2174 Regi: Menyangkal diri
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan pagi ini diambil dari firman Tuhan:
*Ayub 9:20 (TB)* Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.
Tema renungan pagi ini:
*Menyangkal diri*
Saudaraku sebelum kita merasakan dan merenungkan firman ini, mari kita berdoa mohon tuntunan Roh Kudus .
*Bapa sumber segala berkat, ku mohon kiranya Roh Kudus HU berkenan menerangi hati pikiran dan roh ku agar aku HU mampukan untuk mengerti, memahami dan melakukan firmanHu, Amin*
Dalam kehidupan ini kebanyakan orang merasa dirinya paling benar dan menganggap orang lain yang bersalah.
Demikian juga kita sering menyalahkan atau protes pada Tuhan Yesus ketika terjadi sesuatu yang buruk atau yang tidak baik dalam hidup kita.
Saudaraku bagaimana sikap Ayub ketika hidupnya dalam kesengsaraan dan penderitaan, walau Allah sendiri menyatakan tiada seorangpun di bumi yang hidupnya saleh ,jujur dan takut kepada Allah, sebagaimana yang difirmankan dalam
*Ayub 1:8 (TB)* Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? *Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."*
Namun walau demikian apakah Ayub terus bangga, ngotot untuk membenarkan dirinya dihadapan Allah?
Lihat pernyataan Ayub pada ayat renungan di atas *Ayub 9:20* itu.
Justru di sini Ayub lebih bisa merendahkan hati, merendahkan diri di hadapan Allah dengan pernyataan pengakuan yang luar biasa, tidak seperti manusia pada umumnya yang mau benar sendiri.
Ayub sadar siapa jati dirinya di hadapan Allah, sikap hati yang sangat luar biasa itu seharusnya menjadi teladan bagi kita umat yang percaya pada Tuhan Yesus, tapi kenyataannya kita lebih sering bersikap seperti
*Amsal 16:2 (TB)* Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri*, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Jika ini yang ada dalam diri kita ,maka kita termasuk orang yang munafik, orang yang sombong, orang yang tidak bisa merendahkan diri dan kita tidak sadar siapa sebenarnya kita ini di hadapan Tuhan Allah kita. Ingat kita ini hanyalah segumpal debu yang diperkenan menikmati kemurahan dan kasih Allah saja.
Maka dari itu hendaklah kita sadar sebagaimana firman Tuhan dalam
*Roma 3:10-12 (TB)* seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Jika demikian apakah kita masih mau mempertahankan keyakinan tentang kebenaran diri kita sendiri?
Mampukah kita berkata jujur di hadapan Tuhan Allah kita bahwa kita adalah orang yang berdosa yang seharusnya mendapatkan hukuman kebinasaan?
Saudaraku mari kita yang sudah hidup baru karena rachmat dan kasih karunia Tuhan Yesus, belajar untuk menyangkal diri , supaya kita tidak di rendahkan, supaya tidak terkena hukuman Allah.
Proses menyangkal diri adalah proses yang sangat sulit dilakukan jika kita hanya mengandalkan akal budi dan kekuatan kita sendiri.
Tapi kita akan dimampukan untuk belajar menyangkal diri jika kita mau mengundang Roh Kudus menguasai dan memimpin hidup kita,asal kita mau taat, setia , mendengar dan melakukan apa yang Roh Kudus katakan dalam hidup kita.
Karena itu buka hati pikiran dan roh kita dengan terus membangun persekutuan dengan Roh Kudus dalam P3 (Pangabekti, Pandongo lan Pamuji) ,sebab jika Allah tidak membuka hati, pikiran dan roh kita maka selubung itu akan tetap menutup mata hati dan iman kita
*2 Korintus 3:14-16 (TB)* Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Tetapi *apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya*.
Selamat berproses untuk menyangkal diri dan meyakini bahwa dalam hidup kita tidak ada satupun yang benar di hadapan Allah yang Maha Kudus dan hanya karena kasih karunia Nya kita dibenarkan dan dikuduskan.
Tuhan Yesus memberkati niat baik dan kerinduan kita untuk dibentuk hidup seturut kehendak Nya, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
*Ayub 9:20 (TB)* Sekalipun aku benar, mulutku sendiri akan menyatakan aku tidak benar; sekalipun aku tidak bersalah, Ia akan menyatakan aku bersalah.
Tema renungan pagi ini:
*Menyangkal diri*
Saudaraku sebelum kita merasakan dan merenungkan firman ini, mari kita berdoa mohon tuntunan Roh Kudus .
*Bapa sumber segala berkat, ku mohon kiranya Roh Kudus HU berkenan menerangi hati pikiran dan roh ku agar aku HU mampukan untuk mengerti, memahami dan melakukan firmanHu, Amin*
Dalam kehidupan ini kebanyakan orang merasa dirinya paling benar dan menganggap orang lain yang bersalah.
Demikian juga kita sering menyalahkan atau protes pada Tuhan Yesus ketika terjadi sesuatu yang buruk atau yang tidak baik dalam hidup kita.
Saudaraku bagaimana sikap Ayub ketika hidupnya dalam kesengsaraan dan penderitaan, walau Allah sendiri menyatakan tiada seorangpun di bumi yang hidupnya saleh ,jujur dan takut kepada Allah, sebagaimana yang difirmankan dalam
*Ayub 1:8 (TB)* Lalu bertanyalah TUHAN kepada Iblis: "Apakah engkau memperhatikan hamba-Ku Ayub? *Sebab tiada seorang pun di bumi seperti dia, yang demikian saleh dan jujur, yang takut akan Allah dan menjauhi kejahatan."*
Namun walau demikian apakah Ayub terus bangga, ngotot untuk membenarkan dirinya dihadapan Allah?
Lihat pernyataan Ayub pada ayat renungan di atas *Ayub 9:20* itu.
Justru di sini Ayub lebih bisa merendahkan hati, merendahkan diri di hadapan Allah dengan pernyataan pengakuan yang luar biasa, tidak seperti manusia pada umumnya yang mau benar sendiri.
Ayub sadar siapa jati dirinya di hadapan Allah, sikap hati yang sangat luar biasa itu seharusnya menjadi teladan bagi kita umat yang percaya pada Tuhan Yesus, tapi kenyataannya kita lebih sering bersikap seperti
*Amsal 16:2 (TB)* Segala jalan orang adalah bersih menurut pandangannya sendiri*, tetapi TUHANlah yang menguji hati.
Jika ini yang ada dalam diri kita ,maka kita termasuk orang yang munafik, orang yang sombong, orang yang tidak bisa merendahkan diri dan kita tidak sadar siapa sebenarnya kita ini di hadapan Tuhan Allah kita. Ingat kita ini hanyalah segumpal debu yang diperkenan menikmati kemurahan dan kasih Allah saja.
Maka dari itu hendaklah kita sadar sebagaimana firman Tuhan dalam
*Roma 3:10-12 (TB)* seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak.
Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah.
Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Jika demikian apakah kita masih mau mempertahankan keyakinan tentang kebenaran diri kita sendiri?
Mampukah kita berkata jujur di hadapan Tuhan Allah kita bahwa kita adalah orang yang berdosa yang seharusnya mendapatkan hukuman kebinasaan?
Saudaraku mari kita yang sudah hidup baru karena rachmat dan kasih karunia Tuhan Yesus, belajar untuk menyangkal diri , supaya kita tidak di rendahkan, supaya tidak terkena hukuman Allah.
Proses menyangkal diri adalah proses yang sangat sulit dilakukan jika kita hanya mengandalkan akal budi dan kekuatan kita sendiri.
Tapi kita akan dimampukan untuk belajar menyangkal diri jika kita mau mengundang Roh Kudus menguasai dan memimpin hidup kita,asal kita mau taat, setia , mendengar dan melakukan apa yang Roh Kudus katakan dalam hidup kita.
Karena itu buka hati pikiran dan roh kita dengan terus membangun persekutuan dengan Roh Kudus dalam P3 (Pangabekti, Pandongo lan Pamuji) ,sebab jika Allah tidak membuka hati, pikiran dan roh kita maka selubung itu akan tetap menutup mata hati dan iman kita
*2 Korintus 3:14-16 (TB)* Tetapi pikiran mereka telah menjadi tumpul, sebab sampai pada hari ini selubung itu masih tetap menyelubungi mereka, jika mereka membaca perjanjian lama itu tanpa disingkapkan, karena hanya Kristus saja yang dapat menyingkapkannya.
Bahkan sampai pada hari ini, setiap kali mereka membaca kitab Musa, ada selubung yang menutupi hati mereka.
Tetapi *apabila hati seorang berbalik kepada Tuhan, maka selubung itu diambil dari padanya*.
Selamat berproses untuk menyangkal diri dan meyakini bahwa dalam hidup kita tidak ada satupun yang benar di hadapan Allah yang Maha Kudus dan hanya karena kasih karunia Nya kita dibenarkan dan dikuduskan.
Tuhan Yesus memberkati niat baik dan kerinduan kita untuk dibentuk hidup seturut kehendak Nya, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Komentar
Posting Komentar