2192 Regi : Gehazi, … Oh Gehazi!
Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Mashiach.
Judul renungan pagi ini:
*Gehazi, … Oh Gehazi!*
Firman yang mendasari dari
*2 Raja-raja 6: 11-12.*
Lalu mengamuklah hati raja Aram …, maka dipanggilnyalah pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: "Tidakkah dapat kamu memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?" Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: "Tidak tuanku raja, melainkan Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu."
Raja Aram terheran-heran, karena strategi perangnya diketahui dan serangannya selalu dimentahkan tentara Israel, hingga raja Aram habis akal serta mulai mencurigai akan adanya orang dalam yang membocorkan kepada pihak Israel.
Tetapi salah seorang pegawainya menepis pendapat itu dan menjelaskan bahwa Elisa lah yang mengetahui segala perkataan raja, bahkan ketika dia di kamar tidur. Sangat menakjubkan karunia yang dianugerahkan kepada Elisa mengetahui hal itu.
Demikian pula mujizat membangkitkan anak dari perempuan Sunem yang sudah mati
*2 Raja raja 4: 35*;
Menghindarkan kekalahan Israel dari bangsa Moab yang jauh lebih kuat ketika itu
*2 Raja-raja 3: 26*;
dan menyembuhkan penyakit kusta Naaman seorang panglima Aram
*2 Raja-raja 5: 14*.
Hal-hal ajaib telah diperkenan Allah terjadi melalui pribadi kudus, Elisa ini.
Namun sayangnya Gehazi, bujangnya, yang setiap hari bersamanya tidak menyadari akan hal ini. Ketika persembahan Naaman yang sangat banyak ditolak oleh Elisa, Gehazi secara diam-diam berinisiatif untuk “memalak client majikannya” dan mencegat perjalanan pulang Naaman serta meminta kepadanya satu talenta perak dan dua potong pakaian atas nama Elisa
*2 Raja-raja 5: 22*.
Sungguh ini merupakan perbuatan bodoh, karena Gehazi tidak menyadari Elisa mengetahui perbuatannya itu.
Benar saja, sesaat Gehazi masuk dan bertemu tuannya, Elisa bertanya: *“Dari mana, Gehazi?"*
jawabnya tegas, namun berbohong:
*“Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana!"*
Tetapi kata Elisa kepadanya:
*“Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? …”*
Akhirnya ganjaran bagi Gehazi sangat fatal,
*penyakit kusta Naaman beralih kepadanya dan anak cucunya selamanya
*2 Raja-raja 5: 25-27.*
Para kekasih Kristus, bukankah kita juga sering berlaku seperti Gehazi ini.
Tidak menyadari betapa kuasa *Allah bisa melihat tingkah laku kita, setiap angan, sikap dan tindakan kita diketahui-Nya.* Namun, tanpa beban kita mengatakan hal-hal yang tidak sejujurnya, pikiran kerap dipakai memikirkan sesuatu yang mendukakan Allah.
Perbuatan tanpa kasih kita praktekkan dipimpin akal budi manusiawi yang dangkal, bukannya mengandalkan TUHAN yang penuh kuasa.
Roh Kudus yang ditempatkan dalam hati kita tidak pernah kita sapa dan hiraukan.
*Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.*
*Mazmur 139: 2-4*
Saudaraku marilah kita sadar dan waspada *agar tidak menjadi gehazi-gehazi pada zaman ini*, dengan hidup sopan di hadapan Allah, karena setiap tindakan yang kita lakukan pasti diketahui-Nya, agar *"kusta Naaman" tidak berpindah kepada kita serta anak cucu kita, selamanya.*
TUHAN Yesus memberkati kita, haleluyah Amin.
*PD AUTOPIA – MALANG*
_gunawanwibisono_
Judul renungan pagi ini:
*Gehazi, … Oh Gehazi!*
Firman yang mendasari dari
*2 Raja-raja 6: 11-12.*
Lalu mengamuklah hati raja Aram …, maka dipanggilnyalah pegawai-pegawainya, katanya kepada mereka: "Tidakkah dapat kamu memberitahukan kepadaku siapa dari kita memihak kepada raja Israel?" Tetapi berkatalah salah seorang pegawainya: "Tidak tuanku raja, melainkan Elisa, nabi yang di Israel, dialah yang memberitahukan kepada raja Israel tentang perkataan yang diucapkan oleh tuanku di kamar tidurmu."
Raja Aram terheran-heran, karena strategi perangnya diketahui dan serangannya selalu dimentahkan tentara Israel, hingga raja Aram habis akal serta mulai mencurigai akan adanya orang dalam yang membocorkan kepada pihak Israel.
Tetapi salah seorang pegawainya menepis pendapat itu dan menjelaskan bahwa Elisa lah yang mengetahui segala perkataan raja, bahkan ketika dia di kamar tidur. Sangat menakjubkan karunia yang dianugerahkan kepada Elisa mengetahui hal itu.
Demikian pula mujizat membangkitkan anak dari perempuan Sunem yang sudah mati
*2 Raja raja 4: 35*;
Menghindarkan kekalahan Israel dari bangsa Moab yang jauh lebih kuat ketika itu
*2 Raja-raja 3: 26*;
dan menyembuhkan penyakit kusta Naaman seorang panglima Aram
*2 Raja-raja 5: 14*.
Hal-hal ajaib telah diperkenan Allah terjadi melalui pribadi kudus, Elisa ini.
Namun sayangnya Gehazi, bujangnya, yang setiap hari bersamanya tidak menyadari akan hal ini. Ketika persembahan Naaman yang sangat banyak ditolak oleh Elisa, Gehazi secara diam-diam berinisiatif untuk “memalak client majikannya” dan mencegat perjalanan pulang Naaman serta meminta kepadanya satu talenta perak dan dua potong pakaian atas nama Elisa
*2 Raja-raja 5: 22*.
Sungguh ini merupakan perbuatan bodoh, karena Gehazi tidak menyadari Elisa mengetahui perbuatannya itu.
Benar saja, sesaat Gehazi masuk dan bertemu tuannya, Elisa bertanya: *“Dari mana, Gehazi?"*
jawabnya tegas, namun berbohong:
*“Hambamu ini tidak pergi ke mana-mana!"*
Tetapi kata Elisa kepadanya:
*“Bukankah hatiku ikut pergi, ketika orang itu turun dari atas keretanya mendapatkan engkau? …”*
Akhirnya ganjaran bagi Gehazi sangat fatal,
*penyakit kusta Naaman beralih kepadanya dan anak cucunya selamanya
*2 Raja-raja 5: 25-27.*
Para kekasih Kristus, bukankah kita juga sering berlaku seperti Gehazi ini.
Tidak menyadari betapa kuasa *Allah bisa melihat tingkah laku kita, setiap angan, sikap dan tindakan kita diketahui-Nya.* Namun, tanpa beban kita mengatakan hal-hal yang tidak sejujurnya, pikiran kerap dipakai memikirkan sesuatu yang mendukakan Allah.
Perbuatan tanpa kasih kita praktekkan dipimpin akal budi manusiawi yang dangkal, bukannya mengandalkan TUHAN yang penuh kuasa.
Roh Kudus yang ditempatkan dalam hati kita tidak pernah kita sapa dan hiraukan.
*Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh. Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala jalanku Kaumaklumi. Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.*
*Mazmur 139: 2-4*
Saudaraku marilah kita sadar dan waspada *agar tidak menjadi gehazi-gehazi pada zaman ini*, dengan hidup sopan di hadapan Allah, karena setiap tindakan yang kita lakukan pasti diketahui-Nya, agar *"kusta Naaman" tidak berpindah kepada kita serta anak cucu kita, selamanya.*
TUHAN Yesus memberkati kita, haleluyah Amin.
*PD AUTOPIA – MALANG*
_gunawanwibisono_
Komentar
Posting Komentar