42035 Regi : Makanan Keras

 Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Maschiach 

Kekasih Kristus.

Renungan firman Tuhan pagi ini, diambil dari


*Ibrani 5:12-14 (TB)* 

Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. 

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.

Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.


Tema renungan 


*Makanan Keras*


Mari kita berdoa 


*Allah Bapa yang aku sembah dalam Tuhan Yesus, ku mohon berkenan memberikan kepadaku roh hikmat, agar aku dapat mengerti ,memahami dan mampu melakukan apa yang menjadi kehendak HU, amin*


Jika ditinjau dari sudut waktu dalam mengikut Yesus sebenarnya kita bisa dibilang bukan anak anak lagi, mungkin seandainya kita sebagai murid sekolah mungkin kita sudah bukan SD,SMP atau SMA kemungkinan kita sudah lulus S1 atau S2 dan bisa juga sudah S3.


Yang menjadi pertanyaan dengan rentang waktu yang masing masing, sudah kita memiliki apakah kita mempunyai kedewasaan iman sebagaimana lama kita mengikut Tuhan Yesus, atau justru waktu yang telah kita tempuh ini tidak membuat kita semakin maju atau dewasa tetapi kita masih tetap seperti kanak kanak yang masih di Play Grup atau TK.


Mari kita lihat sejauh mana pemahaman akan firman Tuhan dalam diri kita masing-masing.

Bagaimana respon kita, jika firman yang disampaikan oleh Pendeta, Romo, Penginjil atau orang orang yang diberikan hikmat oleh Tuhan untuk menyampaikan firmanNya itu terasa keras, firman itu menegur dan menelanjangi kita atau bahkan membuat kita merasa dipermalukan dan dipojokan serta kita merasa dihakimi?


Apakah kita dapat bersyukur karena peringatan Tuhan melalui firman yang keras itu sehingga menyadarkan kita dan membuat kita bertobat, kembali mau taat setia mengikut firmanNya? 

Atau justru karena firman yang keras dan mempermalukan kita sehingga hati ini menjadi sakit, lalu kecewa yang pada akhirnya menyebarkan rasa ketidak puasannya dengan berita yang menyudutkan atau menjelekan mengungkap  kejelekan dan kekurangan si penyampai firman dan yang ujung ujungnya meninggalkan gereja, persekutuan lari mencari tempat lain yang dirasa membuat hati merasa senang dan puas?

Saudaraku dalam Tuhan Yesus  mari kita ingat firmanNya yang disampaikan dalam


*Ibrani 4:12 (TB)*  

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. 


Apakah dengan firman ini kita paham bahwa memang teguran maupun hajaran Allah melalui firman-Nya adalah sangat kuat, sangat tajam yang dapat menusuk  dan memisahkan jiwa serta Roh kita? 

Kalau seandainya kita mempunyai kesalahan atau dosa di hadapan Allah siapa yang akan mengingatkan kita supaya kita sadar? Dan jika bukan firman Allah yang disampaikan melalui orang orang yang Allah pilih untuk menegur dan mengingatkan kita, lalu siapa yang harus mengingatkan kita? 


Apa kita kepingin Allah sendiri yang menemui kita? Kalau ini yang menjadi keinginan kita dapat berapa perkara Allah mau menjumpai orang orang seperti kita manusia yang bebal dan penuh dosa ini. Apakah kita tidak sadar jika dalam diri Allah itu suci, Kudus dan sempurna? Dan jika Allah mau menampakkan diri secara langsung jika bukan kasih karunia Nya kita pasti mati.


Oleh karena itu betapa pentingnya kedewasaan rohani, kedewasaan iman yang harus dimiliki oleh setiap orang yang merasa dirinya menjadi milik dan murid Tuhan Yesus,  jika itu tidak kita miliki maka hidup kita bagaikan pohon ara yang tidak berbuah.

Kedewasaan iman dan rohani dapat tercermin dari kehidupan kita apakah gaya hidup kita sudah seturut firman Allah atau apakah kita gaya hidup kita masih seperti manusia lama yang dipenuhi hawa  nafsu kedagingan.


Seberapa lama dalam mengikut Kristus ternyata bukan menjadi jaminan bagi setiap orang yang katanya percaya beriman kepada Tuhan Yesus hal ini terlihat banyak diantara kita yang hidupnya masih menjadi batu sandungan bagi sesama maupun saudara se iman.

Karena itu kita harus kontrol bagaimana perilaku hidup kita,  ucapan kita apakah masih sering memandang rendah sesama, sudahkah kita dapat mengampuni orang yang bersalah kepada kita, atau dapatkah kita mewujudkan kasih kepada orang-orang yang tidak sehati dengan kita atau orang orang yang telah menyakiti kita.


Sekali lagi kedewasaan iman dan kedewasaan rohani akan dapat tumbuh jika disertai perbuatan perbuatan yang berdasarkan Roh sebagaimana yang tertulis dalam


*Galatia 5:22-24 (TB)* 

Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, 

kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu.

Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. 


Inilah yang menjadi tolok ukur apakah kita sudah dewasa dalam iman ,dewasa rohani jika kita sudah mampu menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginanya. Hal ini akan dapat kita lakukan jika kita membuka hati mempersilahkan Roh Kudus bertahta dan menguasai serta menuntun langkah hidup kita.

Tetap semangat berjuang bersama Yesus kita pasti bisa.


Selamat pagi, selamat beraktivitas 

Tuhan Yesus memberkati kita amin.


*PD Autopia Malang*

Wibisono

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2272 Rema: TUHAN MEMBERIKAN YANG KITA BUTUHKAN BUKAN YANG KITA INGINKAN

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR

520 Rensi: Hukuman Menambah dan Mengurangi Firman