2207 Rema: Buruk Rupa

Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari :

*Yesaya 52 : 13-14* Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia *begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi*

Tema renungan :

*Buruk Rupa*


Charles Steinmetz, salah satu pendiri General Electric, mempunyai tubuh yang timpang sejak lahir, tubuhnya kerdil namun jenius. Ibunya meninggal saat dia berusia 1 tahun dan ayahnya miskin namun punya tekad yang luar biasa agar anaknya dapat sekolah. Semasa kanak-kanak ia tidak bisa bermain dan berlari, tetapi dia tidak minder. Saat memutuskan berimigrasi ke Amerika Serikat dari Switzerland, Steinmetz tidak dapat berbahasa Inggris sepatah kata pun.
Ia menumpang sebuah kapal dan menderita flu berat. Tiba di pelabuhan, pejabat yang berwenang pernah mau memulangkannya ke Switzerland karena ia cacat, berpakaian lusuh, namun Steinmetz menolaknya. Ia bersikeras tinggal di Amerika dan mencari pekerjaan di sana. Beberapa waktu kemudian ia mendapat pekerjaan yang menghasilkan 12 dollar per minggu.
Steinmetz adalah anak didik yang brilian dari Thomas Alva Edison, namun kita tidak pernah mendengar kekurangan fisiknya, ia kerdil, timpang, dan bungkuk. Perusahaan General Electric menemukan orang yang kerdil dan cacat, yang ternyata memiliki potensi terbaik di bidang elektronik. Keberhasilannya ditentukan oleh sikapnya yang mampu mengatasi kesukaran. Steinmetz meninggal dunia tahun 1923, komentar orang tentang dirinya: *Orang yang bungkuk ini memiliki pikiran seorang malaikat dan jiwa seorang nabi. Dia raksasa dalam pemikiran dan karyanya*.

Alkisah diatas, mungkin tidak bisa disetarakan bahkan tidak cukup menggambarkan penderitaan fisik Tuhan Yesus di Via Dolorosa sampai bukit Golgota. Namun dalam ukuran manusia biasa, bila kita berada di posisi Steinmetz tentulah kita akan merasa sangat menderita, bahkan mungkin ada masa dimana kita mengutuki diri sendiri karena dari sejak lahir sudah timpang.
Tetapi dengan belajar dari sikap Tuhan Yesus seperti yang diceritakan melalui Alkitab seperti domba yang kelu :

*Yesaya 53 : 7* Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; *seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya*


Dan belajar dari ketegaran hati Steinmetz menghadapi kehidupan pada jamannya, maka pada jaman sekarang, apakah kita putus asa menghadapi kehidupan kita? Atau ingin menolak meneruskan kehidupan ini bahkan mencoba mengakhiri hidup ini karena merasa ditolak oleh orang-orang disekitar kita?

Apabila Tuhan Yesus pada akhirnya ditinggikan, disanjung dan dimuliakan dan Steinmetz menurut pendapat orang lain memiliki pikiran seorang malaikat dan jiwa seorang nabi. Dia raksasa dalam pemikiran dan karyanya, lalu bagaimana dengan kita?
Putus asakah kita menghadapi hidup ini?
Atau sadarkah kita bahwa kita sangat berharga di mata Tuhan Yesus karena melalui kita ada kehendak Tuhan Yesus untuk menjadi perabotNYA?

*2 Timotius 2:21* “Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, *ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia*, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.”


Saudaraku, mari kita tetap semangat menghadapi kehidupan kita, mari kita berjuang untuk kemuliaan namaNYA dengan kesadaran penuh bahwa setiap kita adalah perabot rumah Allah untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan Yesus yang mulia.
Sehingga dengan demikian kita tidak perlu meratapi diri kita, termasuk meratapi beratnya beban hidup yang sedang kita hadapi bahkan mungkin ketidaknormalan tubuh kita, karena ada maksud-maksud mulia melalui diri kita yang sudah direncanakan Tuhan Yesus sejak awal mula kita diciptakan di dalam rahim ibu kita.

Selamat memaknai wafat dan bangkitnya Tuhan Yesus, selamat merenungkan masa sengsara Tuhan Yesus dan kebangkitanNYA.

Tuhan Yesus memberkati. Amin

Salam kasih,
*PD Imanuel, Jakarta*
Lilies

Komentar

Postingan populer dari blog ini

775 Regi: Kemurahan Allah Lebih Dari Hidup

2083 Rema: Hanya Yesus Jawaban Hidupku

2334 Rema: PERBEDAAN ORANG FASIK DAN ORANG BENAR