allah yang terdapat dalam diri Salomo yang dinyatakan dalam menaati kehendak-Nya, sekaligus kegentaran hatinya jika melanggar peraturan-peraturan-Nya. Pengertian frasa itu memiliki nuansa yang sangat berbeda dengan pengertian umum tentang rasa takut yang menimbulkan kecemasan; melainkan *rasa hormat yang dalam, penuh kekaguman dan penghormatan yang teramat sangat terhadap TUHAN.*


Melalui *takut akan TUHAN,* maka timbullah *hikmat dalam berbuat baik* yang berasal dari akal budi rohaniah:


*Ayub 28: 28*

tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi."


Bahkan Daud, ayah Salomo menegaskan pula bahwa sikap seseorang yang *takut akan TUHAN* merupakan *permulaan hikmat* dari semua orang yang berbudi baik yang dalam orang itu senantiasa terdapat puji-pujian bagi TUHAN:

 

*Mazmur 111: 10*

Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.


Pada PB dituliskan bahwa *komunitas yang takut akan TUHAN* berada dalam kondisi damai oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus, sehingga jumlahnya semakin bertambah-tambah:


*Kisah 9: 31*

Selama beberapa waktu jemaat di seluruh Yudea, Galilea dan Samaria berada dalam keadaan damai. Jemaat itu dibangun dan hidup dalam takut akan Tuhan. Jumlahnya makin bertambah besar oleh pertolongan dan penghiburan Roh Kudus.


Pemahaman istilah *takut akan TUHAN* menurut Injil Lukas mengakibatkan penerimaan anugerah rahmat TUHAN dari suatu generasi ke beberapa generasi di bawahnya: 


*Lukas 1:50*

Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia.


Selanjutnya Lukas menambahkan penjelasan sikap *takut akan Allah* yang ditunjukkan oleh seseorang dan keluarganya dari golongan non-Yahudi:


*Kis. 10: 1-2*

Di Kaisarea ada seorang yang bernama Kornelius, seorang perwira pasukan yang disebut pasukan Italia. Ia saleh, ia serta seisi rumahnya takut akan Allah dan ia memberi banyak sedekah kepada umat Yahudi dan senantiasa berdoa kepada Allah.


Lebih jauh Lukas menegaskan bahwa hanyalah orang-orang percaya yang *takut akan TUHAN* lah yang akan mempraktekkan kebenaran dan dikenan oleh Allah.


*Kisah Para Rasul 10:35*

Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan *yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya.*


Karena begitu pentingnya hal ini, bagaimanakah kita mengembangkan rasa takut akan TUHAN ini? Secara singkat hal ini bisa kita lakukan dengan cara: (1). Tekun mempelajari firman TUHAN secara pribadi maupun melalui kelompok-kelompok pengajaran Alkitab; 

(2). Berdoa secara teratur: berkomunikasi dengan penuh syukur untuk memohon hikmat agar kita dapat hidup seturut kehendak-Nya; 

(3). Beribadah dengan setia serta berperan aktif di dalam gereja maupun persekutuan orang-orang percaya; 

(4). Berjuang untuk hidup dalam kebaikan, kebenaran dan kekudusan, tidak takut untuk mengakui kesalahan dan meminta maaf kepada TUHAN ketika berbuat salah, kemudian bertobat. 

(5). Banyak bergaul dengan komunitas orang percaya untuk saling menguatkan dan menumbuhkan perkembangan kerohanian kita; 

(6). Penuh syukur menikmati kebesaran karya Allah dalam kehidupan kita masing-masing.


Dengan melakukan perihal di atas, maka niscaya *rasa takut akan TUHAN* dalam pengertian yang benar akan terjadi dan bertumbuh dalam diri kita, sehingga Roh Kudus memampukan kita hidup dalam kebenaran yang diperkenan-Nya. Haleluya!


Selamat pagi, selamat mempraktekkan dan mengembangkan rasa takut akan TUHAN dan selamat beribadah Minggu.


*PD Autopia – Malang*

_gunawanwibisono_

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman