2208 Regi: Tangisilah dirimu sendiri
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach.
Saudaraku kekasih Kristus, renungan pagi ini bertemakan:
*Tangisilah dirimu sendiri*
Dasar firman:
*Lukas 23:28 (TB)* Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan *tangisilah dirimu sendiri* dan anak-anakmu!.
Kehidupan iman kristiani tidak bisa lepas dari peristiwa salib di Kalvari.
Sebab salib adalah *jembatan bagi kita untuk meraih kehidupan yang kekal*.
Namun bagaimanakah kita memaknai peristiwa salib ini, ketika Yesus berjalan tertatih- tatih memikul salib menuju ke bukit Golgota, jalan penderitaan yaitu Via Dolorosa yang harus dilaluiNya. Bersyukur masih ada orang yang berbelaskasihan yaitu Simon dari Kirene tergerak hatinya mau menolong dan terus mengikuti Yesus dari belakang.
Tetapi dengan memikul salib yang adalah perwujudan Tuhan Yesus memikul segala beban kita, IA pun masih ada kesempatan untuk menoleh kebelakang melihat banyak pengikutNya yg menangis, maka keluarlah sabda Yesus seperti Lukas 23:28 itu
Sabda itu mengandung arti yang sangat besar, sabda ilahi penuh kuasa, sadarkah kita akan sabda itu?.
Sebab airmata kita yang dicucurkan bagi Yesus, tidak ada gunanya.
Tetapi Tuhan Yesus menghedaki agar kita menangisi diri kita sendiri, dengan sadar diri dan intropeksi, karena apa yang diderita Tuhan Yesus semuanya karena dosa-dosa kita, anak cucu kita yang seharusnya kitalah yang dicambuk, dihina dan disiksa bahkan nyawalah taruhanya, sanggupkah kita mengalaminya?
Firman ini menjadi peringatan bagi kita sebagai pengikut Kristus yang benar:
*Yakobus 4:9 (TB)* Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
Penderitaan Tuhan Yesus, seharusnya membangkitkan *keinsafan iman kita, tentang betapa lebih mengerikan penderitaan orang yang tidak serasi dengan salib Yesus Kristus*. Karena semuanya itu tidak akan luput dari murka dan hukuman Allah. Oleh karena itu, marilah kita menyatakan rasa syukur kita terhadap pengorbanan Nya *dengan menyalibkan sifat dosa kita setiap saat, hidup dalam pertobatan yang sungguh*:
*Yehezkiel 18:21 (TB)* Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Saudaraku kekasih Kristus, perhatikanlah, saat kita memandang Kristus yang tersalib dengan mata iman kita, kita harus menangis bukan menangis untuk Dia, tetapi *menangis bagi diri kita sendiri*.
(Yesaya 53: 4,5).
Kematian Nya adalah: kelepasan, penebusan dosa untuk hidup yang kekal bagi kita.
Jadi marilah kita hidup penuh syukur dengan kita wujudkan dalam hidup sehari-hari dengan rasa takut dan hormat kepada Allah yang hidup dengan terus berjuang hidup kudus, setia, taat dan tidak mendukakan Roh kudus.
Kematian Kristus di bukit Golgota, memastikan tujuan hidup yang sesungguhnya. Beratnya beban hidup yang sedang kita alami saat ini, kiranya tidak menghambat iman kita, ingatlah sabda kudusNya dalam:
*Matius 8:17 (TB)* Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: *"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."*
Selamat hari paskah Jum'at Agung, Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD.Autopia Malang*.
ernawati eliyus R.
Saudaraku kekasih Kristus, renungan pagi ini bertemakan:
*Tangisilah dirimu sendiri*
Dasar firman:
*Lukas 23:28 (TB)* Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan *tangisilah dirimu sendiri* dan anak-anakmu!.
Kehidupan iman kristiani tidak bisa lepas dari peristiwa salib di Kalvari.
Sebab salib adalah *jembatan bagi kita untuk meraih kehidupan yang kekal*.
Namun bagaimanakah kita memaknai peristiwa salib ini, ketika Yesus berjalan tertatih- tatih memikul salib menuju ke bukit Golgota, jalan penderitaan yaitu Via Dolorosa yang harus dilaluiNya. Bersyukur masih ada orang yang berbelaskasihan yaitu Simon dari Kirene tergerak hatinya mau menolong dan terus mengikuti Yesus dari belakang.
Tetapi dengan memikul salib yang adalah perwujudan Tuhan Yesus memikul segala beban kita, IA pun masih ada kesempatan untuk menoleh kebelakang melihat banyak pengikutNya yg menangis, maka keluarlah sabda Yesus seperti Lukas 23:28 itu
Sabda itu mengandung arti yang sangat besar, sabda ilahi penuh kuasa, sadarkah kita akan sabda itu?.
Sebab airmata kita yang dicucurkan bagi Yesus, tidak ada gunanya.
Tetapi Tuhan Yesus menghedaki agar kita menangisi diri kita sendiri, dengan sadar diri dan intropeksi, karena apa yang diderita Tuhan Yesus semuanya karena dosa-dosa kita, anak cucu kita yang seharusnya kitalah yang dicambuk, dihina dan disiksa bahkan nyawalah taruhanya, sanggupkah kita mengalaminya?
Firman ini menjadi peringatan bagi kita sebagai pengikut Kristus yang benar:
*Yakobus 4:9 (TB)* Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita.
Penderitaan Tuhan Yesus, seharusnya membangkitkan *keinsafan iman kita, tentang betapa lebih mengerikan penderitaan orang yang tidak serasi dengan salib Yesus Kristus*. Karena semuanya itu tidak akan luput dari murka dan hukuman Allah. Oleh karena itu, marilah kita menyatakan rasa syukur kita terhadap pengorbanan Nya *dengan menyalibkan sifat dosa kita setiap saat, hidup dalam pertobatan yang sungguh*:
*Yehezkiel 18:21 (TB)* Tetapi jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Saudaraku kekasih Kristus, perhatikanlah, saat kita memandang Kristus yang tersalib dengan mata iman kita, kita harus menangis bukan menangis untuk Dia, tetapi *menangis bagi diri kita sendiri*.
(Yesaya 53: 4,5).
Kematian Nya adalah: kelepasan, penebusan dosa untuk hidup yang kekal bagi kita.
Jadi marilah kita hidup penuh syukur dengan kita wujudkan dalam hidup sehari-hari dengan rasa takut dan hormat kepada Allah yang hidup dengan terus berjuang hidup kudus, setia, taat dan tidak mendukakan Roh kudus.
Kematian Kristus di bukit Golgota, memastikan tujuan hidup yang sesungguhnya. Beratnya beban hidup yang sedang kita alami saat ini, kiranya tidak menghambat iman kita, ingatlah sabda kudusNya dalam:
*Matius 8:17 (TB)* Hal itu terjadi supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: *"Dialah yang memikul kelemahan kita dan menanggung penyakit kita."*
Selamat hari paskah Jum'at Agung, Tuhan Yesus memberkati, amin.
*PD.Autopia Malang*.
ernawati eliyus R.
Komentar
Posting Komentar