2221 Rema: Kelekatan

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :

*Lukas 24:15* Ketika mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, *datanglah Yesus sendiri mendekati mereka*, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka. 

Dengan tema:

*Kelekatan*


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti melekat adalah menempel benar-benar (sehingga tidak mudah lepas).
Baru saja kita merayakan Paskah, semua ucapan mengarah kepada syukur karena Tuhan Yesus telah mengorbankan nyawaNYA untuk kita manusia yang berdosa ini, manusia yang tidak mungkin diselamatkan karena hidupnya yang terlalu melekat kepada dosa.
Hidup yang melekat pada dosa rupanya bila dikaitkan dengan pengertian dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hidup yang tidak mudah lepas dari kehidupan lama, kehidupan penuh dosa di dunia ini. Sangking melekatnya sampai tidak terasa lagi antara hidup dalam dosa atau bukan.

Saudaraku, bila lalu bagaimana caranya agar kita tidak menyalibkan Tuhan Yesus yang kesekian kalinya sebagai efek kelekatan ini? :

1. *Kesadaran*. Kita harus sadar bahwa hidup kita ini tidak kudus, penuh dengan dosa,

*Roma 3 : 23* Karena *semua orang telah berbuat dosa* dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

2. *Kepekaan*. Kita harus mengasah kepekaan kita terhadap dosa seperti alarm yang harus selalu diservice, karena efek ketidakpekaan kita akan dosa menyebabkan perasaan kita tumpul bahkan sampai kita tidak merasakan kehadiran Tuhan Yesus di setiap jalan kita :

*Efesus 4:19* Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri kepada hawa nafsu dan dengan serakah mengerjakan segala macam perbuatan cemar.

3. *Mendekat dan Melekat”. Setelah sadar dan peka akan rupa-rupa dosa, maka untuk tidak jatuh lagi ke dalam dosa yang sama, kita harus mendekat dan *melekat* kepada Tuhan Yesus, dengan lebih sering merenungkan firmanNYA setiap hari dan lebih rajin beribadah baik di gereja maupun persekutuan doa.

Yakinlah bahwa Tuhan Yesus sanggup melepaskan kelekatan kita dari dosa asalkan kita  benar-benar dengan kesadaran penuh dan hati yang murni menyadari kelemahan dan dosa kita dan mau mengakui serta bertobat, sehingga tidak akan ada penghalang antara kita dan Allah :

*Yesaya 59 : 2-3* tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. Sebab tanganmu cemar oleh darah dan jarimu oleh kejahatan; mulutmu mengucapkan dusta, lidahmu menyebut-nyebut kecurangan.


Sekali lagi saudaraku, Tuhan Yesus melihat hati kita, apakah kita benar-benar menyadari dosa-dosa dan mau bertobat, karena ada upah dari setiap perbuatan dan keputusan hidup kita :

*Amsal 24 : 12* Kalau engkau berkata: "Sungguh, kami tidak tahu hal itu!" Apakah Dia yang menguji hati tidak tahu yang sebenarnya? Apakah Dia yang menjaga jiwamu tidak mengetahuinya, dan membalas manusia menurut perbuatannya?


Bila kita menginginkan menjadi warga Kerajaan Allah saat Tuhan Yesus memanggil kita, mari kita berusaha dan berjuang untuk membuka kelekatan kita dari dosa dan sungguh-sungguh bertobat agar kita tidak menyalibkan Tuhan Yesus kembali dan mahkota kehidupan menjadi milik kita.

Tuhan Yesus memberkati kita semua, Amin.

Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR