42086 Regi : Apa yang kita perbuat dengan Kemerdekaan

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Kekasih Kristus.

Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari

*Galatia 5:13 (TB)* 

Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.

Tema

*Apa yang kita perbuat dengan Kemerdekaan*

Mari kita berdoa 

*Tuhan Yesus sang sumber hikmat, ku mohon belas kasih HU agar aku Bapa mampukan untuk mengerti, memahami dan melakukan firman HU ,amin*

Bagaimanakah bila kita memperoleh atau mengalami kemerdekaan artinya kita mendapatkan kelepasan dari tekanan atau beban, maupun masalah dan penderitaan,  tentunya akan ada sukacita yang besar yang mungkin tak terkatakan karena kita dibebaskan dari semua beban atau belenggu yang tidak dapat membuat kita bebas dalam hal apapun.

Demikian juga kita apakah akan merasakan sukacita yang besar karena kita adalah orang orang yang sudah dimerdekakan dari perbudakan dosa? Atau justru kita bersedih karena sudah tidak diperkenan kembali kepada kehidupan lama? Sudah tidak sebebas seperti dulu tenggelam dalam perbuatan dosa yang menyenangkan daging kita?

Ingat tanpa penebusan dosa yang berarti tidak adanya kemerdekaan yang Tuhan Yesus berikan kepada kita maka kita akan tetap menjadi hamba dosa dan tidak akan mungkin dapat bertemu atau sampai ke rumah Bapa di Sorga, melainkan kita akan mengalami kematian dan kebinasaan kekal.

Tanpa kemerdekaan dari kuasa dosa maka hidup kita jauh dan tidak ada kekudusan yang berakhir kita tidak akan dapat bertemu Bapa yang Kudus, sehingga dipastikan kita tidak akan berada di Sorga melainkan di Neraka.

Sekarang tinggal bagaimana kita apakah kita mau memelihara kemerdekaan yang sudah diberikan kepada kita atau justru kita akan merusak kemerdekaan itu dengan kembali kepada kehidupan lama.

Ingat kesempatan tidak datang dua kali demikian juga pengorbanan Tuhan Yesus untuk menebus dosa manusia hanya satu kali, karena itu sudah seharusnya kita menjaga harta yang indah ini supaya hidup kita tidak sia sia.

Yang perlu kita sadari bahwa hidup kita yang dimerdekakan dari dosa ini bukan milik kita lagi, melainkan milik Tuhan Yesus, sehingga sudah seharusnya hidup ini kita persembahkan kepada Tuhan Yesus yang telah menebus kita.

Sebagaimana yang dikehendaki Allah dalam

*Roma 6:13 (TB)*  

Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. 

Karena itu kita sebagai orang yang sudah dimerdekakan dari dosa ini hendaknya bijaksana menggunakan kesempatan dan waktu yang telah Tuhan Yesus berikan kepada kita,  kita harus dapat mengerti apa yang dikehendaki Allah dalam hidup kita  

*Efesus 5:17 (TB)*  

Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan. 

Apakah yang Tuhan kehendaki dalam hidup kita sebagai orang yang sudah dimerdekakan dari dosa? Kita harus bisa melakukan pekerjaan pekerjaan Allah yang berbuahkan kebenaran, kekudusan, kasih dan kemuliaanNya yaitu hidup tidak menjadi serupa dengan dunia ini seperti firmanNya dalam

*Roma 12:2 (TB)* 

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Dengan demikian harus ada perjuangan yang sungguh untuk mematikan hidup lama dan mengisinya dengan hidup baru yang seturut kehendak Tuhan Yesus, dan semuanya akan dapat kita lakukan jika kita mau rendah hati, hidup dalam kasih dan memiliki pengampunan yang tulus dengan menganggap orang lain lebih utama dari diri kita sendiri serta menghadirkan dan memohon pertolongan Roh Kudus untuk memimpin setiap langkah kita.

Selamat pagi, selamat beraktivitas 

Tuhan Yesus memberkati 

*PD Autopia Malang*

Wibisono