2193 Rema: Orang Lain adalah Cermin
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, renungan malam ini dengan tema:
*Orang Lain adalah Cermin*
Dasar firmanNya dari:
*Yohanes 8:31-42*
Nats.
*Yohanes 8:31* _Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."_
Saudara terkasih,
Pada suatu saat pejalan kaki dikejutkan oleh laju kendaraan roda dua kencang dan suara knalpot memekakkan telinga. Bagi pengendara tentu muncul rasa senang dan bangga. Demikian pula ketika di jalan raya perilaku diatas sering dijumpai. Perilaku pengendara mengganggu kedamaian orang lain. Contoh perilaku tersebut menarik ditarik dalam konteks kebebasan dan kebenaran.
Kedamaian merupakan dambaan setiap peradaban manusia. Berbagai upaya dilakukan agar kedamaian terus dapat diwujudnyatakan.
Gagasan upaya kedamaian ditawarkan oleh Castro dan Galace (2010) memberikan beberapa alternatif pengetahuan, keterampilan, dan perilaku damai yang bisa diajarkan kepada anak didik. Dalam lingkup pengetahuan, kita perlu mengajarkan pemahaman tentang perdamaian yang menyeluruh; perdamaian yang bukan hanya ketika tidak ada lagi peperangan, melainkan juga ketika berbagai masalah di masyarakat yang bersumber dari kekerasan struktural dan kultural juga terselesaikan.
Namun nyatanya perilaku kekerasan dari hari ke hari terus tersiarkan di berbagai media. Fenomena kekerasan makin meluas. Pelakunya pun lintas usia. Beragam latar sosial dan ekonomi dapat menjadi pelaku kekekerasan.
Yohanes 8:31-32 _Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."_
Perilaku kekerasan merupakan bentuk penyangkalan kebenaran. Kebenaran firman bahwa dalam diri setiap insan manusia merupakan wujud Allah. Allah mewujud dalam diri setiap manusia.
Selain itu, kekerasan wujud penyangkalan bahwa orang lain merupakan wujud diri sendiri. Orang lain merupakan gambaran diri sendiri dalam bentuk lain. Bukankah pada sudut pandang tertentu diri sendiri dan orang lain merupakan sama-sama ciptaan Allah, sama-sama citra Allah. Bahkan memiliki martabat sama.
Kemerdekaan dalam artian sempit bisa dan boleh melakukan apa pun sesuka diri sendiri. Kemerdekaan dalam artian sempit betindak sepuasnya. Kemerdekaan sejatinya ialah tindakan bebas dan benar menurut rencana dan Kehendak Allah.
Setinggi apa pun status sosial hendaklah kebebasan melakukan tindakan tetap berada dalam frame atu kerangka bebas dan benar seturut kehendak Allah. Ukuran sesuai kehendak Allah itulah acuan bertindak bebas dan merdeka.
Perilaku damai bukan sebatas karena orang lain. Perilaku benar bukan karena ada sanksi. Perilaku bebas bukan sebatas itu hak saya. Hendaknya perilaku damai diwujudkan karena kesamaan martabat manusia. Perilaku benar sesuai kehendak Allah. Perilaku bebas karena menghargai Allah dalam diri orang lain.
Mari terus berjuang menghidupkan perilaku damai-benar-bebas sesuai kerangka Allah Bapa. Orang lain merupakan bait Allah maka berjuang memposisikan orang lain merupakan cermin diri dalam bentuk lain dan Allah Bapa ada dalam diri orang lain.
Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia Malang*
_kukuh widijatmoko_
*Orang Lain adalah Cermin*
Dasar firmanNya dari:
*Yohanes 8:31-42*
Nats.
*Yohanes 8:31* _Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."_
Saudara terkasih,
Pada suatu saat pejalan kaki dikejutkan oleh laju kendaraan roda dua kencang dan suara knalpot memekakkan telinga. Bagi pengendara tentu muncul rasa senang dan bangga. Demikian pula ketika di jalan raya perilaku diatas sering dijumpai. Perilaku pengendara mengganggu kedamaian orang lain. Contoh perilaku tersebut menarik ditarik dalam konteks kebebasan dan kebenaran.
Kedamaian merupakan dambaan setiap peradaban manusia. Berbagai upaya dilakukan agar kedamaian terus dapat diwujudnyatakan.
Gagasan upaya kedamaian ditawarkan oleh Castro dan Galace (2010) memberikan beberapa alternatif pengetahuan, keterampilan, dan perilaku damai yang bisa diajarkan kepada anak didik. Dalam lingkup pengetahuan, kita perlu mengajarkan pemahaman tentang perdamaian yang menyeluruh; perdamaian yang bukan hanya ketika tidak ada lagi peperangan, melainkan juga ketika berbagai masalah di masyarakat yang bersumber dari kekerasan struktural dan kultural juga terselesaikan.
Namun nyatanya perilaku kekerasan dari hari ke hari terus tersiarkan di berbagai media. Fenomena kekerasan makin meluas. Pelakunya pun lintas usia. Beragam latar sosial dan ekonomi dapat menjadi pelaku kekekerasan.
Yohanes 8:31-32 _Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."_
Perilaku kekerasan merupakan bentuk penyangkalan kebenaran. Kebenaran firman bahwa dalam diri setiap insan manusia merupakan wujud Allah. Allah mewujud dalam diri setiap manusia.
Selain itu, kekerasan wujud penyangkalan bahwa orang lain merupakan wujud diri sendiri. Orang lain merupakan gambaran diri sendiri dalam bentuk lain. Bukankah pada sudut pandang tertentu diri sendiri dan orang lain merupakan sama-sama ciptaan Allah, sama-sama citra Allah. Bahkan memiliki martabat sama.
Kemerdekaan dalam artian sempit bisa dan boleh melakukan apa pun sesuka diri sendiri. Kemerdekaan dalam artian sempit betindak sepuasnya. Kemerdekaan sejatinya ialah tindakan bebas dan benar menurut rencana dan Kehendak Allah.
Setinggi apa pun status sosial hendaklah kebebasan melakukan tindakan tetap berada dalam frame atu kerangka bebas dan benar seturut kehendak Allah. Ukuran sesuai kehendak Allah itulah acuan bertindak bebas dan merdeka.
Perilaku damai bukan sebatas karena orang lain. Perilaku benar bukan karena ada sanksi. Perilaku bebas bukan sebatas itu hak saya. Hendaknya perilaku damai diwujudkan karena kesamaan martabat manusia. Perilaku benar sesuai kehendak Allah. Perilaku bebas karena menghargai Allah dalam diri orang lain.
Mari terus berjuang menghidupkan perilaku damai-benar-bebas sesuai kerangka Allah Bapa. Orang lain merupakan bait Allah maka berjuang memposisikan orang lain merupakan cermin diri dalam bentuk lain dan Allah Bapa ada dalam diri orang lain.
Tuhan Yesus memberkati, Amin
*PD Autopia Malang*
_kukuh widijatmoko_
Komentar
Posting Komentar