1869 Rema: DALAM KENDALI BAPA
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan malam ini diambil dari firman Tuhan:
*Yesaya 38:18-19* (TB) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu. Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
Dengan tema:
*DALAM KENDALI BAPA*
Dalam sabda di atas dikemukakan bahwa manusia yang masih hiduplah yang mampu mengucap syukur kepada-Nya. Coba mari kita cek, apakah kita sudah mampu melakukannya?
Segala sesuatu yang terjadi sepengetahuan dan seizin Bapa. Saat seseorang mengecewakan dan mengkhianati kita, pasti awalnya hati kita sangat sedih, marah, kecewa, sakit, dan penuh luka. Wajar jika air mata pun tak terbendung. Namun, saat teringat kehadiran Bapa di dunia yang mengalami semua jenis keadaan yang tidak enak, berbagai penderitaan fisik dan psikhis dari ringan hingga terberat, itulah contoh bagaimana kita harus bersikap tepat. Bapa telah memberikan teladan konkret bagaimana menghadapi permasalahan di dunia ini dengan berserah, bersandar pada kehendak-Nya.
Oh, jangankan kepada kita, Bapa sendiri yang sengaja turun tahta menjelma menjadi manusia dengan inisiatif membantu, menolong, menebus dosa, bahkan menyelamatkan manusia ternyata tidak dihargai sama sekali. Malahan Bapa dihina, diludahi, dicambuk, diolok, didera, bahkan dibunuh hingga disalibkan. Bukankah ini bukti bahwa manusia itu begitu bejat dan dunia pun semakin jahat?
*Mazmur 14:3* (TB) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Maka, kepada kita pun diberikan kesempatan mencicip memikul salib kecil, penderitaan ringan semampu kita agar kita bisa menghayati besar dan mulia-Nya kasih karunia penyelamatan dan penebusan-Nya.
*Wahyu 2:10* (TB) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Puji Tuhan Yesus akhirnya kita bisa tenang dan menerima kenyataan dengan sukacita. Akar pahit yang bersemayam dalam hati pun tercerabut oleh kasih karunia-Nya semata. Kita tidak takut penderitaan apa pun karena
*Filipi 4:13* (TB) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Peristiwa pahit itu diizinkan-Nya terjadi agar kita lebih menghayati kasih karunia Bapa. Haleluya. Itulah maka dipesankan agar bersukacita dalam segala hal. Ingat, dalam segala hal berarti tidak pilih-pilih, yang enak mau, yang tidak enak tidak mau serta bersungut-sungut menggerutu.
*Mazmur 104:34* (TB) Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN.
Jika kita mampu mengucap syukur dan bersukacita, hal itu akan menjadi renungan yang terdengar manis bagi-Nya. Jika menggerutu dan bersungut, akan beda halnya! Maka, mari kita bersorak-sorak dan bersukacita sebab Bapa mengetahui segala hal yang kita alami dan rasakan. Semua di dalam kendali-Nya belaka!
*Mazmur 31:8* (TB) Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku,
Kasih karunia dari Allah Bapa, Putra, dan Roh kudus memampukan kita melaksanakan sabda ini. Amin. Imanuel
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
*Yesaya 38:18-19* (TB) Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu. Tetapi hanyalah orang yang hidup, dialah yang mengucap syukur kepada-Mu, seperti aku pada hari ini; seorang bapa memberitahukan kesetiaan-Mu kepada anak-anaknya.
Dengan tema:
*DALAM KENDALI BAPA*
Dalam sabda di atas dikemukakan bahwa manusia yang masih hiduplah yang mampu mengucap syukur kepada-Nya. Coba mari kita cek, apakah kita sudah mampu melakukannya?
Segala sesuatu yang terjadi sepengetahuan dan seizin Bapa. Saat seseorang mengecewakan dan mengkhianati kita, pasti awalnya hati kita sangat sedih, marah, kecewa, sakit, dan penuh luka. Wajar jika air mata pun tak terbendung. Namun, saat teringat kehadiran Bapa di dunia yang mengalami semua jenis keadaan yang tidak enak, berbagai penderitaan fisik dan psikhis dari ringan hingga terberat, itulah contoh bagaimana kita harus bersikap tepat. Bapa telah memberikan teladan konkret bagaimana menghadapi permasalahan di dunia ini dengan berserah, bersandar pada kehendak-Nya.
Oh, jangankan kepada kita, Bapa sendiri yang sengaja turun tahta menjelma menjadi manusia dengan inisiatif membantu, menolong, menebus dosa, bahkan menyelamatkan manusia ternyata tidak dihargai sama sekali. Malahan Bapa dihina, diludahi, dicambuk, diolok, didera, bahkan dibunuh hingga disalibkan. Bukankah ini bukti bahwa manusia itu begitu bejat dan dunia pun semakin jahat?
*Mazmur 14:3* (TB) Mereka semua telah menyeleweng, semuanya telah bejat; tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak.
Maka, kepada kita pun diberikan kesempatan mencicip memikul salib kecil, penderitaan ringan semampu kita agar kita bisa menghayati besar dan mulia-Nya kasih karunia penyelamatan dan penebusan-Nya.
*Wahyu 2:10* (TB) Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.
Puji Tuhan Yesus akhirnya kita bisa tenang dan menerima kenyataan dengan sukacita. Akar pahit yang bersemayam dalam hati pun tercerabut oleh kasih karunia-Nya semata. Kita tidak takut penderitaan apa pun karena
*Filipi 4:13* (TB) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.
Peristiwa pahit itu diizinkan-Nya terjadi agar kita lebih menghayati kasih karunia Bapa. Haleluya. Itulah maka dipesankan agar bersukacita dalam segala hal. Ingat, dalam segala hal berarti tidak pilih-pilih, yang enak mau, yang tidak enak tidak mau serta bersungut-sungut menggerutu.
*Mazmur 104:34* (TB) Biarlah renunganku manis kedengaran kepada-Nya! Aku hendak bersukacita karena TUHAN.
Jika kita mampu mengucap syukur dan bersukacita, hal itu akan menjadi renungan yang terdengar manis bagi-Nya. Jika menggerutu dan bersungut, akan beda halnya! Maka, mari kita bersorak-sorak dan bersukacita sebab Bapa mengetahui segala hal yang kita alami dan rasakan. Semua di dalam kendali-Nya belaka!
*Mazmur 31:8* (TB) Aku akan bersorak-sorak dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku, telah memperhatikan kesesakan jiwaku,
Kasih karunia dari Allah Bapa, Putra, dan Roh kudus memampukan kita melaksanakan sabda ini. Amin. Imanuel
*PD AUTOPIA MALANG*
Ninik SR
Komentar
Posting Komentar