2195 Rema: Andai ku ada di Golgota
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini dengan tema :
*Andai ku ada di Golgota*
Saat gladi bersih untuk ibadah kamis putih dan Jumat Agung sedang berlangsung, saya tertegun dengan pemeran Tuhan Yesus dan Maria yang menangis dibawah salib Yesus.
Pemeran Tuhan Yesus sangat menghayati perannya, begitu juga dengan pemeran Maria yang berada di seputaran salibNya.
Malam itu seakan saya dibawa ke suasana pedih dan menyayat hati saat detik-detik Tuhan Yesus disalib di Golgota.
*Yohanes 19:18 (TB)* Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah.
Tergerakkah hati kita bila kita mengenang saat penyaliban meski kita tidak ada di Golgota saat itu?
Atau apakah kita menganggap ibadah ini adalah kegiatan rutin biasa yang terjadi setiap tahun?
Ataukah kita bangga telah menyengsarakan Tuhan Yesus?
Ketika kita mencoba memahami saat-saat dimana Tuhan Yesus akan wafat, sungguh sangat memilukan karena *DIA disalib kesakitan sampai wafat BUKAN karena salah dan dosanya*, seperti 2 penjahat disampingnya. Sungguh MULIA pengorbananNYA tiada tara dan tandingnya.
Tuhan Yesus sebagai manusia mengalami kepedihan dan kesakitan yang luar biasa *demi menebus dosa-dosa kita*.
Maukah kita mengakui dosa-dosa kita dan memperbaharui hidup dengan tidak mengulang dosa kita yang menikam lambungNYA?
*1 Yohanes 2:12*
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
Marilah saudaraku hayati sengsara Yesus dan jangan mengikuti paham _dolorisme_ yang bangga melakukan kesengsaraan bagi Tuhan Yesus lagi.
Ingatlah selalu akan karya keselamatan yang telah dilakukan bagi kita.
Balaslah kebaikanNYA dengan lebih rajin dan sungguh-sungguh menyatakan kasihNya seperti yang dilakukan oleh Yusuf Arematea atau Nikodemus, agar kerelaan pengorbanan Tuhan Yesus makin banyak dimengerti oleh banyak umat ciptaan yang dikasihiNya.
Selamat menghayati sengsara, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Haleluyah Tuhan Yesus memberkati kita amin.
Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies
*Andai ku ada di Golgota*
Saat gladi bersih untuk ibadah kamis putih dan Jumat Agung sedang berlangsung, saya tertegun dengan pemeran Tuhan Yesus dan Maria yang menangis dibawah salib Yesus.
Pemeran Tuhan Yesus sangat menghayati perannya, begitu juga dengan pemeran Maria yang berada di seputaran salibNya.
Malam itu seakan saya dibawa ke suasana pedih dan menyayat hati saat detik-detik Tuhan Yesus disalib di Golgota.
*Yohanes 19:18 (TB)* Dan di situ Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah-menyebelah, Yesus di tengah-tengah.
Tergerakkah hati kita bila kita mengenang saat penyaliban meski kita tidak ada di Golgota saat itu?
Atau apakah kita menganggap ibadah ini adalah kegiatan rutin biasa yang terjadi setiap tahun?
Ataukah kita bangga telah menyengsarakan Tuhan Yesus?
Ketika kita mencoba memahami saat-saat dimana Tuhan Yesus akan wafat, sungguh sangat memilukan karena *DIA disalib kesakitan sampai wafat BUKAN karena salah dan dosanya*, seperti 2 penjahat disampingnya. Sungguh MULIA pengorbananNYA tiada tara dan tandingnya.
Tuhan Yesus sebagai manusia mengalami kepedihan dan kesakitan yang luar biasa *demi menebus dosa-dosa kita*.
Maukah kita mengakui dosa-dosa kita dan memperbaharui hidup dengan tidak mengulang dosa kita yang menikam lambungNYA?
*1 Yohanes 2:12*
Aku menulis kepada kamu, hai anak-anak, sebab dosamu telah diampuni oleh karena nama-Nya.
Marilah saudaraku hayati sengsara Yesus dan jangan mengikuti paham _dolorisme_ yang bangga melakukan kesengsaraan bagi Tuhan Yesus lagi.
Ingatlah selalu akan karya keselamatan yang telah dilakukan bagi kita.
Balaslah kebaikanNYA dengan lebih rajin dan sungguh-sungguh menyatakan kasihNya seperti yang dilakukan oleh Yusuf Arematea atau Nikodemus, agar kerelaan pengorbanan Tuhan Yesus makin banyak dimengerti oleh banyak umat ciptaan yang dikasihiNya.
Selamat menghayati sengsara, kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.
Haleluyah Tuhan Yesus memberkati kita amin.
Salam kasih
*PD Imanuel Jakarta*
Lilies
Komentar
Posting Komentar